Santri adalah orang yang mencari ilmu dalam sebuah lembaga Pesantren dengan diasuh oleh seorang kyai atau guru. Kebiasaan santri agar ilmu bermanfaat ialah tambahnya rasa berjuang dan akhlak yang baik terhadap guru ataupun orang lain. Santri disamping mencari ilmu diharuskan untuk mengimbangi khidmatnya terhadap pondok serta gurunya, dengan hal tersebut guru akan ridho dan mendoakan santri tersebut demi keberhasilan di masa depan. Untuk khidmat terhadap pondok ataupun guru itu tidak perlu menunggu untuk menjadi pengurus, bertindak mengikuti apa yang menjadi peraturan dan penataan pengurus itu sudah dianggap berkhidmat. Yang penting dengan rasa berjuang dan kebaikan pondok itu bisa disebut berkhidmat. Memang orang yang diamanah untuk berkhidmat itu disebut pengurus dalam dunia pondok. Maka orang yang menjadi pengurus itu lebih berat dalam tanggung jawab dari pada santri yang bukan pengurus. Kalau hati yang ikhlas santri dijadikan pengurus itu akan lebih senang dan gembira karena sebuah ajang untuk latihan masa depan dengan berhadapan banyak orang yang penuh dengan karakter. Tetapi pengurus sendiri akan penuh pertarungan dan cobaan. Dan cobaan yang paling berat ialah berperang dengan hatinya sendiri atau nafsunya sendiri yang setiap harinya akan dipenuhi rasa ketidak Adilan karena ego yang masih tinggi. Perkara tersebut bisa terjadi bila hati seorang santri belum bisa bentindak ikhlas. Maka dari itu perlu latihan dalam diri seorang santri bahwasanya apa yang dia tindakkan untuk pondok itu pasti ada gantinya. Jika seorang melakukan kebaikan maka Allah akan menggantinya kebaikan yang lebih besar.