MUTIARA YANG HILANG
Masih tergambar jelas senyum dan tawanya, bagaimana ia naik sepeda kesayangannya dan saat pulang dari sekolah atau setiap masuk rumah selalu mencari dan memanggil namaku dengan penuh cinta. Yah...ayah...ayah kemana?. Kuajak selalu dia untuk rajin ke sekolah dan madrasah di sore hari. Setiap ke masjid selalu berangkat bersama dan aku tak jauh dari ia sholat. Tak jarang shof kami berdampingan sehingga dengan gampangnya ia mencium tangan yang sudah mulai keriput ini. Canda tawanya kini tak terdengar lagi menyisakan pilu yang berkepanjangan. Rupanya kuasa Allah begitu tak bisa ditawar dan penuh rahasia. Seolah tak percaya dan begitu cepat ia pergi meninggalkan kami sekeluarga, kembali kepada Sang pemilik sebenarnya pada 20/2/20. Angka itu cantik kata orang tetapi tak kan mampu mengusap air mata yang tak pernah pula lelah menangisi kepergiannya. Usianya sangat belia 10 tahun saat dipanggil Allah swt akibat dari operasi usus buntu yang terdeksi sudah pecah. Tak ada tanda-tanda sakit dan mengeluh di perutnya beberapa hari sebelum dioperasi. Dia yang punya panggilan Zidan hanya mengeluhkan pusing dan tak enak badan saja. Tanda-tanda ada masalah diginjal tak ada padanya, mual, sakit perut, susah kentut dan be a be dan sejenisnya tidak muncul. Justru ia lahap jika makan lauk krupuk dan tempe, suka air putih, roti dan susu coklat. Pantang pedas dan tak tahan rasa sakit. Aneh memang, tiba-tiba usus buntu pecah.
Nak...? (Le panggilan ku), maafkan ayahmu ini yang tak tahu jika engkau menyimpan penyakit dan rasa sakit yang hebat. Yang ayah rasakan engkau anak ayah yang menyenangkan bahkan mampu menjadi inspirator hebat bagi ibu bapaknya. Semua yang ayah ajarkan kau serap banyak dan kusaksikan telah mampu kau praktikkan. Sholat berjamaah di masjid dengan senang hati kau lakukan dengan berpakaian kesukaan para nabi yakni jubah. Baca tulis al qur'an di TPQ al Rahmat sudah masuk ke level 5, itupun kau kerjakan dengan suara fasih dan suka cita. Ayahmu ini sudah menyaksikan betapa engkau telah memiliki benih kepemimpinan yang kuat. Itu dibuktikan saat engkau bermain dengan teman sebaya dan Ravi adik sepupumu yang setiap jengkal tak terpisahkan. Entahlah bagaimana hatinya saat ini yang begitu kehilangan mas Zidan. Ravi harus sendiri menatap hari-hari menuju dewasa tanpa ada lagi mas Zidan di dekatmu. Zidan, engkau memang dilahirkan di dunia ini sebentar, tapi kau anak pintar, soleh dan cerdas. Kau begitu menyenangkan orang, bukan saja ayah ibu dan kakak-kakakmu tetapi kepada semua orang. Itu tak terbantahkan saat berita kepergianmu untuk selama-lamanya membuat derai air mata orang tak tertahankan. Saat kerandamu diusung dari masjid tempat kau disembahyangkan menuju peristirahatan terakhir, jerit tangis pilu dan panggilan namamu "Zidan....zidan ....bersautan dari mulut teman-temanmu di madrasah seolah tak mau kau tinggal. Anakku....beristirahatlah dengan tenang di sisi Nya yang Kuasa, ayah ibu dan keluarga serta handaitolanmu selalu berdoa untukmu. Semoga cerita dan fatwa tentang anak-anak soleh yang dipanggil Allah sebelum balligh akan benar adanya, menjadi anak-anak penghuni surga yang alan menjemput kedua orang tuanya kelak, bahkan lebih dari itu akan menjadi pembela kedua ayah ibunya dihadapan sang Khaliq dan ayah yakin akan hal itu. Kini engkau, Zidan hanya akan menjadi kenangan manis dan indah di tengah keluargamu. Entah sampai kapan sosok baikmu selalu tergambar dalam kenangan kami dan itu pasti. Meski harus dibayar dengan deraian air mata yang tak mau kering. Masih jelas tergambar saat kau selalu mencari ayahmu ini saat setelah salam, kau lambaikan tangan pada ayah saat mata kita beradu pandang. Senyum dikulum hadir didepan ayah, kubalas dengan 2 jempol sebagai isyarat untuk memberi semangat. Tak ada kata yang dapat kukatakan kecuali ungkapan syukur padaNya yang telah memberi kami titipan Zidan sebagai generasi genetik yang mulai beranjak besar yang telah memiliki dasar-dasar religi. Betapa sangat ringan lisamu mengucapkan lafal jalalah dan istighfar, itu terdengar jelas saat kau menikmati tontonan yang takjub, kau sebut "oh my god", ya Alloh dsb. Teriris saat kau merasakan sakit ketika dokter memasukkan slang di hidung tembus ke lambung dan nasukkan slang di saluran kencing, lantas kau memanggil yang maha kuasa " allohu akbar " dan tangisku pun pecah. " ayah kenapa nangis? menangisi aku ya " katanya. Akupun tak bisa berkata-kata kecuali " semoga sembuh kau nak ..ya .."?.
Keputusan yang harus aku tandatangani begitu berat saat dokter menyodorkan lembaran persetujuan operasi dengan segala resiko paling buruk yang harus diterima. Seperti makan buah simalakama. Dengan gemetaran dan atas keputusan bersama keluarga, operasi pun berjalan hingga merenggut putra tersayang. Maafkan ayah ya nak...? yang ternyata operasi bedah itu justru nenjadi jalan akhirmu. Ayah sering dhantui rasa bersalah dengan keputusan itu, tetapi takdir sudah memastikan, tanpa operasi bahkan tak sakitpun anak yang manis itu harus pergi tepat waktu tanpa bisa ditunda sesaat saja.
Selamat jalan nak...insyaallah seperti yang banyak disampaikan para ulama tempatmu adalah surga sebagai hiasan di dalamnya dan yang akan menyambut kedatangan ayah dan ibunya kelak.
Nak...ayah dan ibu masih merasa menyimpan salah atasmu, mohon ampun. Air mata ini terus meleleh saat mengingat betapa ayah ibu ini pernah keras dan kasar padamu, hanya karena kurang sabar menyikapi sifat manjamu. Wajahmu yang memelas dan penuh takut saat aku marah menjadikan hati ini sesak nak... "kapok, kapok...yah", jeritmu saat aku pukul kakimu karena ayah tak menemukanmu berjamaah sholat maghrib. Ayah lakukan karena takut, engkau mulai malas..Ternyata tidak, pukulan dikaki itu membuat kau rajin berjamaah. Ya Alloh...terimakasih. Ayah ini selalu takut jika kelak dewasa nanti engkau tak bisa menjadi kader penerus yang taat dan dijalan Allah sebagai punggawanya agama seperti makna namamu M. Janidillah Zidan.
Le....selamat beristirahat dengan nyaman, doa kami sepanjang sisa perjalanan usia ayah yang memasuki separo abad. Engkau tetap mutiara keluarga yang pernah ada dan hadir di tengah keluarga kami.
Le...ayah masih ingat benar tatkala sebelum tidur kau senang minta kisah-kisah para nabi bahkan cerita tentang indahnya surga itu. Hampir semua wali sudah kau datangi..Yah, ayah kurang satu yah...apa nak ?. Sunan Gunung Jati di Cirebon...ya, kita sekeluarga telah merencanakan bulan Syawal tahun ini untuk ziarah ke Cirebon. Entahlah...tanpamu rasanya kurang.
Engkau mutiara yang membuat suasana keluarga semerbak dan ceria. Kehadiranmu di dunia ini telah merubah kehidupan keluarga menjadi berkah...amin dan tak kan berubah lagi.
Zidan..putraku, pastinya kau ingat saat bercengkerama, kau menjanjikan akan membahagiakan ayah dan ibu kelak jika dewasa, kau berjanji tak pelit pada kedua orang tuamu. Pastinya ayah dan ibumu ini berpegangan pafamu tubuhmu saat tua nanti. Namun begitu pendek umurmu nak....Belum puas ayah ibumu merawat dan membimbingmu, tetapi Tuhan berkehendak lain. Akankah janji mu membahagiakanku nanti kau tunaikan saat kita bertemu nak....Allahu akbar.
Nak...Janidillah Zidan, memandang photomu ayah tak sanggup lagi. Mengenangmu dengan sikap lucu dan keluguanmu membuat air mata ini tak tertahankan mengalir, karena hari ini dan hati-hari selanjutnya ayah ini hanya bisa menangisimu karena teramat rindu. Membuang atau menghilangkan barang-barang yg pernah kau pakai, pakaian, mainan bahkan videomu tak mungkin dapat kulakukan karena sama halnya dengan sengaja meniadakan kenangan indah bersama mu. Tak sanggup... biarlah dengan berjalannya waktu, babak baru nanti datang.
Semoga ayah ibu ini diberi kekuatan oleh Nya yang Maha Tahu. Amin... Ada rahasia besar apa dibalik kepergianmu yang begitu cepat. Tak sanggup kami melupakanmu le? Al fatihah ...

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar