Cintaku Bersemi di Kota Malang 1 ( Cerita Cinta Part 2 )
Cintaku Bersemi di Kota Malang 1
( Cerita Cinta Part 2 )
Setelah Arman menamatkan studinya di Sekolah Menengah Atas ( SMA ) di sebuah kota kecil, Arman kemudian ikut seleksi Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( UMPTN ) di salah satu perguruan tinggi negeri di kota Malang.
Dengan persiapan yang maksimal waktu duduk di bangku SMA, akhirnya Arman diterima di Perguruan Tinggi Negeri di Kota Malang.
Arman gembira diterima di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Kota Malang. " Alhamdulillah ....aku diterima di Perguruan Tinggi Negeri ", kata Arman.
Kedua orang tua Arman juga ikut gembira, selang beberapa bulan kemudian Arman harus berangkat lagi ke Malang untuk ikut " OSPEK Mahasiswa Baru ",.
Kali ini Arman tidak indekos seperti waktu seleksi UMPTN. Akan tetapi Arman tinggal dengan salah satu familinya yang berada di Malang. Karena ini amanah dari orang tua Arman.
Sesampainya di rumah familinya, Arman disambut dengan gembira. Arman pun ngobrol dengan hangat dengan famili dari ayahnya. " Arman, gimana kabarnya ayahnya ", kata Nanang sebut saja seperti itu nama famili ayahnya.
" Alhamdulillah sehat om ", kata Arman. " Kapan kamu mulai masuk kuliah ", kata omnya Arman.
" Besok om ", kata Arman, " Ya sudah sana istirahat dulu, itu kamar kamu ", sambung om Arman sambil menunjuk ke kamar nomor dua dari Utara.
Arman pun masuk ke kamarnya sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur, karena memang perjalanan dari kota Arman ke Kota Malang lumayan jauh. Arman berangkat pagi nyampek sore di rumah omnya dengan baik bis.
Merasa gerah di kamarnya sendirian Arman keluar. Di luar banyak anak - anak yang sebaya dengan Arman yang merupakan tetangga dari omnya.
" Sini mas ", panggil salah satu anak yang sedang duduk di teras rumahnya pas di depan rumah omnya.
Arman pun menghampiri anak itu. Sesampainya di rumah anak itu Arman pun bersalaman.
" Arman ", sambil menjulurkan tangannya. " Aku Trisno ", sambil menjulurkan tangannya.
Sore itu Arman dan Trisno ngobrol - ngobrol. Sampai akhirnya datang lagi teman Trisno yang merupakan tetangga dekat. Arman pun diperkenalkan oleh Trisno kepada temannya.
" Ayo Tris mandi ke sungai " ajak teman Trisno. " Ayo man ", ajak Trisno ke Arman.
Akhirnya mereka bertiga pun berangkat mandi ke sungai. Sesampainya di sungai Arman pun terkejut karena banyak anak perempuan yang mandi di sungai.
Arman pun tertegun sejenak, " Tris gimana kalo kita mandinya nanti aja kalo anak - anak perempuan itu selesai ", pinta Arman. " Kenapa man ", sambung Tris. " Aku tidak terbiasa Tris ", kata Arman lagi. " Oh ya gak apa - apa ".
Duduklah mereka bertiga di tikungan tepi sungai. Sampai akhirnya anak - anak perempuan selesai mandi.
Anak - anak perempuan yang baru selesai mandi tadi pun lewat dekat Arman dan Trisno.
" Ayo Tris aku duluan ", salah satu cewek menyapa Trisno. " Ya ", jawab Tris. Arman pun mencuri pandang saat keduanya bertegur sapa.
Kemudian mereka pun mandi karena waktu sudah hampir maghrib, mereka pun mandi dengan cepat.
Sambil berjalan ditengah perjalanan Arman bertanya kepada Trisno. " Tris siapa cewek yang rambut panjang itu "Oh itu . dia Erna masih kelas satu SMA ", Arman hanya mengangguk - ngangguk. " Erna itu rumahnya disebelah barat omnya kamu ", sambung Tris lagi.
Sesampainya di rumah omnya hari sudah semakin sore dan sebentar lagi azan Maghrib tiba. Arman pun bersiap - siap untuk sholat Maghrib .
Arman pun bergegas ke Musholla yang terdapat di sebelah barat rumah omnya. Di Musholla itu sudah ramai anak - anak dan orang - orang di sekitar itu untuk sholat Maghrib berjamaah.
" Aku disini ngajari ngaji anak - anak man ", kata omnya dari belakang. " Oh ya om ", Arman membalas.
Karena waktu Maghrib sudah masuk maka azan pun dikumandangkan, mereka semua sholat berjamaah, dilanjutkan dengan pembelajaran Iqro' bagi anak - anak oleh omnya Arman sampai Isya', Arman hanya duduk termenung melihat anak - anak yang sedang ngaji.
Setelah sholat Isya' anak - anak pun pulang ke rumahnya masing - masing. Tinggal Arman dan omnya serta kedua anak omnya yang masih kecil.
Omnya Arman bercerita tentang keadaan di Malang serta keadaan dimana omnya kerja .
" Oh ya man sana kamu sarapan dulu, kemudian istirahat besok pagi kamu kan sudah mulai kuliah biar tidak capek ", kata omnya. "Ya om ", jawab Arman.
Arman pun makan malam kemudian duduk - duduk sejenak dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Karena capek habis perjalanan jauh Arman pun tertidur.
Waktu Subuh tiba Arman dibangunkan oleh omnya, Arman pun bangun bergegas untuk mandi, setelah mandi dan solat Subuh Arman bersiap - siap berangkat ke kampusnya, karena hari ini adalah hari pertama masuk.
Baru beberapa langkah dari depan rumah omnya, Arman melihat Erna juga keluar dari rumahnya untuk berangkat sekolah.
" Mas mau kuliah ya ....", sapa Erna, " Ya dik ini mau ke kampus ", jawab Arman.
" Kalo gitu ayok kita sama - sama nunggu mikrolet di jalan sana ", sambung Erna lagi sambil menunjukkan telunjuknya ke depan.
Dalam perjalanan Arman sesekali melirik Erna sambil dalam hatinya berkata " eh...cantik juga Erna ini, tubuhnya langsing , kulitnya kuning dan rambutnya lurus sepunggung".
Sesampainya di pinggir jalan, " mas sampean nanti ikut mikrolet warna ungu dari Utara itu langsung Dinoyo ", kata Erna kepada Arman. " Ya terima kasih ", jawab Arman. Erna pun langsung menyebrang jalan nunggu mikrolet yang dari selatan.
Sebelum keduanya mendapatkan mikrolet sesekali mereka berpandangan dan sambil tersenyum . Kemudian dari arah selatan ada mikrolet warna Wungu. " Dinoyo...Diniyo...kata kernetnya. " Dinoyo mas ", Arman sambil melambaikan tangannya untuk nyetop mikrolet .
Mikrolet itu pun berhenti, dan penumpang yang jurusan Dinoyo naik semua. Disepanjang perjalanan Arman merasa senang karena sebentar lagi akan mempunyai banyak teman baru yang berasal dari luar daerah.
Selang beberapa menit kemudian sampai juga di kampus." Keri pak ", kata Arman. Arman pun turun, Arman langsung menuju ke lokasi OSPEK yang sudah di beritahu sebelumnya waktu regestrasi dulu.
Arman hanya memandangi mahasiswa yang lain karena tidak satupun dari mahasiswa itu yang Arman kenal.
Sambil menunggu waktu OSPEK dimulai Arman memberanikan diri berkenalan dengan mahasiswa yang lain.
Tidak butuh waktu lama Arman pun kenal dengan beberapa mahasiswa yang sama - sama berkumpul di halaman Gedung FIP.
Sampai akhirnya kakak - kakak senior pun datang, kami semuanya disiapkan. Arman pun mengikuti setiap yang diinstruksikan oleh kakak senior karena Arman tidak ingin mendapatkan hukuman.
Kegiatan OSPEK itu dilaksanakan sampai sore. Setelah OSPEK hari pertama selesai Arman pun menunggu mikrolet di depan kampus. Bersama dengan para mahasiswa yang lain.
Saat mikrolet yang ditunggu sudah tiba, Arman pun naik. Mikrolet pun melaju dengan tidak begitu kencang karena jalan pada sore itu cukup padat.
Azan Maghrib tiba Arman turun di gang menuju rumah omnya . Arman berjalan dari jalan raya sampai ke rumah omnya . Karena sudah Maghrib anak - anak sudah mulai ngaji.
" Assalamualaikum ....", kata Arman. " Waalaikumsalam...", jawab bude Arman dari dalam rumah. " Kok malam....man ", tanya budenya lagi. " Ya bude jalanan macet ", jawab Arman.
Arman kemudian masuk ke dalam kamarnya meletakkan tasnya, duduk sejenak kemudian mandi.
Setelah sholat Maghrib dan sarapan malam Arman ke musholla membantu omnya ngajari anak - anak ngaji. Tidak di sangka - sangka Erna pun ada disitu. Tersenyum Erna melihat Arman.
Sholat Isya' pun tiba mereka semua sholat Isya' berjamaah .
Setelah sholat Isya' selesai mereka pun membubarkan diri. Arman pun menyalami omnya.
Keluar dari musholla Arman melihat Trisno duduk di depan rumahnya . Arman pun menghampiri Trisno.
" Kok malam pulangnya man ", tanya Trisno, " ya Tris jalanan macet ", jawab Arman. " ya memang seperti itu kalau disini , kalau sore itu anak - anak pabrikan baru pulang ditmbah lagi anak kuliahan ", sambung Trisno.
Mereka berdua asyik ngobrol tiba - tiba Trisno menunjuk ke Erna yang sedang belajar di teras rumahnya . " Man itu Erna sedang belajar ", kata Trisno." Cantik ya man ", sambungnya lagi . "Ya Tris aku tadi bersamanya pas mau berangkat kuliah ", Kata Arman .
Arman pun pamit sama Trisno kembali lagi ke rumah omnya Arman pun istirahat karena besok pagi harus berangkat pagi -pagi ke kampus.
Setiap hari Arman dan Erna selalu bersama - sama pada saat Arman dan erna mau berangkat kuliah dan sekolah. Dari situlah benih - benih cinta keduanya muncul.
Pada saat hari Minggu pagi Arman jalan - jalan melihat suasana pagi di desa dimana omnya tinggal.
Arman cukup jauh berjalan sendirian karena sudah merasa capek, Arman pun memutuskan pulang. Di tengah pas mau pulang Arman juga melihat Erna sedang berlari sendirian .
Setelah berpapasan keduanya pun bertegur sapa. " Ayo mas lari ", pinta Erna. Arman bingung mau terus pulang atau mau ikut Erna yang sedang lari.
Akhirnya Arman , " Ya ayok kita lari bersama Er....", Sahut Arman memberanikan diri.
Mereka berdua pun lari menyusuri jalanan di desa itu. Lelah mereka lari, mereka berdua akhirnya jalan kaki.
Disaat mereka berdua jalan kaki, tiba - tiba Arman memancing pertanyaan.
" Er kamu sudah punya pacar apa belum ?", tanya Arman sambil hatinya dek - dekan. " Ah mas ini ada - ada saja ", sahut Erna.
Tidak ada sepatah katapun dari mereka berdua. " Gimana Er punya apa belum ?", Arman penasaran .
" Belum mas, emangnya kenapa ", jawab Erna. Arman pun terkejut . Kemudian Arman memberanikan diri. " Kalo pacaran sama mas, gimana ?", Erna pun kelihatannya gugup tidak terlontar sepatah katapun dari mulutnya.
Sampai akhirnya , " ya mas , tapi jangan permainkan Erna ya ?". Mendengar jawaban tersebut Arman senang tiada Tara.
Arman memberanikan diri menggandeng tangan Erna, Erna pun membiarkannya. Romantis banget mereka berdua berjalan sat itu.
Sejak saat itu keduanya semakin akrab. Setelah Arman pulang kuliah dan Erna pulang dari sekolah, mereka selalu berdua.
Kadang - kadang mereka belajar berdua. Sampai suatu hari pas malam Minggu ada tontonan layar tancap di lapangan sepak bola tidak jauh dari rumah keduanya.
Muda - mudi desa itu keluar semuanya tidak terkecuali Arman dan Erna. Setelah berpamitan ke orang tuanya Erna. Arman pun berangkat bersama Erna.
Sambil bersenda gurau, mereka kelihatan asyik menikmati malam mingguan, sesekali mereka berprgangan tangan. Romantis banget.
Hati - hari Arman penuh semangat untuk kuliah karena sepulang kuliah sudah menunggu cewek cantik yang jadi teman belajarnya tiap malam.......
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Makin mantap..pak Yasin...
Makin mantap..pak Yasin...
Terima kasih...P.Ali atas supportnya....
Ayo .... Bu Riski lanjutkan lagi cerpennya.
Keren