Much. Khoiri

Penggerak literasi, trainer, editor, dan penulis buku 33 judul dalam 6 tahun. Alumnus International Writing Program di University of Iowa (USA, 1993)...

Selengkapnya
Navigasi Web
Program Golis

Program Golis

Oleh MUCH. KHOIRI

Sabtu pagi ini hari keenam saya menjalani program paket peningkatan diri. Program itu saya namai “golis”, akronim dari gowes dan menulis. Jadi, harafiahnya, golis itu paket tak terpisahkan berupa gowes-menulis. Setiap hari pula.

Program golis saya sudah memasuki hari keenam. Setiap pagi saya berlatih gowes, menyusuri jalan-jalan di perumnas Kota Baru Driyorejo yang luasnya memang masyaallah ini. Bahkan, jika ada waktu, saya nambah latihan gowes sore hari selama 30 menit.

Saya belum bisa menilai apakah saya telah lulus program latihan golis ini. Kalau menulis, saya sudah lulus (*narsis.com)—nyatanya, saya sudah bisa disiplin menulis setiap hari. Untuk menulis dan sekaligus gowes, wuich, saya masih tak bisa bilang apa-apa. Masih berat, Mas Bro!

Dampaknya memang mulai terasa. Dengan gobyos setiap gowes, badan terasa lebih enteng dan bugar. Sekujur badan bergerak saat gowes alias ngonthel—berbeda dengan jalan kaki atau jogging. Wabil-khusus untuk saya, dan kaum LGGT (lemu ginuk-ginuk tenan), jalan kaki malah cepat payah, karena kaki ini harus menyangga berat badan. Kalau gowes, lain ceritanya...

Nah, karena segar dan bugar, fisik jadi enak untuk bekerja. Otak terasa lebih encer dikit—dan terasa lebih nyaman untuk berkarya. Itu yang baik-baik. Lho kok? Ada sih yang kurang nyaman, yakni njaremi. Karena masih latihan, pantat njaremi karena sadel sepeda yang mungil; lutut pun njaremi karena ngonthel terutama di jalan menanjak.

“Santai saja, Pak,” hibur penggowes (“goweser”) senior, tetangga saya. “Kalau sudah terbiasa, nggak njaremi lagi. Sudah beli pad untuk sadel, kan?”

Pad sadel itu membuat sadel lebih empuk. “Sudah, Mas. Malah asesoris lain.”

“Bagus, Pak. Kalau gitu, Minggu siap dong untuk gabung ke Bungkul?”

“Entahlah, Mas. Mudah-mudahan,” jawab saya. Bathin saya, walah, kuatkah saya bergabung dengan para penggowes yang akan berkumpul di Taman Bungkul Surabaya itu. “Sambil menikmati car-free day, bagus juga ya?”

Saya bayangkan saya bergabung dengan para mania gowes Minggu besok. Ah, betapa senangnya gowes bareng puluhan atau ratusan orang. Betapa manisnya jalan-jalan besar di Surabaya bebas dari mobil-mobil, terisi hanya oleh sepeda onthel kami dan mereka yang berjalan kaki—baik jalan sehat maupun jalan kaki ke tempat kerja. Betapa indahnya Surabaya menjadi “desa” kembali—lengang, sejuk, dan segar hawanya.

Tentu, saya akan membawa kamera. Akan saya jepret apa yang menarik bagi saya, untuk membantu otak saya merekam objek dan peristiwa yang pantas untuk ditulis. Pasti ada yang menarik! Itu artinya saya punya bahan atau pemantik untuk tulisan saya. Bayangkan jika setiap gowes saya merekam segala sesuatunya dengan otak dan kamera itu, asyik bukan?

Ups, kembali ke latihan gowes dulu. Program golis harus dilanjutkan dulu. Masalah gabung dengan komunitas goweser, itu simpel. Yang penting, latihan yang benar dulu. Semua ada waktunya yang tepat, dan selalu ada momentum untuk impian yang kuat.

Matahari telah menghangat, jalan sudah mulai ramai. Ini saya telah gowes beberapa saat, dan istirahat turun mimum, untuk menulis sejenak. Sekarang, karena nulisnya kelar, kini saatnya untuk lanjut gowes lagi....Ayo menyanyi: “Pokoke golis, pokoke golis, pokoke golis...”***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saya juga tiap sabtu dan minggu gowes tipis-tipis di perumahan Citralan dan berhenti nulis satu artikel di Gurusiana, he he

24 Feb
Balas

P Syaihu, mudah2an kapan bisa bertemu, Pak. Saya tinggal di Driyorejo

24 Feb

Tonggo dewe pak, saya di Grogol-Laban Menganti sebelah timure Mbah Jono, kapan-kapan saya ke rumah njenengan pak

24 Feb
Balas

Matur nuwun sebelumnya, Pak. No.WA saya ada di profil

24 Feb

Wah asyik deh ....

24 Feb
Balas

Pak Slamet, biar lbh bugar

24 Feb



search

New Post