mohammad husain

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

SEKOLAH SEBAGAI TAMAN BUKAN TAHANAN

BEST PRACTISE

MANAJEMEN PERUBAHAN IHT

UNTUK MEWUJUDKAN SEKOLAH SEBAGAI TAMAN BUKAN SEBAGAI TAHANAN

DI SMA NEGERI BANYUMAS

TAHUN 2014/2015

Oleh :

Mohammad Husain

(Kepala SMA Negeri Banyumas)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah sebagai wahana yang aman, nyaman dan menyenangkan merupakan dambaan masyarakat pembelajar. Kenyataan menunjukkan bahwa selama ini sekolah dipandang sebagai sebuah ruang yang menakutkan,menegangkan dan membosankan. Agar siswa dapat tumbuh dan berkembang potensinya perlu adanya “Sekolah Menyenangkan”. Untuk mewujudkan sekolah menyenangkan maka harus dapat menciptakan sekolah sebagai taman bukan sebagai tahanan. Untuk mewujudkan hal tersebut, semua warga sekolah harus terlibat dan kepala sekolah harus bertindak sebagai komandannya. Untuk itulah diperlukan adanya manajemen perubahan untuk mewujudkan “Sekolah Menyenangkan” .

Manajemen perubahan adalah suatu proses, alat dan teknik untuk mengelola orang-orang untuk berubah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tujuan utama dari perubahan itu adalah untuk meningkatkan kinerja organisai atau sekolah dengan cara mengubah bagaimana cara mengerjakan pekerjaan yang lebih baik.

Dalam menghadapi adanya perubahan hal yang perlu dicermati adalah mengenali elemen perubahan dengan sikap terbuka, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar dapat mengelola perubahan sehingga menjadi sekolah yang adaptif terhadap perubahan. Menjadi kepala sekolah profesional memerlukan daya adaptasi terhadap perubahan dengan menjadi kepala sekolah pembelajar dengan kepemimpinan transformasional.

Dalam menyikapi perubahan diperlukan adanya agen perubahan (agent of change), yaitu individu atau kelompok yang terlibat dalam merencanakan perubahan dan mengimplementasikannya. Kepala sekolah adalah orang pertama yang harus menjadi agen perubahan. Adapun peran agen perubahan adalah sebagai berikut :

a. Katalis adalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin untuk meyakinkan pendidik dan tenaga kependidikan di masing-masing sekolah yang dipimpinnya bahwa perubahan yang dilakukan akan membuat sekolah menjadi lebih baik.

b. Pemberi solusi adalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin dapat memberi jalan keluar untuk pemecahan masalah yang dialami warga sekolah dalam melakukan perubahan.

c. Mediator adalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin untuk menjadi perantara membantu melancarkan proses perubahan.

d. Penghubung sumber daya adalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin untuk menghubungkan antar warga sekolah untuk berpartisipasi dalam proses perubahan dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya.

Untuk mempersiapkan adanya tindakan perubahan itu, saya segera melakukan pendekatan pada warga sekolah untuk mendapatkan masukan-masukan yang bermanfaat, dan saya sering keliling sekolah untuk melihat kekurangan- kekurangan sekolah yang akan saya perbaiki. Walaupun saya tidak dapat menyelesaikan semua masalah yang ada, tapi saya optimis dapat melakukan perubahan yang lebih baik. Saya berkomitmen akan mulai melakukan perubahan secepatnya, dari yang paling kecil dan yang paling mendasar. Saya yakin sekecil apapun tindakan perubahan yang saya lakukan akan lebih penting dari pada saya hanya melakukan rutinitas atau kebiasaan yang sudah ada walaupun terasa lebih nyaman. Saya yakin untuk menyongsong kemajuan sekolah sesuai dengan mimpi bersama warga sekolah, lewat visi sekolah membutuhkan masa transisi dan inovasi. Itulah saatnya saya harus menerapkan manajemen perubahan.

B. Permasalahan

Dari hasil analisis lingkungan yang saya temukan , maka dapat diketemukan beberapa kekurangan di SMA Negeri Banyumas yaitu:

1. Belum terwujudnya “Sekolah menyenangkan”.

2. Belum terlibatnya semua warga sekolah dalam membangun keunggulan sekolah.

3. Belum tercapainya prestasi-prestasi sekolah.

Dari kekurangan tersebut maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana mewujudkan ‘Sekolah Menyenangkan”?

2. Bagaimana memberdayakan warga sekolah?

3. Prestasi apa saja yang dapat diraih?

C. Strategi Pemecahan Masalah

Untuk pemecahan masalah tersebut saya menggunakan strategi manajemen perubahan IHT (Intervensi-Habituasi-Teladan) untuk mewujudkan Sekolah Menyenangkan dan Berprestasi.

Gambar 1: Kerangka pikir manajemen perubahan

Intervensi

Pemberian masukan atau perlakuan kepada seluruh warga sekolah. Perlakuan yang saya bangun adalah dengan memberikan mimpi kepada warga sekolah tentang kemana sekolah ini mau kita bawa, bagaimana mewujudkan” Sekolah Menyenangkan”? Sekolah impian ini akhirnya berlabuh dengan terbentuknya visi sekolah yang baru hasil refleksi dan evaluasi visi sekolah yang lama. Kemudian menanamkan persamaan mainset pada seluruh warga sekolah tentang visi sekolah melalui Fokus Group Discussian (FGD) pada guru karyawan dan siswa, misalnya group “Embun Pagi” ( dari guru dan karyawan); Laskar Pelangi (dari guru yang mengintegrasi PKLH); Green Team (dari MPK dan Osis) , Pendekar Lingkungan (dari Pecinta Alam) serta Saka Kalpataru (dari Pramuka). Pendekatan atau strategi dalam menanamkan mainset dan sekaligus pemberdayaan (Empowering) warga sekolah, saya menggunakan pendekatan HADIR (Hati- Dekat-Inovasi-Refleksi).

Dalam rangka pemberdayaan warga sekolah saya lebih mengedepankan humanis dengan menggunakan Hati nurani. Dengan hati nurani ini saya dapat Dekat secara emosional sehingga saya lebih mudah menjalin komunikasi. Dalam rangka untuk mengubah arah dan perjalanan visi sekolah maka perlu adanya Inovasi. Karena manajemen perubahan akan selalu melewati masa transisi dan inovasi, sehingga dapat beradaptasi dengan perubahan itu.

Habituasi

Merupakan tahap pembiasaan untuk melakukan aksi-aksi yang telah dilakukan melalui komunitas masing-masing. Semua program aksi yang dilakukan adalah untuk memberikan suasana sekolah sebagai taman yang menyenangkan. Pembiasaan ini akan menjadi lebih efektif untuk mempertahankan dan memiliki efek keberlanjutan terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam setiap aksi yang dilakukan. Nilai-nilai ini menjadi kebiasaan dan kebiasaan menjadi karakter dan selanjutnya akan menjadi budaya dan kultur sekolah yang menyenangkan.

Teladan

Memberi contoh dan menjadi contoh adalah merupakan unsur penting dalam memberikan keteladanan. Keteladanan ini harus dimiiki oleh komunitas sekolah untuk mewujudkan sekolah menyenangkan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah

Menurut Tim Creacev, Direktor of Research and Development Prosci Research (2011) manajemen perubahan diartikan sebagai berikut, "Change management: the process, tools and techniques to manage the people-side of change to achieve a required business outcome. Ultimately, the goal of change is to improve the organization by altering how work is done".

Manajemen perubahan adalah suatu proses, alat dan teknik untuk mengelola orang-orang untuk berubah dalam rangka mencapai tujuan bisnis (sekolah) yang telah ditentukan. Tujuan utama dari perubahan itu adalah untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan cara mengubah bagaimana cara mengerjakan pekerjaan yang lebih baik.

Untuk mengubah bagaimana orang mau mengubah kebiasaan atau perilaku yang selama ini mereka anggap tidak ada masalah bahkan mereka beranggapan tidak perlu berubah itu sulit. Oleh sebab itu dibutuhkan teknik atau strategi tertentu, agar mereka merasa bahwa perubahan itu merupakan suatu kebutuhan untuk mencapai suatu kenyamanan di masa yang akan datang. Lingkungan dapat membentuk karakter manusia untuk berubah, dan manusiapun dapat mempengaruhi perubahan lingkungan. Otto Soemarwoto mengatakan bahwa :”Hanya dengan lingkungan yang baik manusia akan berkembang secara optimal, dan hanya dengan manusia yang baik lingkungan akan berkembang kea rah yang optimal”.

Dari alasan tersebut, maka saya menggunakan strategi IHT (Intervensi-Habituasi-Teladan), artinya untuk mengubah manusia untuk mewujudkan sekolah menyenangkan adalah dengan Intervensi artinya kita harus memberikan perlakuan atau memanipulasi kondisi untuk mempercepat perubahan. Habituasi adalah proses pembiasaan terhadap prilaku-prilaku yang menyenangkan sehingga menjadi sebuah kultur sekolah, sedangkan teladan ditujukan untuk mempertahanankan nilai-nilai yang ada dalam kultur sekolah menyenangkan.

B. Dampak yang Dicapai

Hasil yang dicapai dalam melaksanakan manajemen perubahan IHT untuk menumbuhkan Sekolah Menyenangkan:

1. Intervensi :

a. Tersusunnya Visi sekolah yang baru : Terwujudnya Peserta Didik yang :

Unggul, Luhur, Terampil, Kreatif dan Cinta Lingkungan dilandasi Iman dan Takwa.

b. Tersosialisasikannya model pembelajaran yang menyenangkan dan mencerdaskan melalui pembelajaran yang relevan dengan kehidupan dan pembelajaran yang bermakna.

c. Tersusunnya master plan perubahan lingkungan fisik sekolah diantaranya :

1) Penataan halaman luar sekolah sebagai Public Rest Area.

2) Pembuatan dua gerbang masuk sekolah untuk masuk dan keluar.

3) Masjid IQRA

4) Indor olah raga Graha Laga untuk basket, tennis lapangan dan ruang seni

5) Koperasi Siswa (SMABA MART)

6) Kantinku Sehat

7) Clinic Center

8) Rumah Sanggar Pramuka

9) Bale Siswa

10) Ruang guru sebagai Ruang Tainning Center

11) Ruang Tamu

12) Ruang TU

13) Ruang Riset Siswa

14) Kantor Bank Sampah

15) Rumah Pengolah Sampah

16) Apotek Hidup

17) Kebun Buah

18) Hutan Sekolah

19) Green House

20) Taman-taman sekolah dengan Gazebo

21) Ruang Hijau Terbuka

22) Rumah jalan dengan Markisa sebagai flora pesona sesuai SK sekolah

23) Stadion Juara:Lapangan sepak bola, lapangan Volly dan lapangan futsal

24) Ruang kegiatan siswa, yaitu ruang sekretariatan masing-masing kegiatan kesiswaan / ekstrakurikuler.

25) Kolam ikan untuk penangkaran ikan endemis banyumas yaitu ikan baceman dan ikan brek sesuai SK sekolah.

2. Habituasi

Ala bisa karena biasa. Itulah ungkapan yang tepat untuk membuat kita dapat melakukan sesuatu yang dianggap sulit sehingga menjadi mudah. Pembiasaan merupakan rekapitulasi aksi yang dapat menjadi aksi itu lebih efektif. Pembiasaan juga dapat menjamin sebuah tindakan itu dapat berkelanjutan atau “Istiqomah”. Kebiasaan itu akan dapat menjadi watak, dan watak itu akan menjadi budaya. Jadi kalau kita biasakan yang baik, maka kita akan berwatak baik, dan jika kita berwatak baik maka kita akan memiliki budaya yang baik.

Pembiasaan nilai-nilai yang baik, misalnya kedisiplinan, kebersihan, Kerapihan, keindahan, kesehatan, keramahan, kekeluargaan akan membangun “Sekolah Menyenangkan”. Pola pembiasaan ini dapat membuat warga sekolah memiliki kultur sekolah disiplin, bersih, rapi,indah, sehat dan ramah.

Kenyataan fenomena tersebut terlihat di SMA Negeri Banyumas, yaitu siswa displin belajar, guru disiplin mengajar, lingkungan sekolah tertata bersih, rapi, indah , sehat dan warga sekolah yang ramah.

3. Keteladanan

Tidak ada pendekatan yang paling tepat dalam membangun sebuah peradaban melainkan keteladaanan. Rasulullah berhasil mendidik ummatnya dengan keteladanan. Kepala sekolah harus menjadi contoh yang baik bagi warga sekolah, guru juga harus menjadi contoh yang baik, bukan sekedar memberi contoh kepada siswanya. Keteladanan yang saya rintis dan laksanakan untuk membangun karakter melalui program-program aksi dintaranya :

a. Embun Pagi pada pukul 06.30 yaitu kegiatan guru dan karyawan bersalaman di halaman sekolah dilanjutkan dengan siraman pagi yang berisi ucapan terima kasih dari kepala sekolah atas kerja samanya sehingga hari kemarin dapat kita lalui dengan sukses dan hari ini kita bertekat untuk mensukseskan lebih baik lagi, kemudian disampaikan prestasi-prestasi dan informasi penting, dilanjutkan berdoa dan di akhiri dengan yel-yel sekolah yaitu : “SMA… UNGGUL!: SMABA …JAYA; KERJA… ASYIK; ADIWIYATA…YES; SEKOLAH SEHAT… YES;”. SEKOLAH BERKARAKTER… YES; GREEN SCHOOL… YES. Kemudian Bapak ibu guru dan karyawan masuk kantor dengan berjabatan tangan dengan kepala sekolah sebagai absen humanis dan disampaikan ucapan terima kasih atas kehadirannya.

Kegiatan ini untuk menumbuhkan karakter sosial, kerja sama, saling menghargai,menumbuhkan motivasi kerja, dan karakter relegius.

b. Thing…thing…Pak Post Lewat, kegiatan ini saya lakukan untuk mengelilingi sekolah pada pagi hari untuk mengontrol keadaan dan menyapa warga sekolah dengan naik sepeda sekolah. Kegiatan ini untuk menumbuhkan karakter disiplin untuk warga sekolah dan karakter sosial.

c. Pengolahan sampah yaitu terpilahnya sampah organik dan an organik yang terbagi menjadi sampah daun, kertas dan plastic mulai dari kelas sampai ke rumah sampah. Sampah organik diolah menjadi kompos (Rycycle), sampah plastik didaur ulang dan dapat digunakan untuk keperluan lain (Reuse dan Reduce) serta penyediaan tas ramah lingkungan, sehingga mengurangi penggunaan tas kresek. Kegiatan ini berdampak pada pendidikan budaya lingkungan, yaitu karakter ramah lingkungan.

d. Pengadaan Bank sampah, kegiatan ini berupa penyetoran sampah dari guru dan karyawan serta siswa berupa sampah kertas dan plastik kemudian di jual dan hasilnya untuk kegiatan pengelolaan lingkungan. Kegiatan ini menumbuhkan karakter cinta lingkungan dan jiwa kewirausahaan.

e. Osaki yaitu operasi sampah dan teki pada hari sabtu yang dilaksanakan oleh kelompok pendekar lingkungan. Kegiatan ini untuk menumbuhkan karakter cinta lingkungan dan budaya sehat.

f. Lomba kelas berkarakter, lomba ini selain mendesain kelas menjadi kelas ramah lingkungan sekaligus menjadi kelas berkarakter cinta tanah air. Kegiatan ini untuk menumbuhkan karakter nasionalisme dan budaya sehat.

g. Parade Sumpah Pemuda, kegiatan ini meliputi upacara sumpah pemuda, lomba parade kelas dan olahraga serta cerdas cermat tentang bela Negara. Kegiatan ini menumbuhkan karakter nasionalisme, karakter enterpreuner dan karakter sosial.

h. Lomba Musik Nuansa Nasionalisme, kegiatan ini menumbuhkan karakter kebangsaan yang selam ini agak memudar akibat adanya perkembangan politik dan otonomi daerah.

i. Lomba Musik Religi, kegiatan ini diikuti kelompok musik krestiani dan musik islami misalnya narsyid, hadroh maupun musik pop islami. Kegiatan ini untuk menumbuhkan karakter religi dan toleransi antar umat beraagama

j. Gelar Wayang Republik, kegiatn ini dapat menumbuhkan karakter spiritual dan nasionalisme.

k. Kegiatan membaca Asmaul Husna dan Doa untuk siswa yang beragama Islam dan kajian kristiani bagi yang beragama Kristen. Kegiatan ini dilaksanakan pada setiap hari Jumat pukul 06.30.

l. Stop Asap Kendaraan masuk sekolah dan donor pupuk organik. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari bumi dan air pada tanggal 22 April 2014. Kegiatan ini untuk menumbuhkan karakter cinta lingkungan.

m. Kegiatan Bakti Sosial, Berupa rehap rumah kumuh, bantuan sembako, bantuan jalan setapak dan bantuan pendidikan pada masyarakat sekitar sekolah. Kegiatan ini menumbuhkan karakter kepekaan sosial.

n. Kegiatan Laskar Pelangi, yaitu kegiatan bapak/ibu guru dalam mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup melalui aktualisasi pelajaran masing-masing. Kegiatan ini untuk menanamkan nilai-nilai cinta lingkungan, secara koknitif, psikomotor maupun sikap.

o. Kegiatan Jemput Sampah dan Cabut Paku, yaitu kegiatan siswa yang secara suka rela mengambil sampah di tempat-tempat yang berpotensi banyak sampah dan cabut paku di pohon-pohon tepi jalan yang menjadi korban pemasangan atribut dan gambar-gambar partai . Kegiatan ini untuk menumbuhkan karakter kepedulian terhadap lingkungan.

p. Penilaian Kinerja Guru oleh Siswa secara Online, yaitu penilaian siswa di akhir tahun terhadap kinerja guru serta memberikan masukan yang berguna untuk perbaikan pembelajaran. Kegiatan ini dapat memberikan jaminan pelayanan pembelajaran yang menyenangkan.

C. Kendala-kendala

Kendala yang banyak saya hadapi dalam mengimplementasikan manajemen perubahan IHT adalah :

1. Komitmen warga sekolah untuk berubah masih tidak stabil.

2. Masih kurangnya inovator di sekolah.

3. Masih kurangnya warga sekolah yang menjadi agen perubahan.

4. Perbedaan karakter masing -masing warga sekolah.

5. Kerja sama dengan pihak-pihak terkait.

6. Penyediaan sarana dan prasarana.

D. Faktor-faktor Pendukung

Keberhasilan pelaksanaan manajemen perubahan IHT untuk menumbuhkan “Sekolah Menyenangkan” adalah :

1. Potensi lingkungan fisik yang cukup besar, yaitu memiliki luas lahan sekitar 3,8 ha dan fasilitas yang memadai.

2. Budaya sekolah yang cukup kondusif.

3. Integritas warga sekolah yang cukup baik.

4. Kerja sama antar warga sekolah cukup baik.

5. Kemampuan warga sekolah untuk berubah cukup baik.

6. Dukungan dari orang tua dan masyarakat cukup baik.

E. Alternatif Pengembangan

Berdasarkan faktor kendala dan pendukung dalam mengimplementasikan manajemen perubahan IHT, dapat ditempuh beberapa alternatif pengembangan sebagai berikut:

1. Mendesain pembelajaran yang menyenangkan (relevan dengan kehidupan) serta pembelajaran yang bermakna (pembelajaran yang mempersiapkan masa depan)

2. Meningkatkan pemberdayaan (Empowering) pada setiap komunitas sekolah untuk mewujudkan “Sekolah Menyenangkan”

3. Membuat inovasi kegiatan yang tidak membosankan atau menjenuhkan.

4. Menggalang komitmen yang kuat untuk menjaga agar hasil perubahan yang baik menjadi kultur sekolah.

5. Membangun keteladanan, karena dengan keteladanan semua nilai-nilai perubahan itu akan lebih efektif untuk dapat dijalankan.

BAB III

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL

A. Kesimpulan

Dari pembahasan tersebut, maka dapat disampaikan kesimpulan, bahwa melalui manajemen perubahan IHT :

1. Dapat terwujud “Sekolah Menyenangkan”.

2. Dapat terwujud pemberdayaan komunitas sekolah untuk mewujudkan “Sekolah Menyenangkan”

3. Dapat tercapai berbagai prestasi sekolah yang membanggakan.

Prestasi-prestasi sekolah yang diperoleh pada tahun 2014/2015 antara lain:

1. Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional Tahun 2015

2. Character Award Tingkat Jawa Tengah Tahun 2014

3. Green School Award Tingkat Jawa Tengah dan DIY Tahun 2015.

4. Lomba Sekolah Sehat Tingkat nasional Nasional (dalam proses penilaian pada tanggal 28 Mei 2015)

5. Sekolah Bersih Narkoba (dalam proses penilaian pada bulan September 2015)

6. Mendapatkan 18 emas, 17 perak dan 12 perunggu pada Popda SMA tingkat Kabupaten Tahun 2015.

7. Mendapatkan 1 emas dan 1 perunggu dalam O2SN Tingkat Propinsi Jawa Tengah Tahun 2015.

8. 1 orang guru biologi maju ke Tingkat Propinsi Lomba OSNG tahun 2015.

B. Rekomendasi

“Sekolah Menyenangkan”akan menjamin siswa dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sehingga dapat menjadi generasi yang berkualitas dan kompettitif di masa datang. “Sekolah Menyenangkan “ akan bertaburan bintang prestasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post