KOPI DANGDUT ; Budaya Menulis
Judul diatas mengingatkan pada lagu yang pernah hit di tahun 1991 yang dipopulerkan oleh Fahmy Shahab.
"Kalau kupandang kerlip nun jauh disana, sayup kudengar melodi cinta yang menggema"
"Irama kopi dangdut yang ceria, menyengat hati menjadi gairah..."
Lirik lagu kopi dangdut mengajak kita bekerja keras dengan tetap ceria. Tetapi saya tidak sedang mengajak pembaca mendendangkan lagu kopi dangdut. Tetapi Kopi Dangdut ini saya maknai "kobarkan obsesi penulis Indonesia dan gelorakan dunia tulis menulis".
Makna kopi dangdut versi saya ini bukan tanpa alasan. Sejak saya ikut Sagusabu kelas Pasuruan 2017 dan alumnus TOT Sasisabu 2018 di Malang, semangat menulis membara apalagi Mediaguru memfasilitasi kreativitas guru di Gurusiana.com. Sesungguhnya negara tidak tinggal diam pada gerakan literasi, setidaknya pasca Indonesia mendapat penghargaan UNESCO organisasi pendidikan PBB atas suksesnya atasi "melek aksara" yang telah mencapai 96,51% di tahun 2012. Mungkin terinspirasi penghargaan tersebut lahirlah Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan budi pekerti. Implementasi dari regulasi tersebut lahir Gerakan Literasi Nasional (GLN) dan Gerakan Literasi Sekolah ( GLS) tahun 2016. Satu tahun sebelumnya yakni 2015 tampil Gerakan Menulis Buku (GMB) Indonesia untuk meningkatkan minat belajar, kompetensi, produktifitas karya & gagasan serta kepedulian bangsa melalui budaya literasi.
Sejauh yang saya ikuti gerakan literasi ini telah massif dilakukan oleh Mediaguru Indonesia. Berbagai program literasi hampir menyentuh semua wilayah di Indonesia. Mediaguru telah memiliki 30 ribu lebih anggota yang terdiri dari guru penulis. Ribuan buku sudah pula diterbitkan oleh Mediaguru berikut pasarnya baik berbasis marketing online maupun offline. Fasilitas web gurusiana, facebook dan twitters tak luput digarap.
Sebagai pendidik, guru punya tupoksi yang strategis untuk mensukseskan gerakan literasi di sekolah, dimulai dari kompetensi guru dibidang karya tulis. Kesempatan guru begitu luas karena skill menulis ada padanya, tanpa atau ada nya reward dari pimpinan dan pemerintah
Meski demikian, guru tak meminta harga tetapi sebagai bangsa yang besar, maka reward ini penting untuk meningkatkan produktivitas karya. Meminjam istilah dari the faunding fathers "bangsa yang besar adalah bangsa yang pandai menghargai jasa pahlawan", artinya hasil karya tulis/buku itu adalah bagian dari jasa dari seorang 'guru' pahlawan. Jika the fauding fathers sudah berkalang tanah merebut negara Indonesia merdeka, guru akan berkarya tulis untuk menambah tupoksinya tidak hanya dalam mengisi kemerdekaan tetapi mencerdaskan kehidupan bangsa.
Melalui kopi dangdut versi saya, kopi panas ini akan membuat tubuh hangat, segar dan menghasilkan pikiran pintar dan cerdas, pena-pena pun lincah menulis ide dan gagasan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar