KONEKSI ANTAR MATERI 2.2 PSE


PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL ( PSE )
OLEH : MOH. ZAINI, S.Pd.SD
CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 7 / KELAS 299
SD N KALIANGET TIMUR X
KAB. SUMENEP.
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah tibalah pada alur Koneksi antar materi modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional. Koneksi antar materi ini seakan menjadi sebuah refleksi bagi saya pribadi terhadap pengetahuan yang telah saya miliki sebelum, selama dan sesudah mempelajari modul Pembelajaran Sosial Emosional (PSE). Saya pun menyadari sepenuhnya bahwa kita sebagai manusia, sebagai guru ( pendidik ) dalam memimpin dan melaksanakan pembelajaran di kelas dengan siswa tentunya memiliki perasaan dan emosi baik itu rasa marah, sedih, kuatir, kecewa bahkan stress karena banyaknya persoalan yang kita hadapi dalam menjalankan profesi keseharian kita itu. Oleh karenanya sebagai guru ( pendidik ) hendaknyalah kita bisa mengontrol diri dengan baik, sehingga saya pun berpikir bahwa dipandang perlu ( penting ) bagi setiap pendidik memiliki kompetensi sosial emosional.
Sebelum saya mempelajari modul PSE ini, saya berpikir bahwa hanyalah kemampuan dari aspek akademik serta religius yang perlu kita tumbuh kembangkan serta potensikan pada anak didik sehingga saya pun hanya terfokus ke hal itu saja selama ini. kemudian saya pun sempat berpikir bahwa kompetensi sosial emosional seseorang akan muncul dengan sendirinya seiring dengan pertambahan usia menuju kedewasaan sehingga dalam proses pembelajaran hanya berfokus kepada pencapaian ketuntasan materi pembelajaran yang ada pada kurikulum sekolah.
Setelah mempelajari modul ini, saya paham bahwa bukan hanya aspek akademis dan religi yang perlu tumbuh kembangkan pada anak didik tapi juga Keterampilan Sosial dan emosional. saya pun mulai paham bahwa terdapat urgensi implementasi pembelajaran sosial emosional karena pembelajaran ini di yakini mampu menciptakan pengalaman belajar bagi murid untuk menumbuhkan dan melatih 5 Kompetensi Sosial Emosional seperti kasadaran diri yang merupakan kemampuan memahami perasaan, emosi dan nilai diri serta pengaruhnya pada perilaku dalam kehidupan. manajemen diri yang merupakan kemampuan mengelola emosi, pikiran dan perilaku diri secara efektif di berbagai situasi demi mencapai tujuannya. kesadaran social yang merupakan kemampuan memahami sudut pandang dan berempati dengan orang lain. ketermpilan berelasi yang merupakan membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat dan suportif. lalu pengambilan keputusan bertangggung jawab yang merupakan kemampuan mengambil pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar etis dan rasa aman. Kelima KSE ini di temukan dalam proses pengembangan anak dan remaja terbukti efektif untuk menumbuhkan kecerdasan emosioanal mereka. Hal itu dapat di lakukan melalui 4 indikator yaitu pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, serta penguatan KSE pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) melalui teladan proses belajar dan kolaborasi dengan seluruh komunitas sekolah.
Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (Well-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah:
1. Peningkatan 5 Kompetensi sosial dan emosional melalui peningkatan prilaku positif.
2. Lingkungan belajar yang suportif dengan ditandai pengurangan perilaku negatif
3. Peningkatan sikap pada diri sendiri, respek dan toleran terhadap orang lain dan lingkungan sekolah melalui peningkatan performance akademik murid.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah yakni:
> Bagi murid-murid : tentunya dengan memberikan pengalaman belajar yang dapat menumbuhkan dan melatih KSE. harapannya yaitu selain menghasilkan pencapaian dan potensi akademik dan religi yang lebih baik, murid juga memiliki pondasi yang kuat dan sukses dalam berbagai area kehidupan mereka diluar akademik yakni mencapai kesejahtraan psikologis.
> Bagi rekan sejawat : berupaya secara konsisten untuk memodelkan atau dapat menjadi teladan yakni dengan mendukung rekan dalam memodelkan kompetensi dan pola pikir seluruh warga sekolah juga dengan komunitas misalnya menunjukkan rasa peduli dan lainnya. Berikutnya adalah belajar yakni merefleksikan KSE dan mengimplementasikannya melalui kolaborasi, mengembangkan pola pikir tumbuh dan lainnya. Hal berikutnya adalah berkolaborasi dengan menciptakan bentuk komunitas pembelajaran professional dan pendampingan sejawat cara mengasah strategi dan mempromosikan PSE di sekolah.
Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Melalui proses kolaborasi ini maka murid, tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah memperoleh ruang dalam menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional sehingga dapat:
1. Memahami, menghayati dan mengelola emosi (Kesadaran diri).
2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif (Manajemen diri).
3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (Kesadaran sosial).
4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (Keterampilan membangun relasi).
5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab (Pengambil keputusan yang bertanggung jawab).
Dengan demikian sangatlah jelas terdapat keterkaitan PSE dengan modul-modul sebelumnya yakni:
1. Dengan memiliki dan mengimplementasikan 5 KSE yang ada pada PSE maka saya rasa seorang pendidik telah menuntun dan menumbuh kembangkan potensi serta kekuatan kodrat anak didik dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Dan hal itu tentunya sejalan dengan filosofi pendidikan yang sampaikan KHD.
2. Guru yang menjalankan nilai dan peran seorang guru penggerak akan bersedia secara mandiri, penuh tanggung jawab, reflektif, kolaboratif dan inovatif melakukan pembelajaran sosial emosional sebagai salah satu cara dalam implementasi pembelajaran yang berpihak pada murid.
3. Melalui implementasi PSE, guru dapat mewujudkan visi yang dimilikinya yakni mampu menuntun anak didik menumbuhkan profil pelajar pancasila.
4. melalui Pembelajaran Sosial Emosional akan sangat membantu seluruh komunitas atau warga sekolah di sekolah dalam memahami dan mengenali diri serta emosi yang dirasakannya sehingga secara penuh kesadaran mereka akan berupaya mengontrol diri dalam menerapkan budaya positif yang ada disekolah.
5. Memahami urgensi PSE membantu guru dalam melakukan identifikasi kebutuhan belajar yang dimiliki oleh murid terkait kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.
Itulah Koneksi Antar materi modul 2.2 PSE yang telah saya urai sebagai bentuk pemahaman dan refleksi diri di modul ini.
Terima kasih.
SALAM GURU PENGGERAK.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar