Moh Jumadi, S.Pd

Orang yang suka berdandan perlente ini bernama Moh Jumadi, S.Pd, sering disebut juga dengan nama Mas Jumadi. Lahir di Desa Pilangwetan kecamatan Kebonag...

Selengkapnya
Navigasi Web
PATRAP

PATRAP

P A T R A P ( DZIKIR ) Patrap artinya sadar akan Allah, yaitu sadar dalam segala keadaan seperti tidur sadar Allah, makan sadar Allah, jalan sadar Allah dan seterusnya. Kata patrap diambil dari bahasa Jawa (bukan kejawen) yang artinya adalah perilaku yang benar benar perilaku, atau perilaku yang benar. perilaku yang benar didepan Allah, maka patrap sebenarnya adalah perilaku kehidupan yaitu semua perbuatan dengan melibatkan atau mengikutsertakan Allah. ketika tidur, ketika makan, ketika berdialog, dan ketika apapun mengingat dan sadar akan Allah. Patrap adalah sebuah nama dari suatu metode, bukan nama sebuah ibadah, kalau ibadah nya ya ada di dzikir. seperti halnya kalau kita belajar al quran maka kita menggunakan metode iqra, iqro bukanlah ibadah yang ibadah adalah membaca quran nya. jadi seringkali orang salah persepsi terhadap istilah patrap, dikiranya ini adalah suatu ajaran bidah atau ajaran kejawen atau yang bukan dari islam. sekali lagi patrap ini adalah metode untuk mengingat Allah dengan cara yang praktis dan mudah. dan ini sudah saya kaji secara psikologi dan alhamdulilah dengan mengingat ALlah dengan cara patrap ini hati menjadi tenang dan mantab bersama Allah. Orang patrap (dzikir, sadar) dalam Islam diidealisasikan dalam sosok Nabi Muhammad sebagai uswatun hasanah, tidak kenal rasa takut tidak gentar dalam keadaan bagaimanapun juga, beliau selalu sabar, dan tenang dan selalu diliputi oleh rasa kasih sayang kepada sesama hidup dan karena itu beliau dicintai oleh semua ummat manusia, beliau mencintai segala ciptaan Allah. Sikap dzikir sempurna seperti itu pernah dicontohkan Rasulullah, tatkala tiba-tiba Da’tsur menodongkan pedangnya kearah leher nabi, seraya berkata lantang: “Siapa yang akan menolong engkau dalam keadaan seperti ini, ya Muhammad?”. “Allah yang menolongku”, jawab nabi dengan tenang. Jawaban sederhana yang tidak disangka-sangka oleh Da’tsur, merontokkan karang hati yang pongah, tubuhnya bergetar seakan tidak lagi disanggah oleh tulangtulangnya yang besar. Daya apa gerangan yang mengalir dari mulut Muhammad, membuat jiwanya sesaat seperti mati tak berdaya. Pedangnya terpental jatuh ketanah, kemudian Rasulullah berganti membalas menodongkan pedang kearah leher Da’tsur, dan beliau berkata : “Siapa yang akan menolong engkau ,ya Da’tsur?” Ia jatuh bersimpuh pada kaki Rasulullah sambil mengiba untuk diampuni atas sikapnya yang congkak dan berkata hanya enkau ya Muhammad yang bisa menolongku. Seketika itu Rasulullah menasehatinya agar ia kembali ke jalan Islam. Peristiwa di atas merupakan sikap sempurna dari Dzikir Rasulullah. Keadaan seperti itulah yang dimaksudkan islam sebagai kepasrahan dan kepercayaan akan kekuasaan Allah, perlindungan, kedekatan dan kemahatinggian Allah diatas segalagalanya.(mohjumadi)
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post