#tantangan hari ke-36

"Generasi hebat, memang kita!" Pekik jargon OSISKA SMP Swasta Putri Cahaya Medan menggema. Teriakan itu dipandu wanita bernama Fransiska Tania Pangaribuan saat mengawali amanatnya pagi ini. Perempuan berusia 14 tahun ini didaulat menjadi perwakilan pengurus OSISKA menyampaikan motivasi bagi seluruh siswa memasuki pembelajaran tatap muka terbatas dengan kehadiran kapasitas 100%. Kegiatan seperti ini diprogramkan setiap hari Sabtu pada minggu terakhir setiap bulannya. Program ini ditujukan untuk mengembangkan karakter serta kompetensi berkomunikasi didepan publik.

Siswi yang merupakan anak kedua dari dua bersaudara ini tampak percaya diri memaparkan ulasannya tentang "Generasi Hebat di Era 4.0". Siapa itu generasi hebat? Bagaimana pribadi generasi hebat? Dia paparkan dengan lugas.

Putri dari bapak Pangaribuan yang duduk di bangku kelas 8.1 dan berprestasi sebagai peringkat satu menegaskan bahwa generasi hebat harus memiliki etika dalam berkomunikasi. Terutama zaman digitalisasi ini. Komunikasi menjadi hal yang memiliki peran penting dalam berinteraksi. Mudahnya penyebaran informasi tentu akan menyebabkan komunikasi yang kita lakukan begitu cepat menyebar kesegala penjuru. Oleh karena itu, dalam memberikan kritikan, usulan, ataupun pandangan harus menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Gadis remaja yang bercita-cita jadi dokter ini juga menegaskan sebagai generasi hebat, kita harus disiplin. Aktif dalam kegiatan OSISKA dan mengikuti aturan dan tata tertib sekolah.

Sebagai seorang pengurus OSISKA, perempuan yang berdomisili di Jl. Karya mesjid Gang Murni No. 36C Medan Barat ini menyampaikan harapannya agar pelaksanaan PTM 100% saat ini dapat berjalan dengan baik. Semoga virus Covid-19 segera berlalu sehingga pembelajaran tatap muka bisa normal kembali. Interaksi dengan teman-teman bisa terlaksana dan belajar lebih efektif. Maka dia pun mengajak seluruh siswa agar tetap menjaga kesehatan dan melaksanakan prokes selama mengikuti pembelajaran di sekolah. Tepuk tangan yang meriah dihadiahkan seluruh peserta ketika Fransiska mengakhiri amanatnya.

Usai acara, penulis menyempatkan diri mewawancarai wanita berparas ayu dan memiliki hobby nonton, membaca, serta berliterasi ini. Dengan senyum manisnya dia memaparkan kebanggaannya menjadi siswa SMP Swasta Putri Cahaya Medan. Sekalipun masa pandemi, pembelajaran tetap berlangsung secara online. Kegiatan OSISKA tetap berjalan terutama berterimakasih bisa terpilih menjadi pengurus OSISKA. Pengalaman berorganisasi di OSISKA dia dapatkan walau masih beberapa bulan bertugas. Pembekalan sebagai pemimpin dan berlatih dalam memimpin rapat dia dapatkan sejak acara kaderisasi dan pelatihan kepemimpinan tingkat dasar. Bekal itulah yang dia gunakan untuk selalu siap bekerja sama dengan pengurus lainnya menjalankan program yang telah disusun untuk satu tahun kedepan.

Sebagai pengurus OSISKA dia juga meminta agar para generasi hebat SMP Pucay

lebih hati-hati dalam bertindak, berkomunikasi, mau menyumbangkan ide, serta melatih diri dalam meningkatkan public speaking.

Ketika penulis bertanya tentang pandangannya terhadap sekolah lain SMP di kota Medan, kembali dia melemparkan senyum manisnya dan mengatakan SMP Swasta Putri Cahaya lebih unggul dan is the best. Saya pun mengakhiri bincang pagi kami dengan berterima kasih sambil mengacungkan dua jempol untuknya.

Generasi hebat, memang kita!

PUCAY EMPOWERS YOU!

Horas, salam literasi!

Gubuk inspirasi, 050222.