Mufarida Purnamaningsih

Wanita Biasa yang selalu mengharap RidhoNya ALUMNI UNNES.......

Selengkapnya
Navigasi Web
“Keagungan” Sepakbola

“Keagungan” Sepakbola

Sepakbola tidak hanya olahraga yang paling memasyarakat. Bagi sebagian orang, sepak bola adalah jalan hidup, sains dan bahkan agama. Hingga saking populernya, ulama besar sekaliber Gus Dur sangat menggandrungi olahraga ini. Banyak tulisan-tulisan Gus Dur tentang sepak bola yang diterbitkan oleh surat kabar. Artikel-artikel tersebut tertanda mulai dari Tahun 1982 hingga Tahun 2000 yang kemudian dibuat buku dan diberi judul “Gus Dur dan Sepak bola”.

Jutaan anak muda (pernah) bercita-cita menjadi pemain sepak bola profesional. Termasuk juga suami saya ketika masih duduk di bangku SMA, mempunyai cita-cita yang hanya kesampaian (dan harus puas) bermain di tim kabupaten saja. Itupun sudah cukup bagus, karena faktanya 99,9% orang yang bermain sepakbola adalah pemain tanpa kontrak alias amatir. Hanya 1 dari 1000 pemain yang menjadi profesional. Sehingga pendidikan formal tetaplah harus (selalu) di nomor satukan.

Namun demikian, sepakbola telah menjadi jalan jutaan anak muda di luar sana menemukan jatidirinya sebagai seorang laki-laki karena implementasi nilai-nilai sepakbola dalam kehidupan sehari-hari. Kerjakeras, sportifitas, kejujuran, semangat, kerjasama, respect, pantang menyerah, jiwa pemenang adalah sebagian nilai yang sangat layak diinternalisasi.

Disaat dunia ini semakin miskin akan nilai-nilai kehidupan, tim-tim elit sepakbola malah semakin gencar membuka akademi sepakbola diberbagai negara. Tidak hanya tentang skill bermain bola, didalamnya tentu saja terdapat visi pendidikan yang ideal yang mengajarkan nilai-nilai utama dalam kehidupan. Bagian yang saat ini (mungkin) dilupakan oleh lembaga-lembaga pendidikan formal di sekitar kita.

Terbaru adalah Kerjasama Intermilan dengan Persib Bandung dalam wujud Inter Academy. Di sela-sela wawancara Erick Thohir Presiden Inter Milan berkata : “... Tujuan utama kami adalah untuk membantu mengembangkan setiap pemain muda, baik sebagai seorang pesepakbola, ataupun seorang pribadi yang baik. Saya tentu tidak meragukan terhadap kerjasama yang digalang Inter dan Persib saat ini....” Ya. Salah satu tujuan utamanya adalah “mengembangkan pribadi menjadi seorang pribadi yang baik”.

Dalam kesempatan yang lain, Sebastian Giovinco yang merupakan pemain lulusan akademi Juve (sekarang bermain di Toronto FC), yang pernah berkarier profesional di raja Serie A Italia tersebut pada pada 2006 hingga 2015, meski gagal jadi bintang, penyerang 30 tahun itu mengaku tak pernah menyesal jadi bagian La Vecchia Signora. Pemain yang akrab disapa Seba ini menyebut Juve telah mengajarinya untuk selalu menang dengan rasa hormat. Pelajaran itu sudah didapatkannya sejak usianya masih sembilan tahun, ketika bergabung ke akademi klub."Mereka mengajarkan Anda rasa hormat dan untuk menang dengan terhormat. Tapi di penghujung hari, semua bermuara pada satu hal. Kemenangan! Pola pikir itu ditanamkan pada diri saya sejak saya pertama kali tiba di Juve. Hanya menang! ...”

Setali tiga tiga uang, Martunis yang asli kelahiran Aceh mendapatkan kesempatan mengasah diri di Portugal, Sporting Lisbon. Pada 2015 lalu lewat twitternya Sporting Lisbon menulis "Martunis adalah atlet terakhir Akademi Sporting, di mana dia akan hidup, belajar, tumbuh sebagai seorang pria dan pesepakbola.."

Jadi dengan alasan ini, sepakbola adalah keagungan.

_Setidaknya menurut saya..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saya juga pemain sepak bola akan tetapi tergerus keadaan, berbekal keinginan mengembangkan hobi, kemudian gagal menjadi guru olahraga, kini hanya menjadi penikmat dan olahragawan amatiran

16 Feb
Balas

Waah tetep harus semangat pak...paling tidak selalu bisa menerapkan nilai2 yg ada pada sepakbola pada kehidupan sehari2 pak....

16 Feb

Keren artikelnya

16 Feb
Balas

Terimakasih pak.....

16 Feb



search

New Post