Moh Jumadi, S.Pd

Orang yang suka berdandan perlente ini bernama Moh Jumadi, S.Pd, sering disebut juga dengan nama Mas Jumadi. Lahir di Desa Pilangwetan kecamatan Kebonag...

Selengkapnya
Navigasi Web
GANGGUAN BELAJAR PADA ANAK DISLEKSIA

GANGGUAN BELAJAR PADA ANAK DISLEKSIA

Gangguan belajar dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Beberapa jenis yang sering digunakan untuk menggambarkan penyakit disleksia adalah:

Fonological dyslexia: kesulitan untuk menguraikan atau mengeja sebuah kata menjadi susunan huruf. Orang dengan disleksia tipe ini sulit untuk menuliskan kata-kata yang didengar. Jenis ini juga dikenal dengan disleksia disfonetik atau disleksia pendengaran. Surface dyslexia: kondisi yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengenali kata demi kata sehingga kata-kata sulit diingat dan dipelajari. Jenis gangguan belajar ini disebut juta dengan disleksia visual atau dyseidectic dyslexia. Rapid naming deficit: kondisi yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk menyebutkan angka maupun huruf yang dilihat. Double deficit dyslexia: kondisi yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk memisahkan suara untuk menyebutkan huruf dan angka. Visual dyslexia: kondisi yang ditandai kesulitan untuk memaknai kata yang dilihat.

Untuk mengetahui apakah anak atau seseorang mengidap gangguan belajar ini, Anda perlu mengenali seperti apa tanda dan gejalanya. Semua itu bisa terjadi pada usia berapa pun, tapi cenderung muncul pada masa anak-anak. Tanda dan gejala anak disleksia adalah:

1. Kesulitan belajar membaca

Banyak anak disleksia yang memiliki kecerdasan normal seperti anak lainnya. Namun, mereka kerap kali terlihat berusaha keras untuk belajar membaca. Seperti lebih lama untuk mempelajari huruf, sulit untuk mengucapkan atau menerka huruf atau angka, atau terbalik memosisikan mainan huruf. Untungnya, ini bisa diatasi dengan pengajaran yang tepat dan dukungan dari orang-orang di sekeliling anak atau orang dengan disleksia.

2. Kemampuan berbicara yang sangat lambat

Anak dengan gangguan belajar mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar berbicara. Mereka sering salah mengucapkan kata-kata atau kesulitan untuk membedakan bunyi kata yang berbeda. Walaupun mereka sudah belajar mengenali huruf, kemungkinan besar ia akan lupa dengan pelajaran yang sebelumnya yang sudah dipelajari.

3. Milestone tercapai lebih lama

Anak disleksia dapat belajar merangkak, berjalan, berbicara, atau mengendarai sepeda seperti biasa, tetapi lebih lambat daripada anak lain seusianya.

4. Mengalami kesulitan koordinasi

Anak disleksia mungkin akan terlihat lebih lemah dibanding teman sebanya. Mereka kadang kesulitan untuk menangkap bola, akibat koordinasi mata dengan tangan yang kurang baik. Jika koordinasi anak memang sangat buruk, kemungkinan anak memiliki kondisi lain seperti dispraksia.

5. Sulit konsentrasi dan mudah sakit

Anak-anak dengan gangguan belajar ini biasanya sulit untuk konsentrasi pada suatu hal. Kondisi ini mempersulit proses belajar dan memahami sesuatu. Selain itu, anak disleksia juga lebih mungkin terkena masalah sistem imun, seperti mudah sekali demam, memiliki alergi, eksim, atau asma.

Tanda-tanda disleksia sulit dikenali sebelum anak masuk sekolah. Begitu anak mencapai usia sekolah, guru anak Anda mungkin akan menyadari adanya masalah pada anak. Keparahan kondisi berbeda pada setiap anak, tetapi kondisinya akan menjadi lebih jelas saat anak sudah mulai belajar membaca.

Jika gangguan belajar terjadi pada anak yang belum sekolah atau usia balita, kemungkinan tanda-tanda disleksia adalah:

Agak susah melafalkan sesuatu Lambat berbicara Sulit mengingat hal-hal dari film atau sesuatu yang ia sukai Mengalami kesulitan untuk belajar huruf-huruf dasar (alfabet), sulit membedakan atau mengenali warna Sulit membedakan kata-kata yang serupa, atau bahkan huruf yang serupa (seperti b dan d)

Jika gangguan belajar terjadi pada anak usia sekolah, kemungkinan tanda-tanda disleksia adalah:

Sulit mengingat nomor yang lebih dari satu angka Anak akan sulit membaca, mengeja, dan menulis Anak akan mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa asing Sulit mengikuti arah; kanan maupun kiri Bila mengerjakan sesuatu, khususnya PR, akan kurang rapi tulisan atau polanya Sulit untuk menemukan kata untuk menjawab pertanyaan orang lain Sulit membedakan huruf atau kata

Jika gangguan belajar terjadi pada remaja atau orang yang lebih dewasa, kemungkinan tanda-tanda disleksia adalah:

Kesulitan untuk mengucapkan apa yang dibaca Sering salah mengucapkan nama atau kata-kata, menggunakan kata yang kurang tepat Kesulitan memahami sebuah tulisan atau cerita Kesulitan untuk meringkas cerita Kesulitan untuk belajar bahasa asing Kesulitan untuk menghafal Kesulitan untuk menceritakan kembali suau kisah atau kejadian

Kondisi mental ini bisa terjadi pada siapa saja. Namun, lebih berisiko terjadi pada orang-orang dengan kondisi berikut ini:

Memiliki anggota keluaraga dengan penyakit gangguan belajar Bayi lahir prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah Selama di dalam kandungan, janin terpapar dengan nikotin, obat-obatan, alkohol, atau infeksi yang memengaruhi perkembangan otaknya Kelainan pada struktur otak yang berperan dalam kegiatan mengolah kata dan proses berpikir

Disleksia sering kali luput dari pengawasan orangtua. Bahkan, ada yang tidak menyadari memiliki penyakit ini, hingga usia dewasa. Perlu Anda ketahui bahwa orang dengan kondisi ini bisa menyebabkan sejumlah masalah, seperti:

Proses belajar yang bermasalah. Membaca dan menulis adalah keterampilan dasar yang harus dikuasai seseorang. Bukan hanya untuk belajar saja, tapi juga penting untuk kehidupan dewasa nanti. Anak juga bisa tidak naik kelas karena tertinggal banyak pelajaran. Ketika dewasa, pekerjaan yang bisa dilakukan pun terbatas. Masalah sosial. Tanpa perawatan, kondisi ini bisa membuat anak jadi minder dengan teman-temannya. Selain itu, anak akan cenderung menarik diri dari lingkungan, memiliki masalah dalam berperilaku, cemas, dan lebih agresif. Kesehatan mental jadi lebih buruk. Anak dengan kondisi ini berisiko lebih tinggi mengalami gangguan ADHD. Bila sudah memiliki kondisi ini yang perhatian dan perilaku hiperaktif yang sulit dikontrol membuat disleksia semakin sulit untuk diatasi.

· Belajar mengenal huruf, membaca, mengeja, menulis, dan merangkai kata biasanya sudah dipelajari oleh anak-anak prasekolah. Kemampuannya akan semakin terasah setelah memasuki sekolah dasar. Jika Anda melihat tanda-tanda anak tidak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik, belum tentu itu menjadi pertanda anak memiliki gangguan belajar.

· Akan tetapi, pada umumnya anak dengan kondisi ini biasanya tidak dapat memahami dasar-dasar dari pelajaran yang seharusnya dimengerti oleh anak seusianya. Konsultasikan dengan dokter atau psikolog, jika Anda merasa khawatir dengan kondisi anak.

Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat terkait penyakit disleksia pada anak, Anda harus mendatangi sekolah dan menanyakan perkembangan belajar anak di sekolah. Selain itu, ada beberapa tes yang harus anak lakukan, seperti:

Meninjau kembali riwayat penyakit kemungkinan ada pada keluarga Tes kemampuan berbicara; tanya jawab atau menceritakan kembali sebuah kejadian Tes pengenalan huruf, kata, atau angka Tes pemahaman makna kata dan isi bacaan Tes mengeja kata dan menulis kata

Selama proses penilaian, pemeriksa harus mengesampingkan kondisi atau penyebab lain yang membuat anak mengalami kesulitan dalam belajar, seperti masalah penglihatan, gangguan pendengaran, atau kurang jelasnya intrusksi saat tes dilakukan.

Jadi, tes lain juga perlu dilakukan oleh anak, seperti tes kesehatan otak dan tes psikologi. Hal ini membantu dokter untuk mengetahui bagaimana kondisi dan fungsi otak anak sekaligus untuk memahami kesehatan mental anak.

Orangtua harusnya cepat tanggap dan peka terhadap kondisi buah hati yang mulai menunjukkan gejala atau ciri gangguan sulit belajar ini sejak dini. Hal ini dapat berimbas kepada kondisi psikologis anak yang ikut terbawa.

Anak bisa merasa depresi dan akan menurunkan kepercayaan diri serta sosialisasinya di lingkungan sekolah karena ketidakmampuannya tersebut.

Sama seperti autisme, tidak ada obat untuk menyembuhkan gangguan belajar ini. Disleksia pada dasarnya juga bukanlah penyakit berbahaya. Namun, terapi rutin bersama psikolog atau konsultan pendidikan dan anak disleksia adalah salah satu cara melatih anak bisa berlaku normal di masyarakat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih.. Kebetulan murid saya mengalami disleksia... Saya kurang tau gangguannya dimulai sejak kapan krn sejak bayi dia diadopsi oleh kedua orang tuanya. Alhamdulillah kedua orang tuanya perduli dan sayang terhadapnya. Kalau sudah belajar membaca sangat sulit meski sudah berusaha.

19 Apr
Balas

Semoga bermanfaat bagi banyak orang, trimakasih supportnya bu Agustina.

19 Apr
Balas



search

New Post