Mohamad Ridwan

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

"KONTROVERSI SEBUAH FILM"

Ketika sedang asyiknya membuka akun sosial media tak sengaja sebuah berita yang sedang ramai di perbincangkan kalangan anak muda dari sebuah media online melintas di beranda, berita itu tidak lain adalah tentang kontroversi film " the santri" yang mendapat reaksi dari berbagai kalangan termasuk dari para ulama, karena rasa penasaran saya pun membacanya.

Film yang dibintangi oleh Emil Dardak dan Wirda Mansur yaitu putri dari Ustadz Yusuf Mansur. Salah satu Ulama yang berpendapat adalah Ustadz kondang yang sudah tidak asing lagi di telinga kita adalah Ustadz Abdul Somad, beliau berpandangan bahwa dalam film tersebut ada beberapa adegan yang bertentangan dengan syariat Islam.

Beliau mengatakan bahwa haram hukumnya masuk ke rumah ibadah agama lain, karena Nabi Muhammad SAW tidak mau masuk ke dalam tempat yang di dalamnya ada patung berhala. Maka dalam Islam madzhab Syafi'i mengharamkan masuk ke dalam rumah ibadah (yang) di dalamnya ada berhala.

Kemudian beliau juga mengatakan tentang masalah laki-laki dan perempuan yang bukan mahram dengan mesranya, dan orang-orang yang di pesantren pun ketika melihat cuplikan itu mengatakan bahwa ini bukanlah gambaran anak pesantren, oleh karena itu Jangan sampai anak-anak terjerumus dalam kemaksiatan.

Film yang d produksi oleh PBNU dan menggandeng sutradara Livi Zheng yang rencananya akan ditayangkan mulai April 2020 itu pun mendapat komentar dari ketua Front Santri Indonesia (FSI) Hanif Alatas "Front Santri Indonesia menolak film the santri karena tidak mencerminkan akhlak dan tradisi santri yang sebenarnya"

Berbeda dengan kedua tokoh di atas Said Aqil Siraj selaku ketua PBNU beliau mengatakan bahwa Film tersebut bisa menjad media dakwah Islam, konteks yang diangkat yakni soal pendidikan, budaya, akhlak dan juga bisa memperkokoh Islam Nusantara, Islam yang harmonis dengan budaya, kecuali budaya yang bertentangan dengan syariat, melalui film ini kita dakwah kan Islam yang santun menjadikan Indonesia kiblat peradaban.

Dari pandangan beberapa tokoh di atas Kita selaku konsumen tentunya bisa memilih dampak positif dan negatifnya dari sebuah film yang ditonton, semoga para generasi juga lebih cerdas lagi dalam menyikapi sebuah film mana yang layak ditonton atau tidak, sehingga terhindar dari hal-hal yang bisa merusak pendidikan, budaya, dan akhlak.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Film dgn misi yg bagus, tp kurang pas sepertinya kl memilih santri(pesantren) sbg dutanya. Mkgn lbh mengena kl sesuatu yg universal yg digunakan sbg pemersatu keberagaman, bukan masalah peribadatan dan lembaga (peantren)yg jelas mengusung eksklusifitas.

19 Sep
Balas

Kontroversi yah, gak pa pa. Itu ajang ijtihad. Sukses selalu dan barakallahu fiik

19 Sep
Balas

Aamiin ya rabbal alamiin, mksh bunda..

19 Sep
Balas



search

New Post