M. Rasyid Nur

Guru Yang Ingin Terus Berguru. Tiada waktu kecuali perjalanan mencari dan menggunakan ilmu. Berguru itu memang tiada batas waktu: sedari akan lahir hingga hidup...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jejak Kaki Kita Ada Dimana? (Sebuah Catatan Harian
Google (editing)

Jejak Kaki Kita Ada Dimana? (Sebuah Catatan Harian

Tantangan 18.01.2023

JIKA saja kita ulang ingat apa saja yang tadi, atau kemarin atau di hari-hari sebelumnya, tentu saja ada banyak kejadian yang menjadi ingatan kita. Mungkin ingatan menyenangkan atau tidak menyenangkan, itu tergantung kita menerimanya. Senang dan tidak senang memang tidak terlalu mudah membedakannya. Paling tidak untuk setiap orang bisa berbeda. Di sana (bagi orang) senang, di sini (bagi kita) ternyata hal yang sama diterima dengan justeru dengan rasa tidak senang. Rasa atau perasaan tidak akan mudah mengukurnya.

Bagaimanapun adanya kemauan untuk mengulang ingat kejadian masa lalu, itu sangat baik buat kita. Akan selalu teringat oleh kita kejadian masa lalu yang pernah kita alami itu. Asal saja ingatan itu dicatat menjadi semacam catatan peristiwa. Itulah yang kita sebuat dengan catatan harian.

Istilah diary atau buku harian yang oleh guru-guru kita selalu dianjurkan untuk dimiliki saat kita di sekolah adalah contoh catatan yang berawal dari mengulang ingat masa lalu itu. Tidak ada kejadian yang kita alami terbiar hilang terlupa begitu saja. Pasti akan tercatat dalam diary kita. Ini sangat penting dan berguna.

Sebagian kita mungkin sudah mempraktikkan menulis catatan harian. Menulis apa saja yang dialami setiap hari. Bahkan ada yang menjadikan menulis setiap hari sebagai satu kewajiban. Apapun yang dialami akan selalu menjadi bahan tulisan. Tidak berlebihan ada yang menjadikan arahan menulis itu sebagai semacam moto literasinya. Kalimat, "Menulislah Setiap Hari, Buktikan Apa yang Terjadi," menjadi pemompa motivasi untuk menulis setiap hari oleh salah seorang yeman.

Bagi yang memegang teguh sikap ini tidak ada hari tanpa satu atau beberapa tulisan dihasilkan. Itulah contoh moto hidup dalam keingian dalam tulis-menulis. Moto literasi lain seperti kalimat, "Cintaku Literasi, Kumenulis Setiap Hari," juga menjadi kalimat pemompa semangat untuk berbuat di ranah tulis-menulis kalimat.

Dengan membuat catatan harian sebenarnya kita sudah membuat jejak diri kita dimanapun kita berada atau apapun yang kita lakukan. Bagaikan orang berjalan, kita sudah membuat jejak-jejak kaki kita di mana kita sudah menginjakkan kaki kita itu. Dan ini akan berguna buat kita dan juga buat orang lain. Dimanakah jejak kaki kita berada? Kitalah yang menentukan.***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post