Much. Khoiri

Penggerak literasi, trainer, editor, dan penulis buku 33 judul dalam 6 tahun. Alumnus International Writing Program di University of Iowa (USA, 1993)...

Selengkapnya
Navigasi Web
URGENSI SPEED WRITING

URGENSI SPEED WRITING

Oleh MUCH. KHOIRI

Dalam kopdar IV SPN di ITS Surabaya, 21 Mei 2017, saya menyinggung sepintas tentang speed writing (menulis cepat). Saat itu saya hanya menyebut teknik ini penting untuk meningkatkan produktivitas menulis. Bagaimana penjelasannya? Agar tiada dusta di antara kita, berikut ini ewes-ewes-nya.

Teknik menulis speed writing itu adalah teknik menulis dengan mempercepat proses kegiatan menulis, mulai menemukan ide hingga mengemasnya menjadi draf final (siap terbit). Tentu, tiga proses utama menulis—pramenulis, menulis, dan pascamenulis—dilibatkan. Semua berlangsung lebih cepat dua kali atau lebih dibandingkan dengan kecepatan standar per individu.

Konsep dasarnya, untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja, kemahiran orang (bukan sekadar kemampuan, ability, capability) dalam kerja itu harus ditambah kecepatannya. Peningkatan kecepatan terhadap kemahiran berbanding lurus dengan capain kinerja atau produktivitas. Tambah kecepatan, hasilnya akan lebih.

Mengapa speed writing lebih efektif bagi penulis yang sudah mahir menulis, dari pada bagi yang belum bisa menulis? Mahir menulis itu bukan sekadar bisa menulis, melainkan sudah terampil menulis—maqamnya sudah melampaui syariah menulis (menulis yang taat asas dan kaidah dasar penulisan). Jika belum bisa menulis, tentu seseorang belum termasuk penulis mahir dan, karena itu, kurang efektif menerapkan speed writing.

Kedudukan speed writing sejajar dengan speed reading. Jika speed reading lebih ditargetkan bagi pembelajar baca lanjut (advanced), demikian pun speed writing. Bisa membaca untuk pemahaman, lalu latihan membaca cepat. Mampu menulis, syukur mahir, lalu menulis cepat.

Lagi, bagi penulis mahir, speed writing sangat efektif untuk meningkatkan produktivitas. Ibarat menyetir sepeda motor atau mobil, jarak perjalanan terasa lebih pendek ditempuh karena penambahan kecepatan di sepanjang jalan. Meski lebih cepat dari kecepatan standarnya, si pengemudi tetap merasakan kenyamanan dan terjamin keamanannya. Untuk penulis mahir yang mengebut tulisannya, lebih kurang begitu adanya.

Bayangkan jika belum mahir, apalagi belum bisa menyetir, menggenjot sepeda atau mobilnya pada kecepatan di atas standar, ya tentu saja terlalu besar risikonya untuk bertabrakan. Dalam menulis juga demikian. Apakah tidak boleh? Tentu saja sangat boleh, karena setiap orang memiki keunikan masing-masing. Bukankah ada orang yang belum lihai menyetir malah menggenjot mobilnya agar belajar mengemudi dalam kecepatan tinggi?

Jadi, bagi penulis mahir, penambahan kecepatan akan langsung (dengan satu target) meningkatkan produktivitas. Sementara, bagi penulis belum mahir, penambahan kecepatan bertarget dua: pembiasaan kemahiran dan (akhirnya) produltivitas. Di sinilah letak perbedaannya.

Sewaktu belajar menembus koran tahun 1986-an, ketika saya duduk pada semester tiga, saya telah mencoba mempraktikkan menulis cepat. Boleh dibilang sampe berdarah-darah, saat itu. Namun, saya tidak berhasil baik. Produktivitas ya, rata-rata 25 artikel per bulan saya tulis saat itu. Namun, malah lambat terbitnya (dan saya anggap kualitasnya kurang). Namun, saya rasakan bahwa menulis cepat sangat mengondisikan saya untuk menulis dengan nyaman.

Jadi, sejauh itu, semua berpulang kepada setiap individu, apakah mau mempraktikkan speed writing, sama kondisinya tatkala orang mau atau tidak mempraktikkan speed reading (membaca cepat). Manusia memiliki banyak pilihan dalam hidupnya dan setiap pilihan mengandung konsekuensinya sendiri.[]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post