Moh Irham Zuhdi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SUAMI JUAL ISTRI, FENOMENA APA?

SUAMI JUAL ISTRI, FENOMENA APA?

Jagat maya ini baru saja dikejutkan oleh pemberitaan seorang suami menjual istrinya di Rejoso Pasuruan dengan harga murah Rp 50 rb untuk sekali ranjang dan anehnya sudah berlangsung sejak tahun 2019. Perilaku tak waras ini makin parah saat suami ikut menonton dan merekam adegan bejat itu. Sebenarnya kasus kotor itu bukan peristiwa baru, sebelumnya awal Januari 2020 terjadi kasus yang sama di kota petis Sidoarjo. Jika kita mau buka-buka file tentu tak terbilang jumlahnya seorang suami tega menjual istrinya. Hampir di semua kota ada. Dunia ini memang tak akan sepi dengan peristiwa yang aneh-aneh, lucu, dramatis, keji dan kejam bahkan berganti pasangan suka sama suka juga tak hilang dari dunia yang fana ini. Kasus terakhir memang terkesan menjijikkan, seorang suami menjual istri bahkan bisa main 1 lawan 3 laki-laki bejat. Penulis tak bisa berfikir tenang melihat fenomena ini. Ada perasaan marah bercampur aduk dengan rasa kemanusiaan yang lain. Jika dicermati sesungguhnya bukan alasan himpitan ekonomi sebagaimana pengakuan pasangan suami istri berperilaku dosa ini. Ekonomi hanya menjadi alasan saja agar orang lain mau menerima perilaku anehnya. Banyak orang yang jauh lebih miskin bahkan masih tertimpa tangga kemiskinan yang lain tetap tegar dan tak menjual diri. Menurut penulis ada faktor agama dan etika yang mereka abaikan. Bahkan kedua faktor penyebab itu sudah lama tak mereka gunakan secara istiqomah dimulai dari kehidupannya sejak kecil bersama lingkungan keluarganya. Mereka bisa jadi sebelumnya tak menemukan keteledanan saat bersama ibu bapaknya. Sehingga saat setelah dewasa dan berumah tangga, agama dan etika tak terpatri dalam hati dan pikirannya. Begitu mendapat masalah ia lupa dengan Tuhannya dan mencari jalan pintas yang dianggap cepat nenyelesaikan masalah. Faktor lain adalah kejiwaan yang lemah, mudah putus asa atau justru mendapatkan kepuasan jika berbuat yang justru kontra produktif dengan kebenaran. Salah satu cara untuk mengurangi dan menghindar dari hal-hal diatas adalah pendidikan agama, terutama dimulai dari pendidikan keluarga. Pendidikan keluarga adalah madrasah pertama informal yang pasti dilewati oleh setiap orang sebelum masuk ke pendidikan formal di sekolah/madrasah. Peran orang tua sangat besar terhadap keluarganya dalam menghadapi tantangan dimasa mendatang. Diperlukan orang tua yang bijak dan memahami setiap perubahan yang terjadi dan mampu menjadi spirit bagi anaknya. Sekolah formal hanya meneruskan bekal pendidikan yang sudah dimiliki anak. Perilaku kriminal, korupsi dan pelanggaran sex yang keluar dari tuntunan agama adalah buah pahit dari hasil proses hidup yang pernah dijalani seseorang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post