KETIKA PANGGILAN DAKWAH ITU BERDERING
KETIKA PANGGILAN DAKAW ITU BERDERING
Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” ( QS:9: 41)
Dakwah merupakan syari’at Allah yang di laksanakan oleh para nabi kepada kaumnya untuk diseuru kejalan RobbNya, ketika para nabi telah tiada, para sahabat telah tiada, para tabi’in telah tiada, para ulama salafussoleh sudah tiada dan para ulama mulai berguguran menghadap RobbNya, maka tanggung jawab dakwah itu ada di pundak kita, ya di pundak kita, mau siapa lagi kalau bukan kita, tentunya dengan kadar dan kemampuan kita masing-masing.
Wahai ikhwan, dakwah tidak sekedar menyampaikan sesuatu kepada orang lain, tapi sesungguhnya dakwah itu harus dimulai dari diri kita masing-masing agar dakwah itu sendiri bisa tertata dengan rapi dan apik, sehingga apa yang disampaikan oleh kita dapat dimengerti dan di pahami oleh orang lain, dan untuk selanjutnya agar dakwa itu sendiri bisa berhsil secara maksimal.
Wahai ikhwan wa akhwat fillah, dakwah itu tidak hanya sekedar pengajian ke pengajian, ceramah di atas panggung, khutbah di mimbar dari masjid ke masjid, dari majlis ta’lim ke majlis ta’lim lainnya. Minimal kita ngobrol yang bermanfaat kepada orang lain yang berubah dari prilaku negative ke prilaku positif walupun hanya satu atau dua orang itu juga sama. Apalgi menjadi seorang guru madrasah maupun sekolah umum lainnya itu lebih dari sekedar dakwah, maka diri kita masing-masing adalah da’i dengan cara kita masing-masing.
Dalam hal ini saya akan bercerita sepenggal kisah perjalanan saya kemarin, supaya kita tidak monoton dalam mengartikan dakwah itu sendiri. Kesannya kalau kita mendengar kata dakwah itu pasti kiyai,ustadz, para santri dan atau mulalig kondang yang biasa dari panggung ke panggung. Ternyata kan tidak demikian..
Pada suatu hari ada seorang ikhwan menelpon saya, beliau sampaikan beberapa hal kepada saya mengenai jembatan yang terbuat dari bambu yang hampir roboh sebagai akses jalan para santri dan jama’ah pengajian dan bahkan sungai yang belum ada jembatannya yang biasa di lewati oleh masyarakat dan anak-anak sekolah, itu sangat ironis banget dan langsung saya katakana kepada beliau insya Allah besok saya berangkat.
Dengan perjalanan yang sangat luar biasa menantang saya jalan dengan ikhwan tadi sambil ngobrol supaya ada komunikasi yang baik dan kadang tertawa ringan untuk melepas lelah sambil jalan.
Sesampainya ditempat tujuan saya minta izin kepada sohibul bait untuk mengambil foto bebera titik yang dipandang perlu. Saya sampaikan kesohibul bait kita berdo’a saja semoga Allah ta’ala memberikan kemudahan kepada kita semua.
Maksud saya dalam hal ini bahwa Setiap kebaikan atau dakwah yang kita lakukan untuk orang lain hendaknya bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah Azza Wajalla. Kalau orang lain merasa sangat bahagia kita bantu, apalagi kita, ya kita semua yang melakukan kebaikan.
Maka diakhir tulisan ini saya samapaikan pula Hadist Nabi
وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ
“Dan barangsiapa (yang bersedia) membantu keperluan saudaranya, maka Allah (akan senantiasa) membantu keperluannya.”(HR. Bukhari, dari Abdullah bin Umar r.a)
Demikian semoga bermanfaat,
Rancecet, 9 Februari 2021
Al-Fakir
MOH RAMSUDIN FAJRI



Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Berat nyah Komo dakwah pas hujan ribut kieu Bae ka lemburna pak Ajat haha
Pokonamah sangat luar biasa.. sambil ngagoler geh aku sempatkan menulis