Moh Irham Zuhdi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
AKHIRNYA BERJUMPA SANG MAESTRO

AKHIRNYA BERJUMPA SANG MAESTRO

Tak terbayangkan saat pulang sambang dari anak-anak di pesantren sambil ikuti acara rapat anggota tahunan koperasi, tiba-tiba dalam perjalanan pulang dengan istri mataku tertuju kepada kerumunan orang yang tidak semestinya ada di tempat itu. Yang saya maksud adalah rumah salah seorang kyai pengasuh pondok pesantren di Pasuruan. Semula saya mengira jika terjadi sesuatu yang buruk menimpa sosok kyai tersebut. Cepat-cepat motor N Max kuarahkan ketepian jalan dan berhenti. Istriku mencoba bertanya, apa yang terjadi. Ternyata kabar yang kukira duka ternyata menjadi suka. Rupanya sang maestro Raja Dangdut Rhoma Irama datang berkunjung ke rumah salah satu pengasuh pondok pesantren Sidogiri.

Mengetahui bahwa sang maestro sudah sangat terkenal di belantara musik tanah air bahkan pemusik dunia itu datang secara gratis, kesempatan ini tak bisa saya lewatkan begitu saja, maklum saya penggemar setia lagu-lagu Bang Haji Rhoma.

Sejak kecil lagu-lagu Soneta sudah mampu menghimnotis penggemarnya. Jutaan orang menjadi mania setianya. Aku teringat saat tahun 1990 an mangundang Rhoma tanpa soneta dalam acara milad tahun baru hijriyah. Taripnya masih berkisar 3,5 juta. Ribuan orang memadati lapangan, tak ada ruang kosong kecuali tubuh-tubuh penggemar Rhoma yang berdiri berjejal. Aku bisa melihat jelas dari atas panggung karena jadi MC untuk acara dakwahnya, tampak lautan manusia hadir ingin melihat maestro pujaannya.

Sosok Rhoma, disamping alunan gendang dan musiknya yang tak pernah bosan di telinga, lirik syairnya pun sarat dengan pantun nasehat, kritik sosial dan religius, membawanya menjadi sosok penyanyi yang rajin berdakwah dan namanya tetap melegenda meski usianya sudah melewati 70 tahun. Yang tak sama dengan group yang lain, soneta tak bergeming dan istiqomah bersama, tak ada gonta-ganti personil kecuali ajal menjemput atau keluar dari kesepakatan Soneta, membuktikan cara memanaj organisasi Soneta sangat luar biasa. Salah satu contoh, bukti soliditas keluarga Soneta kepada personil yang sakit tetap, Rhoma tetap memberi santunan setiap bulan sebagaimana saat ia masih aktif di Soneta. Itulah sekelumit daya tarik saya pada Rhoma Irama.

Saat ia datang di Pasuruan, langsing saya ikut masuk mendekati Bang Haji dan bersalaman. Ngobrolpun berlangsung cukup lancar. Kesempatan photo bersama tak terlewatkan juga.

Hari itu kebetulan Jumat, 1/2/2019 dan bersiap melaksankan sholat Jumat. Tentu kesempatan bersamanya tak boleh lewat lagi. Saat Rhoma menjadi khotib dan imam Jumat, akupun rela pindah masjid dari desaku untuk ikut makmum bersama Rhoma, soalnya kesempatan seperti ini langka. Masjidpun penuh hingga selesai sholat jamaah tak mau beranjak, tentu menunggu Rhoma, siapa tahu berkesempatan untuk bersalaman. Aku tak mau berebut karena tadi sudah lebih dari cukup meski si kecil anakku yang 9 tahun merengek minta bersalamanan dengan orang yang selama ini lagunya ia dengar dan digemari. Anak-anakku memang lebih dulu saya kenalkan lagu-lagunya Rhoma sebelum mengenal nyanyian orang lain, wal hasil dia suka lagu Rhoma bukan yang lain. Benar kata orang, keluargaku sudah ABRI (anak buah rhoma irama) tapi bukan FORSA.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post