Muaziza

Seseorang yang ingin belajar dan terus belajar. Bekerja sebagai guru di SMAN 1 Tebas, kabupaten Sambas, provinsi Kalimantan Barat ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Rasa Itu Selalu Ada

Rasa Itu Selalu Ada

Kuayunkan langkah kakiku menyusuri jalan yang sepi. Terasa ada yang berbeda pada hari ini. Ya sepi, sejak diumumkan status kuning terhadap kota kecilku. Itu artinya harus berhati-hati dalam berinteraksi dengan orang lain.

Tapi hari ini aku terpaksa keluar rumah untuk pergi ke pasar. Membeli keperluan dapur yang persediaannya sudah menipis. Tadi malam sempat ku cek isi kulkas yang ternyata sebagian ruangnya sudah kosong. Seperti orang kelaparan yang ingin meminta diisi perutnya.

Aku membayangkan pasar juga akan sepi. Mungkin hanya segelintir orang yang berani untuk menjual barangnya demi mencari sesuap nasi. Demi menenangkan suara-suara perut yang keroncongan. Apalagi ini hari ke dua puluh satu di bulan Ramadhan, mungkin orang akan malas keluar rumah. Apalagi ada rasa kantuk yang bergelayut di kelopak mata akibat sahur tadi malam.

Kuhela napasku sambil meneruskan perjalananku yang hampir sampai ke pasar Pagi. Ternyata dugaanku salah. Pasar tetap berjalan seperti biasa. Hanya saja yang membedakan dari hari biasa, orang sebagian besar memakai masker. Tempat untuk cuci tangan terlihat di berbagai sudut.

Aku berusaha untuk berpikiran positif, walaupun jujur kuakui ada rasa khawatir dan sedikit takut menyelinap di hatiku. Sempat terlintas di pikiranku tentang korban yang berjatuhan yang sangat menggenaskan. Apalagi di bulan Ramadhan ini ada himbauan untuk tidak melakukan sholat Jum’at dan terawih bersama. Ya Allah, aku merasa terpenjara dalam keterbatasan gerak dan ketakutan.

Sambil membeli keperluan dapur, aku mendengar obrolan dua orang ibu. Seorang ibu yang berjilbab hitam merasa bersyukur Corona terjadi di bulan Ramadhan. Sehingga anaknya yang dipesantren mengkhatamkan Al-Quran beberapa kali. Sedangkan ibu satunya yang berjilbab kuning juga merasa sangat bersyukur. Anaknya yang tidak bisa ke sekolah harus berdiam diri di rumah sambil berpuasa. Kalau tidak puasa, maka stok makanan dan uang akan cepat habis. Kudengar keduanya mengucapkan Alhamdulillah. Ah, ternyata rasa syukur itu harus tetap ada di dalam hati.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cakep...

06 Jul
Balas

Iya bunda, suatu kejadian pasti ada sisi positifnya. Salam literasi bunda

03 Jul
Balas

Benar bunda... semoga semua yang terbaik

02 Jul
Balas

Iya bunda. Smoga yang terbaik

03 Jul



search

New Post