#tantangan hari ke-39

Pada umumnya orang yang tidak suka adanya persaingan. Karena setiap orang ingin menjadi yang terbaik. Bahkan dalam sebuah kompetisi, setiap kompetitor akan berharap tidak ada pesaingnya. Dengan demikian dialah yang jadi pemenang.

Akan tetapi jika suatu kompetisi tidak terjadi persaingan, tentu hasil kompetisi itu serasa kurang berkualitas. Artinya pemenang kompetisi tidak teruji kwalitasnya. Dalam hal ini, semakin banyak peserta dalam kompetisi maka persaingan akan semakin ketat. Peserta yang menjadi pemenangnya pun terseleksi dengan baik.

Contoh dalam pelamaran ASN ataupun PPPK. Jika dalam suatu formasi yang melamar hanya dua atau tiga orang saja, tentu persaingan para peserta tak begitu ketat. Tapi jika pelamar sampai ratusan atau ribuan, tentu persaingan akan sangat ketat. Setiap peserta akan berjuang sekuat tenaga agar bisa menjadi pemenangnya. Setiap peserta akan berusaha menunjukkan kwalitas terbaiknya. Akhirnya peserta yang terpilih tentulah yang terbaik.

Demikian juga dalam penerimaan peserta didik baru. Setiap sekolah akan berusaha menyajikan program dan keunggulan terbaiknya kepada calon siswa yang akan direkrut. Dalam proses ini masing-masing sekolah akan melakukan persaingan. Setiap sekolah tersebut akan berupaya memberikan daya tarik yang terbaik. Bahkan sebelum proses tersebut, setiap sekolah akan berjuang merancang program terbaik. Pembenahan dalam berbagai hal akan dilakukan untuk meningkatkan kwalitas. Dengan harapan hasil itu akan mampu menarik minat para calon siswanya.

Dalam hal ini, persaingan yang terjadi menjadi pemicu setiap kompetitor untuk berusaha meningkatkan kualitas diri. Setiap kompetitor selalu melakukan yang terbaik. Dengan kata lain persaingan adalah pemicu peningkatan kwalitas diri. Jadi untuk melihat tingkat kwalitas diri kita, ikutlah persaingan dalam kompetisi.

Horas, salam literasi!

Gubuk inspirasi, 080222.