DAHSYATNYA BERTUAN KE SILABUS

5 tahun terakhir ini, keberadaan silabus sudah seperti di ujung tanduk. Kenapa begitu? Yah, memang begitu adanya. Semenjak saya mengajar di kampus Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Yasni Muara Bungo,arti keberadaan Silabus bagi dosen dan mahasiswa sangat minim sekali, bukan berarti tidak ada. Mengapa? Apakah silabus sesuatu yang sangat sulit untuk dibaca? Walaupun hanya 2 lembar doang, yang isinya super singkat, padat dan jelas, yang didalamnya sudah tertera sangat jelas pokok bahasan yang akan dipelajari untuk 1 semseter, capain pemmbelejarn, strategi pembelajaran bahkan ‘’bentuk penilaian akhir yang menjadi kesepakatan antara dosen dna mahasiswa, namun tidak terjamah oleh tangan mahasiswa dan dosen. Silabus seperti sesuatu yang asing bagi mahasiswa. Disaat saya menenyakan : Hari ini kta bahas materi apa mahasiswa sekalian? Boro-boro saya bisa dapat jawaban, malah mereka bengong seperti tanpa dosa. Waduh, langsung meradang saya. Bagaimana gak meradang, d pertemuan pertama kuliah sudah jelas-jelas disampiakan bahwa silabus yang sudah saya buat unuk memnadu alur PBM kita dibawa dan DIBACA. Apakah demikian akibat jika tidak bertuan ke silabus? Ckckckckc...Selama ini silabus hanya sebatas syarat melengkapi tuntutan administratif di sebuah institusi, termasuk di STAI Yasni Muara Bungo. Kalau silabus tidak dikumpul kepada sekretaris program studi, maka dosen disurati. Hanya untuk itu sajakah silabus? Itulah yang akhir-akhir ini memberi sesak di dada saya. Untuk membuat silabus saja, saya sampai tidak putus0putus belajar, memahami materi kesluruhan dari matakuliah yang diampu, mengonsep kembali bagiamana ketercapaian yang sudah didapat sebelumnya untuk disesuaikan pada silabus baru, namun alhasil nihil. Peran silabus sebagai sarana dlaam membantu mahasiswa dan dosen melaksanakan pemebajaean supaya menj=capai tuuan, tidka terlihat. Oleh karena itu, saya ingin membuat sebuah buku yang isinya tentang DAHSYATNYA BERTUAN KE SILABUS ini. Diharapkan dengan terbitnya buku ini, bisa menjadi tamparan yang keras untuk para Mahasiswa serta Dosen mengenai pentingnya silabus dalam mengikuti PBM dikampus.

Penulis adalah Peserta SAGUSABU Muara Bungo