Tantangan Gurusiana Hari ke-27

..

BAHAGIA TIDAK DIDAPAT DENGAN KEBENCIAN

Ada yang mengatakan, “Cintai seperlunya, benci secukupnya.” Sebuah kalimat sederhana yang syarat makna. Ungkapan itu makin kuyakini setelah merasakannya sendiri, hari ini. Seorang yang selama ini mengisi hari-hariku dengan berbagai warna kini telah menjadi orang asing. Keadaan kembali sama seperti sebelum aku mengenalnya dulu. Bedanya kini aku dengan segumpal rasa yang masih tertinggal.

Tidak pernah menyangka kedaan ini terjadi, dulu membayangkannya saja sudah ngeri. Bagaimana tidak, segala sesuatu tentang hidup kita telah bercampur menjadi satu setelah hampir tiga tahun bersama. Terasa hampa ketika harus kembali ke jalan masing-masing. Ini bukan keinginan kita, dan kita sadar itu.

Aku telah jatuh berkeping-keping. Porak poranda diterjang angin kehidupan. Masih meratapi perjalanan panjang pernah kita lalui bersama. Masih mencoba meyakinkan diri bahwa ini adalah takdir yang harus diterima dengan lapang dada. Masih mencoba merelakan kenangan-kenangan indah dan belajar menerima keadaan. Sungguh perkara yang tidak mudah.

Perpisahan ini bukan alasan untuk kita saling menyakiti, pun melukai. Sebab bagaimanapun, pilihan ini telah sangat menyakitkan bagi kita. Sehingga tidak perlu menambah garam dalam luka yang telah menganga. Hanya perlu untuk saling menanamkan kata “memaafkan” pada tiap-tiap yang terasa menyakitkan. Yakini saja bahwa kelak kita akan bahagia meski di jalan yang berbeda. Sebab kebahagiaan tidak bisa didapat dengan kebencian.

BLITAR, 25.06.20