Muaziza

Seseorang yang ingin belajar dan terus belajar. Bekerja sebagai guru di SMAN 1 Tebas, kabupaten Sambas, provinsi Kalimantan Barat ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ilmu ''Seolah-olah''

Ilmu ''Seolah-olah''

Banyak diantara kita yang ingin memiliki pribadi yang mempesona. Pribadi yang menyenangkan dan dirindukan. Berbagai buku yang berisi tekhnik yang mengulas kepribadian sering kita baca. Bahkan kelas pendidikkan juga di buka agar dapat menbentuk kepribadian yang diinginkan. Tapi itu semua sering tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

       Ketika kita berhadapan dengan masalah yang memberatkan hati dan memusingkan kepala, pengetahuan dan teori terasa hilang. Kita mudah kalap. Emosi membludak. Tanpa sadar keluarlah kata-kata yang tidak pantas diucapkan. Tinggallah luka-luka yang menganga bahkan dendam di hati orang lain.

       Kita menjadi pribadi yang dihindari dan orang lain tidak berharap kehadiran kita. Tentunya kita tidak ingin hal ini terjadi. Apalagi kita yang sudah menyandang status orang tua.

       Sikap kita sebagai orang tua yang tidak baik di rumah tentunya akan menimbulkan hal yang kurang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak di rumah. Anak akan tumbuh dengan pribadi yang negatif dan tertutup. Kita mungkin akan lebih dilihat sebagai “Monster” dibandingkan “Mother”.

       Oleh sebab itu praktek ilmu kepribadian yang positif perlu dikuatkan. Bukan hanya sekedar teori. Ada dua cara yang dapat kita lakukan. Pertama, kita menargetkan satu sikap positif dalam target waktu tertentu, misalnya sikap sabar. Kita ingin berusaha sabar dan tidak marah dalam jangka waktu 30 hari. Kalau belum sampai 30 hari sudah marah maka kita harus mengulang lagi dari hitungan pertama. Metode ini kadang berhasil kadang tidak. Persentase kegagalan lebih besar. Kedua, kita bisa memakai ilmu “seolah-olah”. Di sini kita merasa sudah memiliki sikap positif itu, misalnya sabar. Ketika kita menghadapi masalah, maka kita kata kan pada diri kita,” tenang, sabar…, saya jangan emosi karena saya orang yang sabar,”.

       Kedua tekhnik itu dapat kita laksanakan tergantung keinginan kita. Tetapi setelah melaksanakan kedua tekhnik itu, saya merasakan ilmu “seolah-olah” lebih efektif dan efisien. Saya merasa lebih mudah mengontrol emosi karena merasa orang sabar. Saya merasa lebih enjoy menghadapi masalah karena merasa orang yang berpikiran positif.

      

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Smg menjadi pribadi yang selalu dirindukan ya bu

06 Jul
Balas

Iya bunda

07 Jul

Iya bunda

07 Jul

Mantao.. Sukses selalu.. Salam

06 Jul
Balas

Salam sukses juga

07 Jul
Balas



search

New Post