Mereka pun mengajak saya untuk ikut ambil bagian.Sehingga Kiami pun berangkat menuju panti .Kurang lebih satu jamp ,akhirnya kami tiba di lokasi. Disana kehadiran kami disebut hangat oleh pengelola panti yaitu bapak Simanulang dan pengurus lainnya.

Dengan terlebih dahulu saling memperkenalkan diri, kami pun berbincang bincang tentang kondisi Panti dan para penghuninya. Menurut bapak Manulang, sebenarnya tempat ini sudah lama berdiri di atas lahan kurang lebih 1000 M2. Ketika saya tanyakan mengapa beliau mau membuka panti rehab ini dengan tegas beliau mengatakan karena ingin BERSAHABAT DENGAN SEMUA ORANG."

Menurut penuturan beliau adapun jumlah yang menghuni panti ini sekitar 48 orang yang terdiri dari orang,- orang sakit jiwa, eks narkoba, stres bahkan depresi.Berbagai macam latar belakang para pasien ditempat ini, Ada yang awalnya diantarkan oleh keluarganya, namun setelah itu keluarga tidak bisa dihubungi, Ada juga yang dititipkan untuk dirawat dengan memberikan biaya makan secukupnya,namun lama kelamaan juga loss kontac.Namun walau demikian Bapak Manulang tetap menampung mereka dan mengurus mereka sesuai visi yang sudah dia buat tadi yaitu harus bersahabat dengan semua orang walau bagaimanapun kondisinya.Sungguh pelayanan yang luar biasa,kalau bukan karena panggilan hati dan jiwa belum tentu orang mau dan bisa

Bahkan sangat miris mendengar ketika ada seorang pasien yang sudah sembuh ,dan mengingat kembali siapa keluarganya, Ketika pengelola mencoba menghubungi keluarga dan menyuruh untuk menjemput dari panti, keluarganya tidak siap menerima. Seakan - mereka sudah tidak berharga bahkan mereka tertolak.Akhirnya mereka pun memilih tetap tinggal di dalam panti dan sekarang sudah bisa membantu pasien lain disana.

Setelah berbincang panjang lebar dengan penelola, Kami pun melanjutkan acara dengan ibadah singkat, Menarik sekali dimana walaupun mereka masih sakit atau kurang normal ternyata mereka terbiasa dilatih untuk ibadah pagi dan sore hari setelah melakukan berbagai kegiatan. Tampak sore itu ketika para pasien tersebut dipanggil dengan serentak mereka menuju aula sederhana yang biasa dipake untuk beribadah.Luar biasa semuanya sangat semangat mengikuti, bahkan seorang diantara mereka yang bernama pak Rudi , sudah berani bernyanyi sendiri. Padahal secara kesehatan kejiwaan mereka belum normal.

Ada rasa nyesal dalam hati, dada terasa sesak menyesali diri bahkan tak terasa air mata menetes membayangkan dan melihat orang yang kurang sempurna dan kurang sehat bisa diarahkan dan dibina spritualnya, untuk rajin beribadah, bagaimana dengan kita yang diluar sana ? Achh hanya bisa mengelus dada

Di tempat ini mereka juga dilatih membersihkan diri sendiri dan menghafalkan beberapa ayat Alkitab. Saat penulis mengajak mereka bernyanyi , mereka sangat bersemangat, walau terkadang masih ada yang senyum senyum sendiri. Setelah acara ibadah selesai mereka juga bisa berbaris dengan teratur menuju tempat masing- masing. Sekilas tampak juga tingkah mereka yang aneh, ada yang ngajak bersalaman, ada yang bertanya siapa kami dan lain sebagainya.Sedangkan kebutuhan mereka setiap hari didapatkan dari hasil pembayaran bagi yang membayar dan selebihnya dari donatur

Usai ibadah, keluarga yang ingin berbagi kasih tadi pun menyerahkan apa yang dibawa seperti sembako dan lain sebagainya. Semoga apa yang telah disumbangkan keluarga ini boleh bermanfaat bagi seluruh penghuni panti rehab tersebut. Kiranya juga ditempat ini mereka boleh mengalami kesembuhan dan pemulihan jiwa.

Tangerang,25 Jan 2022

Mondang Sianturi