Moh Irham Zuhdi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
30 RIBU DAPAT PAHA DAN DADA

30 RIBU DAPAT PAHA DAN DADA

Anakku laki-laki yang bontot tiba-tiba nyelutuk bertanya, "ayah, kok mahal ya, sampai 80 juta untuk satu kencan, memangnya makanan apa kencan itu yah?". Saya pun tertegun mendapat pertanyaan anak laki ku yang masih berusia 9 tahun. Rupanya dia sepintas mendengar ketika aku menonton tv yang saat itu tengah ditayangkan berita heboh tentang harga satu artis 80 juta untuk sekali kencan. Untunglah anakku nggak ngerti apa itu kencan, bayangkan kalau dia sudah besar, pasti dia akan bareng saya nonton tv mendengar berita heboh itu. Lantas bagaimana menjelaskannya? dan harus dijelaskan.

Karena si kecil terus saja bertanya, maka aku tak kehilangan akal. "Begini nak, kita nanti beli yang 30 nggak usah mahal-mahal, rasanya lebih gurih", " horee?", katanya. Akupun garuk-garuk kepala, membeli apa ya?. "Yah, ayo kita beli kencan?",ajaknya. "Kita beli yang harga 30 ribu saja, nanti sudah dapat paha dan dada", kataku. "Asyik kita nanti makan kencan"?, kata anakku. "Eh...bukan itu, tapi kita akan beli fried chicken kesukaanmu, kita dapat paha dan dadanya".

Itulah penggalan sketsa yang bisa saja terjadi di keluarga kita. Maraknya pemberitaan bisnis sex online yang melibatkan 45 artis di Surabaya, 2 mucikarinya sudah di BAP bahkan 5 artisnya sudah pula diproses Polda Jatim. Salah satunya berinisial VA yang mengantongi tarif 80 juta bahkan tercatat direkeningnya transaksinya telah mencapai 2.2 milyar. Sesungguhnya bisnis haram itu bukan barang baru di seputar selebritis yang juga melibatkan para hidung belang berduit dari banyak kalangan. Tetapi yang lebih meresahkan adalah imbas dari tayangan informasi itu harus dikawal oleh kita sebagai orang tua agar tidak menjadi menarik ditonton anak-anak kita, karena begitu fulgar berlebihan dan terus menerus diulang pemberitaannya. Media kita lebih suka mendahulukan profil artisnya dan jeratan kasusnya daripada menyelamatkan dampak negatifnya. Apalagi polisi terkesan membiarkan para pelaku hidung belangnya berlenggang.

Coretan ini mengajak kita untuk bersama-sama mengawal generasi dilingkungan kita terdekat. Lebih bijak tak pedulikan pemberitaan '80' juta itu, toh hal-hal semacam itu bukan tidak ada, banyak dan terlalu banyak. Sebagai pendidik yang komitmen pada nasib bangsa selayaknya memperhatikan perubahan apapun pada diri peserta didik kita. Syukur-syukur mereka bisa kita ajak berfantasi melalui literasi sekolah..asyik bukan?..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post