Moh. Masyhuri

Afdholunnas anfa uhum linnas...

Selengkapnya
Navigasi Web
Siswa dan Guru dalam Pembelajaran

Siswa dan Guru dalam Pembelajaran

Sesuatu ada yang hilang dalam pendidikan saat ini, ketika muridnya gagal menerima transfer knowledge dari guru. Terkadang orang tua menyalahkan gurunya. Padahal guru sudah bersi keras belajar, merencanakan lalu mengimplementasikan strategi bagaimana supaya materi yang disampaikan dapat diserap dengan baik oleh anak didik. Tetapi sayangnya anak didik tidak memperdulikan bagaimana adab kepada guru saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Mereka tidak memperdulikan bagaimana cara menerima materi yang disamapaikan oleh guru dengan baik (termasuk saya juga kesindir ini)😆😆 saya juga masih berada dalam konteks berusaha agar bisa menerima materi yang disampaikan oleh guru/dosen dengan maksimal. Jadi pada substansinya strategi dalam kegiatan pembelajaran hanya ada dua baik itu berjenis salaf maupun khalaf yaitu strategi acquisition dan transmission. Acquisition adalah bagaimana cara murid agar menerima materi oleh guru dengan baik. Sedangkan transmission adalah setrategi bagaimana cara guru menyampaikan materi agar mudah diserap oleh siswa dengan baik. Keduanya tidak bisa dipisahkan, kurang lebih seperti pasangan romeo dan juliet hidup sejahtera apabila saling melengkapi. Keduanya harus sama-sama pengertian tidak hanya gurunya yang dituntut baik dalam menyampaikan, maka anak didik sebagai pelajar juga dituntut balik bagaimana caranya agar bisa menerima materi yang disampaikan oleh guru. Misalnya pacaran mengganggu anda dalam pembelajaran, ya jangan pacaran. Sebut saja itu namanya metode (jomloision) eh jomloision itu bhs. Apa ya ? gak nguruslah pokoknya yang penting lancaar. Dari pada gurunya asyik menjelaskan, siswanya malah asyik ngebayangin pacarnya, mikirin malmingan akibatnya, Meskipun guru susah payah menyusun metode tapi muridnya tidak menggunakan starategi acquisitio akhirnya hal itu menjadi penghambat proses transfer knowledge. Orang tua senantiasa juga memberitahu atau menasehati anaknya bagaimana seharusnya menjadi pelajar, hal itu bolehlah ngintip isi kitab ta'alimul muta'allim, pelajar tidak boleh diniatkan untuk mencari keutamaan dunia atau mencari popularitas semata. Setidaknya belajar ditujukan untuk menghilangkan kebodohan manegakkan tonggak diinul islam. Sehingga dengan semangat itulah anak didik benar-benar berusaha menimba ilmu pada saat pemebelajaran dioperasionalkan. Kemudian setelah ilmu didapatkan wajib diamalkan jangan hanya ditimbun, percuma tidak akan jadi gunung 😂😂. Dalam al-Qur'an "yarfa'illahu al-ladzina amanu minkum walladina utul 'ilma dzarajah". Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu. Munurut hadratus syeikh kH. Hasyim Asy'ari Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu apabila ilmu yang didapatkan diaplikasikan. Kalau hanya suka ngoleksi ilmu namun disimpan seperti barang antik tidak Nafi'un linafsihi maupun Nafi'un lighairihi. Percuma ilmu itu tidak akan membawa kita pada tangga-tangga derajat yang dijanjikan oleh Allah.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post