Kemarin (23/10) saya berkesempatan mengikuti Sosialisasi Moderasi Beragama di MAN 22 Jakarta. Tampil sebagai nara sumber adalah Naura Zhafira.

Naura Zhafira adalah siswi kelas X MAN 22 sebagai Duta Moderasi Beragama Provinsi DKI Jakarta. Saat ini sedang mengikuti seleksi tingkat nasional. 

Moderasi Beragama sendiri merupakan program Kementerian Agama. Untuk sementara program moderasi beragama, khususnya agama Islam, baru menyasar sekolah-sekolah madrasah aliyah.

Acara bertajuk Bincang-bincang Moderasi Beragama dan Generasi Milenial. Diawali dengan pemaparan dari nara sumber dan dilanjutkan dengan diskusi pada sesi kedua.

Peserta sosialisasi moderasi beragma. Terdiri dari utusan-utusan OSiS di lingkungan sekolah madrasah aliyah dan beberapa sekolah umum. Terlibat aktif dalam sesi diskusi sebagai sesama kaum milenial.

Membentuk Generasi Moderat

Moderasi Beragama secara sederhana berarti menjalankan agama secara moderat. Tidak kekiri-kirian atau ekstrim ke kanan. Karena sesungguhnya yang terbaik adalah jalan tengah.

Ujung dari moderasi beragama adalah toleransi beragama. Jadi kalau moderasi beragama itu bersifat intern. Sesama pemeluk agama. Sementara toleransi beragama adalah antar umat beragama.

Kesadaran moderasi dan toleransi beragama diperlukan mengingat adanya kemajemukan bangsa Indonesia. Tidak saja dalam hal agama. Tapi juga ras, suku, bahasa dan budaya. Dari gerakan moderasi beragama ini diharapkan lahirnya harmoni dalam kehidupan.

Semoga.

JB, 241021