PANTANG TOLAK TUGAS PANTANG KERJA TAK SELESAI

( SEBUAH JARGON LAMA )

Ketika aku kuliah dulu di IKIP Malang sekitar tahun 1993, aku berada di kampus UPP II di daerah Sawojajar Kabupaten Malang. Sebagai mana lazimnya sebuah perguruan tinggi tentunya terdapat organisasi oeganisasi kampus di dalamnya.

Aku aktif di organisasi kampus UPP II IKIP Malang setelah aku duduk di semester 3, yaitu di Himpunan Mahasiswa Program Studi ( HMPS ) meskipun hanya sebatas anggota. Dengan ruangan yang sangat sempit teman teman selalu berkumpul di rungan tersebut untuk membahas program program kerja atau hanya sekedar ngobrol ngobrol tentang tugas tugas kampus.

Tapi yang aku ingat sampai sekarang sebuah tulisan yang terpampang di pintu masuk ruang sekretariat HMPS tadi. Tulisan tersebut sebuah stiker yang di tempel di pintu masuk ruang sekretariat yang berbunyi Pantang Tolak Tugas Pantang Kerja Tak Selesai . Jargon tersebut di peruntukkan kepada mahasiswa pada waktu itu yang kalau di terjemahkan bahwa mahasiswa UPP II IKIP Malang pantang untuk menolak tugas tugas yang di berikan oleh para dosen dan tidak mengulur ngulur waktu untuk menyelesaikannya.

Sebuah jargon yang memiliki nilai etos kerja dan tingkat kedisiplinan yang tinggi. Utamanya bagi kita sebagai Aparatur Sipil Negara yang setiap saat dan setiap waktu terus bergelut dengan yang namanya tugas – tugas kedinasan, karena memang kita ini adalah pelayan masyarakat utamanya di bidang layanan pendidikan.

Dengan memaknai jargon di atas niscaya kita akan memberkan pelayanan yang prima kepada masyarakat dan setiap tugas yang di berikan kepada kita akan selesai tepat waktu.

Dan jargon inilah yang menjadi penyemangatku dalam menulis, karena aku sudah mengikrarkan diri sebagai penulis maka tugasku kini bertambah selain tugas kesehariannku sebagai pendidik kini aku juga harus menulis untuk menghasilkan sebuah karya dengan tujuan untuk memajukan dunia literasi di Indonesia.