Moh Irham Zuhdi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
JALAN INI...TERUS SAJA?

JALAN INI...TERUS SAJA?

"Permisi bapak?, apakah jalan ini menuju Sukorejo..." Saya masih ingat saat itu aku melakukan perjalanan pulang dari giat menghadiri sebuah acara musyawarah besar (Mubes) sebuah organisasi alumni. Tempatnya di kawasan Sampoerna tbk jauh dari jalan provinsi, naik ke perbukitan. Aku tak hapal dengan daerah itu, maklum baru pertama kali. Sepulang dari acara tersebut aku stir mobilku dengan pelan dan hati-hati. Entahlah...kuikuti saja jalanan beraspal seperti yang ditunjukkan oleh salah seorang warga kampung yang kutemui. Ketika dipersimpangan jalan, aku kebingungan mau ambil arah kanan atau kiri. Lalu naluriku memilih kanan. Mobilku pun meluncur dengan perasaan ragu-ragu. " benarkah jalan yang kulalui?". Sebelum tersesat lebih dalam, aku memutuskan bertanya kepada beberapa orang yang sedang nongkrong di warung. "Permisi pak, apakah benar jalan ini menuju Sukorejo?", tanyaku. Seorang laki-laki paruh baya menjawabku, " ya...terus saja", katanya sambil sedikit muka masam dan asyik dengan sepiring nasi yang disantap. Tiba-tiba ibu penjaga warung itu berlarian menghampiriku, "Oh...tidak pak, jalanan ini menuju Taman Safari 2, jadi bapak balik lagi saja dan nanti bapak akan ketemu dengan Sukorejo". Kuikuti petunjuk ibu penjaga warung itu tanpa ragu. "Terimakasih bu", kataku. Ternyata benar kata ibu tadi, aku tidak tersesat dan menjumpai jalan raya Sukorejo yang menghubungkan Malang- Surabaya.

Disepanjang jalan aku mendongkol kepada jawaban laki laki paruhbaya tadi, ingin rasanya menghardiknya, mengapa tega-teganya memberi arah yang salah. Akupun buru-buru berpikir jangan-jangan itu karena dia tersinggung gara-gara saat aku tanya tidak turun dari mobil?, "ah....pasti itu penyebabnya, ribet sih jika harus turun dari mobil?". Akupun menyadari kekeliruanku. Ternyata masih ada orang yang dengan tega menyesatkan orang lain yang sangat memerlukan, hanya karena caranya salah, menurutnya.

Peristiwa semacam itu sering aku dengar langsung maupun cerita orang. Banyak ditemui saat orang bertanya tentang arah atau tempat yang dituju justru mereka sesatkan hanya karena tersinggung merasa tidak sopan saat bertanya, karena tidak mau turun dari mobil. Inilah fakta di lapangan, sebagian masyarakat masih suka merugikan orang lain hanya karena mengedepankan egonya, bahkan berharap sesuatu yang ia lakukan mendapat imbalan. Di tahun politik menghadapi pileg dan pilpres 2019 ini sangat kental bahkan terang-terangan tanpa malu meminta jatah jika mereka harus memilih. Taripnya pun jelas disebutkan. Fenomena ini akan tumbuh terus di tengah masyarakat jika tak ada sentuhan pendidikan berbasis karakter. Orang jawa itu mau bergerak jika dipangku, seperti filosofi aksoro jowo yang diberi pangkon baru bisa berbunyi. Saya iri dengan perilaku orang Singapora, orang Jepang bahkan Inggris yang begitu fair, jika hidup berdampingan dengan lain, mereka tampak menghargai bahkan dengan senangnya membantu orang lain yang membutuhkan. Bukan saja memberi pertolongan yang tersesat jalan bahkan dompet yang penuh uang jatuh di kerumunan orang, tak tersentuh oleh tangan-tangan mereka. Mereka sadar dompet itu bukan haknya. Rupanya ruh agama tak dimiliki oleh mereka tetapi spirit kemanusiaannya sangat tinggi, berbeda dengan fenomena di kita, spirit agamanya sangat tinggi tetapi ruh kemanusiaannya masih rendah.

Sayapun menyadari, tak akan mengulanginya lagi. Jika aku bertanya aku harus turiun dari kendaraan dan mendekat, karena mereka masih butuh dihargai. Kalaupun aku perlu mereka, akupun akan datang dan tak cukup dengan titip saja atau berteriak. Itu menyinggung perasaan mereka. Negeri ini sudah kadung kaya dengan tradisi adi luhung dan budaya ketimuran, jadi jangan coba-coba melakukan kesalahan (wallahu a'lam bissowaf)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setiap org bisa mengapaminya, pak Syaikhu

18 Jan
Balas

Sabar Pak, saya juga pernah mengalami

18 Jan
Balas



search

New Post