RUMAH TROMPESAN

Rumah Trompesan adalah rumah adat masyarakat Sumenep tempo dulu dan sekarang rumah ini masih kita temui di beberapa tempat utamanya di daerah perkotaan maupun di pedesaan, diperkotaan yaitu di daerah Kelurahan Bangselok, Kelurahan Karangduak, Kelurahan Kepanjen, dan Desa Pajagalan. Karena kelurahan dan desa tersebut merupakan penyangga Keraton Sumenep.

Kabupaten Sumenep merupakan satu - satunya kabupaten di Pulau Madura yang masih memiliki dan mempertahankan khasanah dan warisan arsitektur peninggalan nenek moyang kita dahulu, di antaranya Masjid Jamik atau Masjid Agung Sumenep yang bercorak arsitektur Cina, Keraton Sumenep yang masih berdiri kokoh, dan rumah - rumah bangsawan yang terdapat di sekitarnya.

Arsitektur Rumah Trompesan ini merupakan warisan peninggalan leluhur pada masa lalu baik bentuk, susunan atap, ornamen, bahan dinding, dan kerangka rumah di sesuaikan dengan iklim Kabupaten Sumenep yang cenderung panas, misalnya rumah ini memiliki ruang tamu yang cukup lebar dengan dua tiang penyangga di tengah, juga terdapat satu pintu utama di tengah atau pintu agung dengan diapit oleh jendela kanan kiri, rumah trompesan ini tidak tersekat oleh beberapa kamar melainkan ruangan terbuka di dalam.

Dan pada umumnya rumah masyarakat Sumenep itu menghadap ke arah selatan, karena nenek moyang kita dulu datang dari utara. Dengan demikian masyarakat Sumenep dalam membangun rumah selalu menghadap ke arah yang dituju dan akan membelakangi arah yang mereka akan datangi.

Rumah Trompesan ini adalah rumah yang digunakan secara turun temurun dengan mengedepankan kekeluargaan dan persaudaraan.

Maka tidaklah mengherankan jika kita berkunjung ke Sumenep akan menemukan pemukiman yang saling berdekatan dan berdempetan. Ini sesuai dengan filosofi masyarakat Sumenep yang mengutamakan kebersamaan dan persaudaraan.

I LOVE SUMENEP