Much Rojaki

Guru Produktif Agribisnis Ternak Unggas...

Selengkapnya
Navigasi Web

Masih dipandang sebelah mata

SMK merupakan sekolah vokasi yg diharapkan menghasilkan tenaga terampil siap pakai. Di SMK peserta didik dibekali pengetahuan dan skill yg nantinya setelah lulus dapat bekerja pada orang lain atau membuka usaha sendiri menjadi seorang enterpreuner. Mendidik peserta didik untuk dapat mandiri tidak mudah, karena pada dasarnya anak usia tersebut masih dikatakan belum dewasa. Apalagi didikan orang tua yang sebagian besar masih memanjakan anak. Mereka banyak yang belum sadar untuk mempersiapkan anak agar bisa menjadi generasi yang tangguh itu perlu dilatih bukan malah dimanjakan yang akibatnya adalah anak menjadi lemah baik secara fisik dan mrntal, ini terbukti dengan lemahnya softskill dari lulusan SMK. Mereka belum siap terjun kedunia kerja, sehingga sangat penting penguatan pendidikan katakter pada peserta didik sehingga siap menyongsong masa depan.

Pertama kali saya ditugaskan di SMK ternyata program keahlian yang sesuai dengan latar belakang pendidikan saya belum ada. Ketika itu saya mencoba membuka jurusan baru pada tahun ajaran baru, ternyata peminatnya sangat sedikit 5 orang saja yang memilihnya. Padahal jurusan yang dibuka itu jika dikaji dari wilayah dimana SMK itu didirikan adalah sangat potensial sekali, dengan analisa wilayah tersebut merupakan daerah transmigrasi dengan hasil pertanian yg melimpah yang merupakan modal utama dari jurusan yang saya buka, karena jurusan itu tak bisa lepas dari pertanian. Analisa berikutnya wilayah kabupaten dimana sekolah itu berada mengitari sebuah kota besar ibukota provinsi Sumatera Selatan dimana produk yang dihasilkan dari jurusan yang dibuka diharapkan nantinya menyuplai kebutuhan kota tersebut yang selama ini masih tergantung dengan daerah lain. Siapa yang tidak butuh daging dan telur, coba lihatlah bukankah dalam sepiring nasi ada daging dan telur yang harganya paling mahal dalam sepiring nasi tersebut? Padahal konsumsi daging dinegara kita masih dalam kategori rendah? Ternyata profesi dibidang pertanian dinegara masih dianggap rendah atau kampungan, orang tua masih berpandangan bahwa anaknya bekerja dikantor sebagai staf. Mereka tidak tahu bahwa dinegara maju contoh belanda, jerman, australia, amerika disana strata peternak merupakan strata yang tinggi. Mereka masih lebih memilih anak mereka kelak menjadi staf/karyawan atau bawahan ketimbang menjadi bos. Akibatnya adalah hampir semua sektor peternakan di negara kita dikuasai oleh orang asing, mereka lebih pandai melihat peluang. Mungkin rakyat kita dulu sudah terbiasa dengan penjajahan, akankah negara kita yang subur makmur gemah ripah loh jinawi suatu saat nanti hanya tinggal cerita saja? Yah bila generasi muda kita tidak ada yang tertarik membangun dunia pertanian. Semaju apapun negara kita jika makanan saja masih tergantung dengan negara lain apalah guna.

Pada suatu ketika saya dimutasi kedaerah lain kembali pada tahun pembelajaran baru saya membuka lagi program keahlian Agribisnis Ternak Unggas, awalnya saya ragu karena notabene wilayah tersebut berada di ibukota kabupaten. Ternyata peserta didik yang mendaftar sebanyak 35 dalam satu rombel, namun pada tahun berikutnya turun dengan alasan sekolah pindah tempat sehingga dengan alasan gedung minat mereka turun. Pada tahun berikutnya kosong peminat, akhirnya saya putar otak bagaimana agar minat masuk jurusan ini bisa meningkat, akhirnya dengan segala upaya antara lain dengan menyalurkan lulusan ke dunia kerja. Banyak lulusan yang diterima kerja, mereka dikirim ke luar pulau ada yang d ibandung, subang, garut dan malang. Ternyata mereka dapat bekerja dengan baik bahkan perusahaan meminta lulusan kami namun sayang hampir semua sudah bekerja. Beberapa orang tua murid senang karena anak mereka sering menerima transfer dari anak mereka. Sebagian dari mereka bercerita suatu saat kelak mereka akan kembali ke kampung untuk membangun usaha memajukan peternakan dikabupaten mereka tercinta. Suatu kebahagian tersendiri menyaksikan keberhasilan peserta didik yang kita didik selama tiga tahun. Semoga generasi bangsa kita banyak yang mencintai dan menggeluti dunia peternakan, jadilah pahlawan gizi bagi negeti tercinta ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Peluang usaha berternak unggas memang menjanjikan... Sy pernah mencobanya, Pak

13 Aug
Balas

Ya bu tapi juga harus siap dengan resiko tinggi

13 Aug

Kdg ingin berternak jg pak...tp takut ..hehe

13 Aug
Balas

Dikit2 dulu bu

13 Aug



search

New Post