Muamar Sidik

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
 Aku Dan Indahnya Poligami

Aku Dan Indahnya Poligami

Aku dan Indahnya Poligami

(Tulisan yang agak panjang. Durasi baca 3 menit).

Sampai di Bab IX halaman 85 ini aku terhenti, fokusku memudar oleh suara adukan sendok yang meminang gelas.Tak lama istriku datang membawakan secangkir kopi hitam.

"Sesempurna apapun kopi yang aku buat, kopi tetaplah kopi akan ada sisi pahit yang tak bisa disembunyikan, meski tak sepahit poligami". Ucap istriku

Sambil menggodanya, ku alihkan semuanya.

"Dhe, judul bukunya indahnya poligami bukan pahitnya poligami".

Dia tersenyum dan akhirnya tertawa

"Hehehe...."

Sambil menyodorkan toples isi rengginang istriku melanjutkan ucapannya.

"Pahitnya akan terasa memecah buncah perlahan di dasar hati seperti pecahan rengginang di dasar toples ini".

Aku tersenyum, hati mulai bertanya "sepertinya istriku sudah membaca buku ini".

"Emang adhe sudah siap ?" Tanyaku."Adhe, selalu siap kak". Jawabnya lirih diringi sebuah senyuman.

Udara terasa terendap di ruangan ini, putaran kipas seakan berhenti karna tak lagi bisa kunikmati udara dinginnya.

Pikirku mulai berimaji " ternyata istriku sudah siap dipoligami".

"Tapi tunggu, siapnya-siap apa dulu nih". Penasaran.

"Dhe, sini duduk dulu deh, coba kalimat yang tadi di ulang".

"Iya Kak, Adhe udah siap". Jawabnya.

"Hmmmm, siapnya-siap apa dulu nih" sedikit rayuan.

Dia tersenyum dan memandang wajahku kemudian menggenggam erat tanganku.Dengan tenang serta nada lembut istriku menjawab.

"Adhe, siap kabur dari rumah ini"."Hahahaha,..". Aku tak kuasa menahan tawaku sendiri.

"Kalo Adhe siapnya-siap kabur, ngga deh".

"Hehehehehehe..."

Kita pun teratawa dan Aisyah kecil pun ikut tertawa yang sejak tadi memandangi kami.

"Boleh Kaka minum kopinya dhe ?" Tanyaku memecah keheningan.

"Monggo Kak". Jawabnya seraya mengangkat secangkir kopi yang telah di buatnya.

"Ahh, kamu benar dhe ""Bener apanya kak ?" Jawab penasaran.

"Ada pahit-pahitnya gitu".

"Hahahhaah..."

(Free Memori)

Hehhe..

Terlepas dari buku yang ku baca, aku mulai menyadari bahwa semanis dan seindah-indahnya poligami akan terasa pahit nan gersang di hati seorang perempuan karena sejatinya tak ada perempuan yang mahu di duakan. Meski terkadang sebagian perempuan bisa dengan halus menyimpan rasa pahitnya di dalam hati, tapi itulah hati seorang perempuan. Disatu sisi laki-laki menginginkan seorang istri yang sempurna, begitupun sebaliknya perempuan juga ingin seorang suami yang sempurna sampai terkadang lupa dan tak sadar bahwa Allah swt menciptakan mereka untuk saling menyempurnakan. Karena ketidak sadarannya membuat marak kasus nikah cerai, selingkuh bahkan smpai jatuh pada poligami (lebih halusnya) dengan dalih sudah tidak cocok lagi dan lain sebagainya.Hehe...

Terima kasih, kepada pembaca.Dan terima kasih juga kepada penulis Ibunda Siti Ropiah (dalam karyanya Indahnya Poligami Dalam Islam) atas karya-karya serta ilmunya semoga selalu sehat wal afi'at dan istiqomah menulis.Kami tunggu karya-karya berikutnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post