Moh Irham Zuhdi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
ORANG-ORANG SAKTI DIBUMI SAKERA:  DUA JAM BERTEMU SOEKARNO

ORANG-ORANG SAKTI DIBUMI SAKERA: DUA JAM BERTEMU SOEKARNO

Pasuruan adalah kota kecil di wilayah tapal kuda Jawa Timur. Kota ini terletak kurang lebih 60 km dari kota Surabaya. Pasuruan dikenal sebagai kota santri yang banyak menyimpan kekayaan ilmu dan budaya serta orang-orang hebat yang pernah memberi warna harum Kota Pasuruan. Kota ini terkenal dengan tokoh legendanya antara lain Pak Sakera pembela buruh dan melawan Kompeni Belanda, bahkan namanya melejit dipakai oleh supporter bola “Sakeramania”. Pasuruan pun dijuluki bumi Sakera. Diantara nama besar yang populer di Pasuruan adalah Untung Suropati, Ronggo Janur, Joko Sambang pendekar Gunung Gangsir dan sebagainya. Pasuruan juga disebut kota santri karena memiliki lebih dari 360 pondok pesantren dan ribuan madrasah diniyah. Sebagai kota santri, Pasuruan menyimpan banyak mutiara kehidupan bagi masyarakatnya. Sosok mutiara yang dimaksud adalah para kyai yang selalu menjadi panutan sekaligus menjadi pengayom masyarakat. Hampir dipastikan setiap kampung atau desa memiliki sosok kharismatik ini, sehingga Pasuruan memiliki banyak sekali kyai yang sebagian namanya harum dan sangat dikenal oleh masyarakat Pasuruan bahkan dikenal di nusantara ini.` Diantara kyai besar tersebut adalah Mbah Sulaeman Basyaiban pendiri pondok Pesantren Sidogiri, makamnya di Mojoagung-Jombang, Mbah Slagah (Kyai Hasan Sanusi), Mbah Arif Segoropuro, Mbah Soleh Semendi Winongan, Kyai Nawawi dan Kyai Cholil Sidogiri, Kyai Abdul Hamid bin Umar Jl. Jawa Pasuruan, Mbah Abu Dlarrin, Kyai Abdul Ghofur-Gentong (kyai Sepuh), Kyai Ahmad Jufri, Kyai Abu Amar dan lain-lain. Orang-orang ‘alim tersebut diatas telah banyak ditulis sehingga mudah mencari referensi sejarahnya.

Diantara orang-orang hebat itu tersebutlah Kyai Abu Amar yang belum ada referensi buku yang menjelaskan kisah-kisah hidupnya yang sangat menarik untuk menjadi pelajaran berharga dan suri tauladan. Kisah hidupnya yang unik dan menarik hanya menjadi legenda di tengah-tengah masyarakat. Banyak warga setempat, mengetahui, meyakini dan menjadi saksi sejarah perjalanan hidup dan keanehan-keanehan sosok Kyai Abu Amar, demikian juga warga Pasuruan dan orang-orang yang pernah dekat dengan beliau. Hingga kini sejarah itu hanya menjadi legenda di tengah-tengah masyarakat.

Cerita lengkapnya tidak bisa ditulis karena keterbatasan kolom. Inilah sebagian kecil dari cerita beliau. Abu Amar kecil lahir dari Nyai Suroti asal Keraton Sumenep dan KH.Chotib nama ayahnya, lahir pada 27 Agustus 1911 di Desa Tambakrejo Pasrepan Kab Pasuruan. Sejak lama kekeramatan KH Abu Amar masyhur di tengah masyarakat. Beliau sangat dekat dengan rakyat dan terkenal dermawan. Dalam cerita hidupnya beliau pernah dijebloskan kedalam penjara karena mengobrak-abrik orang yang tengah bermaksiyat, joget dan mabuk masal tetapi anehnya banyak orang yang menyaksikan setiap hari selalu di sawah dan mengaji di rumahnya, padahal jelas-jelas berada dibalik jeruji penjara.

Suatu hari beliau mendapat undangan ke Jakarta menemui Presiden Soekarno. Diapun betsiap-siap berangkat dengan sopir pribadinya, pak Mudatsir namanya. Ketika belum lama meninggalkan rumah, beliau mampir dulu untuk makan dan minum di warung masih di wilayah Pasuruan. Tanpa disengaja di warung itu beliau bertemu dengan almaghfurlloh KH Abd. Hamid bin Umar ulama besar Pasuruan sedang berada di warung yang sama. Maka ngobrollah beliau berdua. Dalam percakapannya tersebut ternyata KH Abd Hamid juga diundang Presiden Soekarno. Entahlah, siapa yang memulai ternyata beliau sepakat untuk beradu kecepatan untuk sampai di Jakarta. Mulailah kedua orang ulama berpengaruh itu tancap gas. Menurut pengakuan Mudatsir sopir KH Abu Amar di sepanjang perjalanan ke istana negara ia sudah tak mengenali kota-kota yang dilaluinya, bahkan tidak pernah saling mendahului dengan mobil KH Abd Hamid. Melihat saja sudah tidak pernah ditemui sepanjang perjalanan. Tanpa disadari mobil yang dikendarai sudah memasuki istana, iapun kaget...waktu yang ditempuh dari Pasuruan ke Jakarta hanya dilewati sepanjang 120 menit atau 2 jam. Mudatsir pun tak habis pikir tatkala mobilnya memasuki halaman istana, ia yakin mobilnya lebih dulu sampai, tapi ternyata mobil KH Abd Hamid tiba-tiba sudah ada berada disampingnya. Ternyata datang bersamaan. Selama 60 menit beliau diterima Soekarno di istana dan selanjutnya pulang kembali. Anehnya perjalanan pulang juga ditempuh dengan waktu yang sama yakni 2 jam.

Sebuah pengalaman yang luar biasa yang dialami sopir Mudatsir bersama dua ulama besar nan harismatik. Itulah penggalan kisah dari orang-orang hebat di Kabupaten Pasuruan. Wallahu a'lam bissowaf (sumber : Gus Su'adi)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post