Gemblengan Teruntuk Bapak Presiden

Oleh : Moh. Septa Herlambang

Bapak! Mengertilah.

Pliss…

Kumohon mengertilah

Tentang derita kami di malam ini

Hinga sebagian saudara kami kehilangan harga diri

Dan berhamburan nyawa kembali pada ilahi

Bapak satu atau bapak dua

Sudilah bapak menjenguk keluarga yang ditinggalkannya?

Mereka yang ditinggalkan pasti menderita

Hiburlah mereka dengan doa bapak

Atau yang paling murah saja: senyum bapak

Itu sudahlah cukup bagi keluarga para pahlawan pertiwi ini

Kami bapak, yang menjadi sebagian pahlawan malam itu, saat ini menangis

Mendengar ocehan-ocehan kepala babi yang seenaknya berkata

Ulang pemilihan ini! curang pemilihan ini!

Jangankan kami, penikmat televisi pun sampai tersedu-sedu bapak

Melihat tangan-tangan licik monyet menyabotase jerih payah kami

Melupakan persatuan bangsa ini hanya demi kursi yang melambai ingin diduduki

Bapak! Sampun nggeh anggon kulo matur dateng panjenengan

Niki unek-unek kulo lan rencang-rencang sing nderek dados pahlawan nanging terabaikan

Terkumpul lan terwakili teng puisi kulo niki

Mugi bapak setunggal nopo bapak kaleh kerso rawuh dateng keluarga pahlawan

Syukur maringi doa nopo maringi santunan kangge mengenang

Nanging nak mboten, nggeh mboten nopo-nopo bapak, pangingi senyum mawon

Niku ae bapak bakal angsal pandongo saking kami

Robbana Attina Fidunya hasanah wafilakhiroti hasanah waqina adza banar

Bojonegoro, 23 April 2019

SINOPSIS

Seorang pemimpin harus berani tegap berdiri di kakinya sendiri. Berpegang tegus dengan apa yang dikatakan oleh hati dan bukan karena tangan kanan yang memainkan drama Tuhan. Eh, drama tuan. Setelah kisah ini, kisah 17 April 2019. Siapapun yang menang, kita adalah Indonesia siapapun yang kalah, kita tetap Indonesia menjunjung persatuan Indonesia. Membangun Indonesia bukan hanya dengan cara menjadi pimpinan Indonesia. Mari, kita bersama-sama bekerja keras dengan hati yang tulus demi Indonesianya kita.