Modesta Bhoko, S.Pd.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kehilangan Sosok Pemimpin

Pada hari rabu tanggal 01 pebruari 2022, merupakan hari yang tidak dilupakan bagi kamis anak dan cucunya. Memang suda sekitar dua minggu bapak dikabarkan sakit, tapi masi bisa makan maupun minum. Bahkan kami masih sempat berkomunikasi dengan bapak, walaupun hanya cuman sebentar. Masuk minggu ketiga, bapak semakin ngedrup, tidak mau makan ataupun minum. Kalau dipaksa paling cuman satu suap, kalau lanjut suap maka akan muntah kembali. Tidak bisa dibawa ke rumah sakit, karena letak kampung diatas gunung, dan pada saat itu dikampung setiap hari hujan angin. Jadi tidak ada orang yang berani mengantar ke ruamah sakit yang letaknya cukup jauh, apa lagi dengan medan jalan yang sangat sulit.

Memang dari malam kami sekeluarga susah tidur, tapi malam itu kami sempat komunikasi dengan kakak yang merawat orang tua dikampung, kata kakak bapak kelihatan malam itu tidur dengan tenang, tidak seperti malam yang lalu dan juga sudah mulai makan bubur satu sampai dua sendok. Saya bertanya apakah bapak akan baik-baik saja?. Kakak menjawab “jangan kewatir bapak akan baik saja, kita berdoa saja”. Saya mengatakan kami percaya sama kakak, karena kami tidak bisa melihat keadaan bapak secara langsung.

Pada hari rabu subuh sekitar pukul 03.00 HP saya berdering. Terdengar suara adik bungsu namanya Martinus May, dengan terbantah-bantah beliu mengatakan “Bapak sudah tidak bersama kita lagi”. Langsung menutupkan obrolan itu, antara percaya dan tidak, air mata bercucuran saya merasakan kesedihan yang paling mendalam. Rasanya tidak terima, karena tidak sempat merawat bapak. Apalagi selama bapak sakit, beliau selalu menyebut nama anak-anaknya. Maafkan kami bapak tidak bisa mendampingi bapak disaat-saat terakhir

Teringat kembali saat kami pulang kampung bulan juni 2022.karena kami anak-anak banyak yang bekerja di Kalimantan timur. Bapak tampak sangat bahagia. Kami sempat mengajak bapak-mama ke tempat wisata 17 Pulau yang terletak di Riung, Nage Keo Flores. Dan juga mengajak mandi air panas yang terletak di Mbai kab Nage Keo juga. Bapak sangat senang dengan kehadiran anak cucunya. Bapak menutup mata pada usia 98 tahun, kurang 2 tahun untuk menginjak angka 100. Sebagai manusiawi merasa tidak terima, karena orang yang disayang diambil, tapi kembali saya percaya, bahwa hidup bapak tidak dilenyapkan melainkan hanya diubah.

Saya percaya bahwa sekarang bapak sudah bahagia bersama para kudus disurga. Hari ini bertepat dengan 40 hari kepergiaan bapak. Bapak tidak merasa sakit lagi, tidak merasakan pahit manis menjalankan kehidupan didunia ini. Kami anak-cucu sangat saya bapak/oppa, hanya doa yang bisa kami kirim untuk mengiringi perjalananya menuju kekediaman yang abadi. I LOVE YOU BAPAK

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post