Selamat ! Temanku Hebat !
Dengan langkah berat, tanpa semangat aku berangkat. Ya, hari Kamis 8 Juni 2017 pukul 04.30, aku berangkat ke bandara Juanda Surabaya. Tujuanku adalah ke Jakarta untuk mengikuti Lokakarya Menulis Buku Kreatif yang diselenggarakan oleh Dirjend GTK, Kemendikbud.
Pukul 13.10 aku tiba di Hotel 101 Dharmawangsa, tempat diselenggarakannya lokakarya tersebut. Aku segera mendaftar dan mengurus administrasi ke panitia yang sudah siap di ruang Lobi. Surat tugas, SPPD, Biodata dan tak lupa tiket pesawat sudah kusarahkan. Namun aku tidak segera mendapat kunci kamar. "Kamar belum siap, tunggu, nanti bapak dipanggil", begitu kira-kira kata panitia yang aku ingat.
Dengan sabar aku menunggu dan terus menunggu, hingga tibalah waktu pembukaan sekitar pukul 16.00. Aku coba kembali tanya ke panitia, "bapak ikut pembukaan saja dulu", jawabnya. Maka aku nurut dan masuk ruang M1, tempat dilaksanakannya kegiatan.
Acara dibuka oleh bapak Dirjend GTK setelah diawali dengan memberi motivasi yang membakar semangat para peserta. Setelah pembukaan dan sedikit pengarahan dari panitia, acara break untuk berbuka puasa dan shalat.
Pukul 20.00 kegiatan dilanjut dengan penyajian materi dari Direktorat Pusbukkur. Nah, di sinilah aku mulai mendapati kehebatan temanku. Bukan teman semeja, bukan pula teman peserta. Tapi teman Kepala Sekolah di Bojonegoro. Betapa tidak, pemateri dengan lugas menunjukkan contoh buku hasil karya peserta lokakarya tahap I yang berjudul "Tegar di atas Duri". Ya, siapa yang tidak tahu. Buku itu adalah karya temanku, Drs. H. Ufar Ismail, kepala SMPN 1 Bojonegoro. Tentu disertai beberapa catatan dari pemateri.
Hari kedua giliran pemateri dari Media Guru, bapak Mohammad Ihsan namanya. Lagi-lagi buku Pak Ufar, begitu teman saya itu biasa dipanggil, dipakai sebagai contoh untuk memotivasi peserta agar segera menulis buku. Tidak hanya itu, Pak Ihsan juga menceritakan bagaimana Pak Ufar ketika dua kali mengikuti pelatihan di Bojonegoro belum bisa menghasilkan karya. Tetapi setelah "dipaksa" ketika mengikuti lokakarya di Jakarta selama empat hari, akhirnya jadilah buku temanku itu.
Ya, Pak Ufar memang hebat. Ketika menjadi guru memang sering bersikap kontroversi. Dan itu berlanjut sampai dia menjadi kepala sekolah, bahkan sampai sekarang. Namun bukan kontroversi yang negatif, justru sebaliknya kontroversi yang positif. Dan asal tahu saja, pertama kali dia diangkat jadi kepala sekolah adalah di SMPN 1 Sekar. Setelah kurang dari dua tahun dia pindah ke SMPN 1 Bubulan, dan akulah yang menggantikannya.
Selamat Gus, Engkau memang hebat !
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Berat ya pak? Insya Allah, nanti akan berbuah manis.... Semanis karya teman Bapak yg dibilang hebat tersebut. Selamat pak Rio..... Bapak sudah memenangkan pertempuran tahap 1.... Mengalahkan rasa enggan itu. Saya tunggu karya hebat pak Rio.... Jangan mau kalah dg teman hebat bapak tersebut.... Ganbatte pak... Man jadda wa jadda....jika bapak bersungguh-sungguh, insya Allah akan berhasil....
Semoga lidahku yg "dipaksa" di Jakarta selama 4 hr menghasilkan buku itu akan jd inspirasi ...... Sy yakin Bapak pasti bisa tinggal mengoptimalkan potensi yang ada. Semoga Allah melancarkan niat mulia bpk unt berkarya Aamiin Yaa Robbal Alamiin