Menunjukkan jalan yang lurus itu mulia. Menjadi pendidik itu harus punya kesabaran yang lebih. Bukan rahasia lagi bahwa banyak guru yang begitu gigih berjuang mengabdi untuk ikut mencerdaskan anak bangsa. Disanubari seorang guru terukir segudang harapan yang akan dititipkan kepada peserta didiknya, suatu saat nanti kalianlah yang menerima tugas membangun bangsa. Generasi cerdas dan memilki skill tinggi serta bermoral yang menjadi pewaris guru untuk mengelola negeri ini. Tidak sedikit dari mereka yang pengeluaran dan pemasukan terbalik apalagi guru-guru hororer didaerah pelosok atau terisolir. Saya dulu pernah menjadi honorer cukup lama tapi tak sebanding dengan para honorer didaerah 3T. Gajian 1jt untuk tiga bulan kerja bahkan sampai delapan bulan belum menerima gaji. Namun kita percaya Allah itu tidak tidur, keikhlasan pasti akan berbuah manis. Masalah pendidikan negara kita begitu kompleks tidak sekedar kurikulum yg selalu berganti, namun fasilitas belajar begitu memprihatinkan. Pemerataan tenaga pendidik yang tidak tercapai, dengan alasan domisili guru dengan tempat mengajar. Masalah pemerataan terjadi disemua jenjang, padahal untuk pemerataan guru SD, SMP dan SMA itu lebih mudah jika dibandingkan dengan pemenuhan guru SMK. Antara daerah perkotaan dan pelosok desa sungguh mencolok. Itulah warna warni pendidikan di negara kita. Kembali ke peserta didik, yakinlah jika kita berusaha menjalani tugas mendidik itu dengan hati insyaallah siswa yang kita didik terbuka hatinya. Percayalah bahwa anak-anak didik kita kelak akan bersyukur atas ilmu yang telah kita berikan. Janganlah kita berharap apapun untuk kita dengan apa yang telah kita berikan. Berdoalah selalu semoga ilmu yang kita ajarkan kepada anak didil kita menjadi ilmu yang bermanfaat. Bisa menghantarkan kesuksesan didunia dan kebahagian diakhirat.