Benderaku (Puisi Kemerdekaan)
Di rintik pagi,
angin tiada berhembus,
hanya gemercik,
saling bersahut menderu waktu.
Gerimis itu,
menggulung-gulung mencipta hujan,
hingga aku benamkan rasa,
terbawa gamang di hari kemerdekaanku.
Ah, peduli apa kau!
aku harus tetap menghormat bendera,
hingga kau,
tak dapat membunuh semangat di dada.
Benderaku,
akan terus berkibar,
di segenap penjuru waktu,
di sepanjang perjalanan zaman.
Aku 'kan tetap setia,
aku 'kan tetap menjaga,
walau bercampur semua rasa,
hingga nanti kututup usia.
Untukmu Indonesiaku,
I love you full.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Top banget. Semangat
Jos
Subhanallah...
Bangga jadi bangsa Indonesia. .. ! Manteb
Ok Bu, nanti sy coba kirim. Terima kasih
Puisinya bagus, Pak. Kebetulan saya ikut mengelola sebuah media sastra online. Kirim 3 Puisi bapak plus foto diri dan biodata. Kirim ke [email protected] Kami tunggu, ya......
Bapak bisa membuka ReadPublik.com untuk membaca karya teman-teman. Semangat!!!