MOH.HARIYADI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGAPA GURU MATEMATIKA  HARUS MENGGUNAKAN TEKNIK BERTANYA?

MENGAPA GURU MATEMATIKA HARUS MENGGUNAKAN TEKNIK BERTANYA?

Bertanya dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu keterampilan operasional yang harus dimiliki guru, mengingat sebagian besar proses belajar mengajar di kelas dipergunakan guru untuk mengajukan pertanyaan.

Bertanya merupakan salah satu dari tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual di kelas (Kemdiknas, 2010:34). Ketujuh komponen itu adalah konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling) refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment).

Beberapa alasan mengapa keterampilan bertanya sangat penting dikembangkan oleh setiap guru, antara lain: 1) Guru pada umumnya sering menggunakan metode ceramah dalam mengajar sehingga murid menjadi pasif; 2) Untuk mengatasi kendala latar belakang budaya yang membuat murid tidak terbiasa mengajukan pertanyaan; 3) untuk meningkatkan kemampuan murid dalam mengemukakan gagasan (Haryanto, 2011).

Bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa dalan pembelajaran. Bagi siswa sendiri kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Oleh karena itu dipandang perlu untuk membahas suatu teknik atau strategi bertanya dalam pembelajaran Matematika.

Teknik / Stategi Guru dalam Menyusun Pertanyaan yang Baik

Guru sebagai tenaga pendidik dan pengajar perlu memperhatikan beberapa contoh penyusunan pertanyaan yang baik. De Bono (dalam Dedi purwanto, 2008) kriteria penyusunan pertanyaan yang baik adalah sebagai berikut :

1. Bahasanya langsung dan sederhana. Pertanyaan yang diajukan kepada siswa itu harus diusahakan agar bahasanya langsung dan sederhana. Pertanyaan itu harus dapat memusatkan perhatian siswa pada inti atau materi pertanyaan.

2. Maknanya pasti dan jelas. Agar tidak mengacaukan pikiran siswa, maka makna pertanyaan yang diajukan kepada mereka harus pasti dan jelas. Bila sebuah pertanyaan dapat menimbulkan berbagai macam interpretasi, maka bisa menyebabkan siswa enggan menanggapi.

3. Urutan logik. Pertanyaan itu seyogyanya dapat menyebabkan seseorang berlatih berfikir dengan urutan yang logik.

4. Pertanyaan harus sesuai dengan kemampuan kelas. Pertanyaan yang kita ajukan kepada siswa dalam suatu kelas harus sesuai dengan tingkat kemampuan kelas itu. Pada waktu guru merencanakan serangkaian pertanyaan untuk diajukan kepada siswa, maka ia harus benar-benar berusaha agar pertanyaannya cocok dengan tingkat kemampuan kelas tersebut. Dengan demikian mengajukan pertanyaan yang telah disesuaikan dengan audiens pada umunya dan siswa pada khususnya, maka komunikasi dapat di tingkatkan.

5. Pertanyaan yang merangsang usaha. Pertanyaan itu hendaknya dapat membangkitkan usaha siswa. Sementara guru menyusun kerangka pertanyaan agar cocok dengan tingkat kemampuan kelas, ia juga berusaha pula menyiapkan pertanyaan yang cukup sulit untuk membangkitkan usaha siswa. Tetapi harus dijaga agar soal itu tidak terlalu sulit.

6. Memikat minat siswa. Guru harus berusaha agar pertanyaan yang disusunnya dapat memikat siswa selama pelajaran berlangsung. Pada waktu mengajukan pertanyaan, guru tidak hanya berpusat pada satu orang saja tetapi, giliran harus diberikan secara bergantian anatara siswa yang mengajukan diri secara sukarela dengan yang tidak.

Kegiatan belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang di dalamnya guru diharuskan mempengaruhi kemampuan intelektual siswa agar dapat berfungsi secara optimal. Menurut Jelly (dalam Dedi Purwanto, 2008) Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh guru untuk mendorong siswa bertanya:

1. Usahakan anak mempunyai kontak langsung dengan bermacam-macam bahan, baik itu disediakan oleh guru maupun yang dibawa sendiri oleh siswa.

2. Tingkatkan kemampuan bertanya guru sehingga dapat menjadi contoh bagi anak-anak.

3. Ciptakan suasana yang mendorong anak untuk melakukan percobaan/pengamatan.

4. Dorong anak untuk merumuskan pertanyaan dan mendiskusikan pertanyaan mereka.

5. Berikan respon yang positif terhadap pertanyaan anak.

6. Rumuskan kembali pertanyaan anak yang kurang produktif menjadi pertanyaan produktif, sehingga mendorong anak untuk melakukan percobaan/pengamatan.

Empat Tujuan Guru Mengajukan Pertanyaan

Menurut Haylock & Thangata (2007) ada empat tujuan guru mengajukan pertanyaan, Berikut ini adalah empat tujuan tersebut beserta contohnya.

1. Bertujuan untuk manajemen kelas (questions used for managerial purrposes)

Contohnya adalah:

a. Wildan, apa Anda mendengarkan pertanyaan Ibu/Bapak?

b. Jono, apa Anda sudah menyelesaikan tugas Ibu/Bapak?

c. Andika, dapatkah Anda memberi contoh lain?

2. Bertujuan untuk mengasses hasil pembelajaran pada akhir pembelajaran

(questions used to assess learning at the end of a teaching session)

Contohnya adalah:

a. Apa yang harus diperhatikan ketika memfaktorkan bentuk x2 + Ax + B

b. Jadi, bagaimana rumus untuk menentukan median suatu distribusi frekuensi? Mengapa rumusnya begitu?

c. Bagaimana cara membagi sudut menjadi dua bagian yang sama? Mengapa caranya begitu?

d. Siapa yang dapat menjelaskan untuk mengingatkan kita semua tentang hal

e. baik jika dilakukan seperti itu?

3. Bertujuan untuk pemantapan (reinforcement questions)

Contohnya adalah:

a. Jika 234 + 466 = 700 berapakah hasil dari (−234) + (−466)?

b. Bagaimana cara menentukan (−200) + 500?

4. Bertujuan untuk mempromosikan pembelajaran secara kognitif maupun afektif

(questions for promoting cognitive and affective learning)

Contohnya adalah:

a. Tentukan hasilnya pada 10 : 2? (Guru lalu menuliskan pembagian beserta hasilnya di papan tulis.)

b. Mengapa hasil 5 ini dapat saya nyatakan hasil yang benar?

c. Kalau begitu bagaimana dengan 10 : 0?

d. Bagaimana pula dengan 0 : 0?

Dengan demikian, mengapa guru harus menggunakan teknik bertanya dalam pembelajaran adalah dengan banyak mengajukan pertanyaan yang benar maka biasanya lebih banyak berhasil mendidik siswanya, tetapi perlu diingat bahwa tidak mudah menyusun pertanyaan seperti itu. Karenanya, sekali lagi para guru diharapkan dapat menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan di kelasnya masing-masing. Demikianlah gambaran singkat tentang pentingnya teknik bertanya yang dapat dilakukan para guru agar dapat membantu siswanya untuk belajar berpikir dan bernalar.

http://pendidikan.probolinggokab.go.id/mengapa-guru-matematika-harus-mengunakan-teknik-bertanya/

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post