Moh Yasin

Kepala Sekolah di SDN Nyabakan Timur III Kab. Sumenep Madura. Kegiatan diluar kedinasan Praktisi KBRA ( Keluarga Besar Ruqyah Aswaja ) Sumenep, Organisasi, menu...

Selengkapnya
Navigasi Web
SEKEDAR  MELURUSKAN ..........

SEKEDAR MELURUSKAN ..........

SEKEDAR  MELURUSKAN ..........

Dewasa ini banyak kita jumpai atau kita membacanya di media cetak maupun melihatnya melalui media elektronik tentang kenakalan remaja - remaja kita. Disitu kita hampir setiap hari disuguhi berita  berita yang tidak  patut dan pantas dilakukan oleh generasi muda kita. Misalnya penyalah gunaan narkoba, kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anak yang masih di bawah umur, pencabulan, premanisme, tawuran antar pelajar,seorang murid memukul gurunya karena hanya ditegur pada waktu  KBM karena tidak memperhatikan penjelasan dari guru, dan masih banyak lagi kasus  kasus yang lainnya yang melibatkan anak - anak  remaja kita.

Padahal anak - anak remaja kita adalah  aset bangsa yang kelak akan menggantikan generasi  generasi yang sudah tua. Maju mundurnya suatu bangsa bergantung pada generasi mudanya yang nota beni adalah anak -  anak remaja kita.

Kalau generasi muda kita adalah generasi yang cerdas, terampil, ulet, dan memiliki nilai - nilai norma agama yang tinggi bukan tidak mungkin bangsa kita ke depan akan menjadi bangsa maju dan unggul di semua aspek kehidupan.

Akan tetapi sebaliknya kalau generasi mudanya sudah kecanduan narkoba, hidup dengan pergaulan bebas, senang tawuran, terlibat dalam geng motor. Maka kehancuran bangsa ini tingggal menunggu waktu.

Menyikapi permasalahan kenakalan remaja kita di atas ada sebagian masyarakat kita yang beranggapan  karena pelajaran Pendidikan Moral Pancasila ( PMP ) yang dulu pernah ada kini sudah berganti ke PPKn jadi seakan  akan anak - anak didik kita tidak lagi di ajari tentang moral.

Padahal esensi dari mata palajaran  PPKn yang sekarang kita pakai di Kurikulum 2013 itu adalah sama dengan mata pelajaran PMP pada kurikulum sebelumnya. Bahkan di Kurikulum 2013 ada muatan Pendidikan Karakter.

Sekedar analisa : Siswa kelas II SD pada pelajaran Tema 5, anak -  anak didik kita sudah di ajari bagaimana memahami tentang nilai - nilai Pancasila. 

Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa.

Disini anak didik kita diajari tentang bagaimana cara bersyukur, berdo,a ketika memulai dan menyudahi pekerjaan, dan bahkan beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan kita masing  masing.

Sila Kedua  : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

Anak didik kita diajari bagaimana mencintai, menghormati dan menaati nasehat orang tua.Selain itu juga diajari untuk peduli terhadap  orang yang membutuhkan.

 

Sila Ketiga  : Persatuan Indonesia.

Di sila ketiga ini anak didik kita diajari tentang hidup rukun. Rukun dengan teman, rukun dengan anggota keluarga dan rukun dengan masyarakat.

Sila Keempat  : Kerakyatan Yang Dipimpin  Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan / Perwakilan.

Pengamalan sila keempat yang ditanamkan kepada peserta didik adalah hidup bergotong royong, suka  bermusyawarah dalam mencapai mufakat, dan juga bagaimana agar dapat menghargai hasil musyawarah.

Sila Kelima  : Keadilah Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Sila ini hubungannya dengan sikap adil. Adil  terhadap semua orang. Contoh sikap adil adalah hormat kepada anggota keluarga, senang dengan buatan teman, baik kepada semua teman, dan saling manolong kepada semua orang.

Ini baru materi pada tingkatan sekolah dasar bagaimana pada tingkatan SMP dan SMA tentunya materinya lebih tinggi lagi tentang pemahaman akan nilai - nilai Pancasila.

Namun permasalahan yang terjadi sekarang anak - anak didik kita atau para remaja kita banyak yang terkontaminasi oleh lingkungan dimana mereka tinggal.

Sekedar analisa : Anak didik kita berada di sekolah katakanlah mulai dari pukul 07.00 s/d 13.00. Jadi anak didik kita berada di sekolah hanya enam jam, dan selebihnya delapan belas jam mereka berada di rumah. Jadi lingkunganlah yang dominan membentuk karakter anak - anak kita.

Selama enam jam berada di sekolah anak didik kita di didik, dibentuk karakternya sesuai dengan ketentuan kurikulum yang dipakai saat ini. Selebihnya lingkunganlah yang membentuk karakter anak - anak kita, kalau anak -  anak kita bergaul dengan lingkungan yang baik maka tentunya akan menjadi anak -  anak yang baik namun sebaliknya kalau anak - anak kita bergaul dengan lingkungan yang tidak baik maka anak  - anak kita pun akan berperilaku tidak baik.

Jadi lingkunganlah yang paling dominan membentuk karakter anak.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post