RUMAHKU SEBAGAI TARBIYAH KELUARGA
RUMAHKU SEBAGAI TARBIYAH KELUARGA
Bulan Ramadhan di tahun 2020 ini akan menjadi sejarah dalam perjalanan Bangsa Indonesia dimana pada Bulan Ramadhan tahun ini semua kegiatan keagamaan seperti Sholat Jumat diganti dengan Sholat Duhur, Sholat Tarawih, Tadarrus Al Quran dilaksanakan di rumah, ini sesuai dengan anjuran pemerintah. Karena pada tahun ini negara kita lagi pandemi covid – 19 yang sudah berlangsung mulai dari bulan Maret.
Anjuran pemerintah tersebut bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran covid – 19. Yang penularannya melalui kontak langsung antara orang yang terdampak dengan orang lain. Dan itu bisa terjadi di antara kerumunan orang seperti halnya di tempat tempat ibadah seperti mesjid dan musollah.
Sesuai dengan apa yang telah di anjurkan oleh pemerintah tadi maka memasuki hari pertama Bulan Ramadhan yaitu bertepatan dengan hari Jumat tanggal 24 April 2020, maka malamnya kami sekeluarga melaksanakan Sholat Tarawih di rumah dengan imam saya sendiri kemudian makmumnya anak saya yang pertama yang saat ini sekolah di Madrasah Aliyah I An Nuqoyah Guluk Guluk Kabupaten Sumenep Ahmad Hafidz Ridho Al Ghifari, isteri saya Herlin Agustina, anak saya yang nomor dua Nabila Balques yang saat ini masih kelas IV SDN Pangarangan V Kecamatan Kota Kabupaten Sumenep, serta anakku yang terakhir yang masih berumur empat tahun Muhammad Yasfin Adimullah juga ikut sholat Tarawih.
Sholat Tarawih yang saya kerjakan mengambil dua puluh tiga rakaat dengan rincian dua puluh rakaat dengan sepuluh kali salam Sholat Tarawih dan tiga rakaat dengan dua salam adalah Sholat Witir.
Sesudah selesai melaksanakan Sholat Tarawih saya memberkan Qultum dengan tujuan untuk memberikan pemahaman tentang Agama Islam kepada anggota keluarga. Pada malam pertama ini saya menjelaskan tentang bunyi surat dalam Al Quran yaitu Surat At Tahrim 66:6 yang artinya : Hai orang orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat – malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah SWT, terhadap apa yang diperintahkan Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Mengapa saya kemudian mengambil Qultum Surat At Tahrim 66:6 ini, karena selama ini kita tentunya selalu disibukkan dengan urusan pekerjaan berangkat pagi pulang sore sebelum covid 19 menjadi pandemi di negara kita. Jarang sekali kita ketika berinteraksi dengan anggota keluarga kita misalnya memberikan tarbiyah keagamaan kepada anggota keluarga kita, paling paling bicara tentang urusan pekerjaan, tentang sekolahnya anak – anak, urusan urusan keduniaan lainnya.
Dengan adanya wabah covid 19 ini sebenarnya adalah cara Allah SWT, untuk lebih mendekatkan kita dengan anggota keluarga. Kita oleh pemerintah dianjurkan untuk bekerja dari rumah, yang anak anak bersekolah dari rumah, dan kita harus tetap tingggal di rumah kecuali untuk keperluan yang sangat mendesak dan itupun harus pakai masker dan jaga jarak ketika kita berada di luar rumah.
Dengan demikian ketika kami sekeluarga beribadah di rumah pada Bulan Ramadhan ini sesudah Sholat Tarawih dilanjutkan dengan Qultum tujuannya adalah saya sebagai imam dalam sebuah keluarga memberikan pemahaman keagamaan bahwa yang harus saya selamatkan terlebih dahulu dari siksa api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu adalah saya dan seluruh anggota keluarga.
Tentunya dengan mengerjakan perintah perintah Allah SWT, dan menjauhi terhadap apa yang telah dilarang Nya. Selain itu juga sebagai pemimpin dalam keluarga haruslah menjadi pemimpin yang bisa dijadikan panutan oleh anggota keluarganya, sebagai seorang isteri harus patuh dan taat kepada suaminya, dan sebagai seorang anak harus patuh dan taat kepada kedua orang tuanya.
Karena kebaikan keluarga akan berpengaruh terhadap kebaikan masyarakat, kebaikan masyarakat akan berpengaruh terhadap kebaikan suatu bangsa. Oleh karena itu saya dalam tarbiyah keluarga sesudah Sholat Tarawih tadi mengupas Surat At Tahrim 66:6 dengan harapan saya selaku kepala keluarga ingin menanamkan pondasi keagamaan yang kuat yang dimulai dari sebuah keluarga.
Dari Qultum yang saya sampaikan tadi seluruh anggota keluarga dengan khitmat mendengarkannya dan yang saya rasakan betul dari kegiatan tadi adalah sebuah nilai kasih sayang dan kebersamaan di antara anggota keluarga yang mungkin selama ini terlalu banyak saya abaikan.
Dan apabila kegiatan tarbiyah keluarga seperti ini dilakukan oleh setiap keluarga muslim di negeri ini maka akan terbentuk sebuah keluarga yang seperti di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu Baiti Jannati yang artinya rumahku surgaku. Artinya ketika kita berada di dalam rumah berkumpul dengan keluarga berada dalam ketenangan, ketentraman, dan kedamaian. Dan ini merupakan modal dasar untuk menciptakan keadaan bangsa ini menjadi bangsa yang damai, tertram, dan sejahtera.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar