Setiap sore hari, dengan mengendarai sepeda motor yang dipinjam dari pamannya, Bagus (bukan nama sebenarnya) berangkat menuju Alun – Alun di kotanya untuk berjualan stiker mobil dan sepeda motor.

Karena jualannya di fasilitas umum, jadi kadang – kadang pemuda tadi harus “kucing-kucingan” dengan Petugas Satpol PP. Saat petugas Satpol PP lewat, stiker dagangan Bagus ditutup sementara. Setelah Satpol PP sudah pergi, Bagus membuka kembali lapak dagangannya.

Tanpa disadarinya, hal ini berlangsung selama tujuh tahun. mulai dari 2000 pemuda tersebut masuk kuliah hingga 2007 saat pemuda tadi menikah. Berjualan stiker di Alun – Alun Kota Bagus lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kuliahnya.

Berkat kegigihan dan ketekunannya dalam bekerja dan belajar, Bagus tumbuh menjadi pemuda yang menginspirasi.

Setelah lulus kuliah pada tahun 2005, Bagus mulai mengajar di beberapa sekolah. Mulai tingkat SD hingga SMA pernah Bagus jalani. Dari sekolah pinggiran hingga sekolah unggulan dan favorit, Bagus pernah mengajarnya.

Pengalamannya mengajar ditambah hobinya menulis, menjadikan Bagus mampu menulis tiga buku populer yang laris. Selain menulis buku, Bagus juga aktif menulis di media. Tak heran, tulisan dan profilnya sering menghiasai majalah dan koran baik lokal maupun nasional.

Ternyata, apa yang dialami dan dilakukan Bagus tadi menarik perhatian dari Pemerintah Daerahnya.

Melalui kerjasama dengan organisasi kepemudaan dan media di kota tersebut, Bagus lulus seleksai dan masuk dalam nominasi Pemuda Inspiratif di Kotanya.

28 Oktober 2017 yang bertepatan dengan Peringatan Hari Sumpah Pemudah, Bagus mendapatkan undangan spesial dari orang nomer satu di kotanya.

Bagus bersama 28 pemuda lainnya mendapatkan undangan dari Bapak Bupati untuk mengikuti Upacara Sumpah Pemuda dan Penganugerahan Pemuda Inspiratif 2017.

Bagus adalah satu contoh betapa masa depan itu tidak pasti.

Tidak peduli apapun kondisi kita saat ini, asal kita kerja dengan keras, tekun, jujur, rajin beribadah dan berdoa maka masa depan kita bisa lebih baik.

Begitupula sebaliknya, senyaman atau sebaik apapun keadaan kita sekarang, jika kita merusaknya dengan bermalas-malasan, tidak jujur, dan sifat buruk lainnya, maka masa depan kita akan rusak.