Mufarida Purnamaningsih

Wanita Biasa yang selalu mengharap RidhoNya ALUMNI UNNES.......

Selengkapnya
Navigasi Web
MENDAKI DAN PERJALANAN HIDUP

MENDAKI DAN PERJALANAN HIDUP

TENTANG MENDAKI DAN PERJALANAN HIDUP

Rasa lelah, kedinginan , haus dan sebagainya pasti dirasakan seseorang yang tengah mendaki gunung. Begitu juga dengan yang saya rasakan saat pertama kali mendaki gunung, waktu itu masih SMP kalau tidak salah, dan belum lama ini juga mencoba lagi. Perasaan yang muncul ternyata sangat jauh berbeda ketika SMP dulu. Saat pertama kali mencoba mendaki waktu itu belum ada perasaan mendalam seperti yang terakhir kali kemarin. Dulu yang dirasakan lebih kepada kesenangan, kepuasan menaklukkan gunung, akan tetapi yang terakhir bukan itu justru lebih banyak kepada menyadari bahwa ternyata perjalanan mendaki gunung itu berkaitan erat dengan perjalanan dalam kehidupan.

Pertama, TUJUAN. Setiap orang yang melakukan pendakian sebelum memulai perjalanan tetunya harus sudah mempunyai tujuan yang jelas, apakah akan sampai puncak atau tidak. Selain itu juga harus mampu menilai sejauh mana kemampuan dirinya. Harus menyesuaikan antara tujuan dan kemampuan dirinya. Tentunya tujuan setiap orang akan berbeda namun yang pasti harus jelas tujuan nya sejauh mana dan kemampuan seperti apa harus sudah menyadari. Demikian juga ternyata dalam hidup ini, manusia harus menetapkan tujuan yang jelas terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk melangkah. Tentu saja dalam menetapkan tujuan itu harus sudah dengan mengukur kemampuan yang dimiliki. Tidak perlu sama dengan orang lain, apa lagi meniru orang lain. Harus dipastikan tujuan yang ingin dicapai adalah yang benar – benar membuatmu bahagia.

Kedua, RENCANA. Ketika mendaki harus sudah mempersiapkan segala yang dibutuhkan, seperti peralatan yang harus dibawa juga termasuk dengan kondisi tubuh agar bisa mencapai tujuan yang ingin dicapai. Hal itu harus dilakukan karena mendaki gunung bukanlah sebuah kegiatan yang main-main, dalam perjalanan akan ditemui medan yang sangat sulit ataupun sangat berbahaya. Jika kita menyiapkan segala nya dengan baik, akan sangat beresiko, bisa – bisa nyawa taruhannya. Ternyata demikian juga dalam kehidupan kita, untuk menjalani hidup dengan baik, kita harus sudah mempunyai perencanaan yang matang sebelum mulai melangkah atau mengambil keputusan. Meskipun semua sudah digariskan oleh Tuhan, tetap wajib kita harus mempunyai rencana yang matang dalam menjalani kehidupan tidak asal – asalan. Sehingga hidup kita lebih bermakna.

Ketiga, REKAN MENDAKI. Mendaki sendirian memang sangat mungkin dilakukan, tetapi ketika mendaki dengan orang lain akan membuat kita lebih tenang dan tidak merasa sendiri. Bisa jadi ketika mendaki sendirian, kita bisa melangkah lebih cepat. Tetapi percayalah ketika mendaki bersama teman atau pasangan kita akan bisa melangkah lebih jauh dan dengan suasana hati yang lebih bahagia. Dalam kehidupan juga demikian, kita bisa hidup sendiri, akan tetapi hidup dan berjalan dengan teman atau pasangan akan lebih baik dan tenang, karena kita sebagai manusia sdah kodratnya untuk hidup bersama dengan orang lain. Tidak mungkin kita bisa melakukan segalanya sendirian.

Keempat, BUKAN TENTANG MENAKLUKKAN ALAM TAPI MENAKLUKKAN DIRI SENDIRI. Pada saat mendaki, sangat mungkin sekali kita megalami masa – masa sulit misalnya bertemu dengan cuaca ekstrim, oksigen menipis, kelelahan yang sangat, dimana situasi semacam ini sangat mungkin membuat kita berfikir untuk menyerah, dan pada saat itulah kita akan menyadari bahwa kita mendaki bukan untuk menaklukkan alam tetapi menaklukkan diri sendiri, menaklukkan keinginan untuk menyerah terhadap keadaan yang sedang sulit. Demikian juga dalam hidup, kita menjadi hebat bukan ketika kau mampu menaklukkan dunia dengan semua isinya, tetapi ketika saat kau mampu menaklukkan ego dalam diri kita sendiri.

Kelima,TENTANG PERJUANGAN DAN PENGORBANAN. Perjuangan dan perngorbanan yang dilakukan saat mendaki gunng bukanlah hal yang kecil. Karena untuk mencapai puncak, harus kita lewati banyak sekali hambatan selama perjalanan. Selain itu kita juga harus berani mengorbankan banyak hal termasuk didalamnya waktu, fisik, dan materi. Dalam kehidupan nyata pun demikian, untuk mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya tidak bisa kita mendapatkannya secara instan. Kebahagiaan akan kita capai dengan pengorbanan dan perjuangan sehingga kebahagiaan itu akan lebih terasa manis.

Keenam, KELUAR DARI ZONA NYAMAN. Mendaki gunung sama artinya dengan kita keluar dari zona nyaman kita sehari-hari, mendaki gunung berarti kita siap menghadapi tantangan dan hambatan yang mungkin muncul ketika dalam perjalanan mencapai puncak, sampai kita melihat keindahan alam yang sangat menakjubkan dari puncak gunung. Dikehidupan ini, ketika kita sudah terlalu asyik dengan zona nyaman kita maka kita akan cenderung stagnan dan hanya seperti itu saja, dan tidak berkembang dengan maksimal, tetapi ketika kita berani menerima dan menghadapi tantangan diluar zona nyaman kita pastinya kita akan mengalami perubahan dan warna dalam hidup ini. Ada istilah yang menyatakan bahwa orang sukses bukanlah orang yang hanya diam menikmati zona nyamannya, tetapi orang sukses adalah orang yang selalu siap menerima dan menghadapi tantangan untuk mencapai hal yang lebih besar dalam hidupnya.

Ketujuh, JIKA LELAH ISTIRAHATLAH. Tubuh kita ini bukanlah mesin. Jadi ketika dalam perjalanan mendaki dan kita kelelahan maka istirahatlah, setelah istirahat dan tenaga sudah terkumpul lagi maka lanjutkan perjalanan dan capai impian dan tujuan awal. Dalam kehidupan nyata juga demikian harusnya, ketika kita sudah lelah menghadapi hidup yang kadang penuh dengan masalah dan cobaan, beristirahatlah, tenangkan pikiran dan kumpulkan energi positif, kembali kepada Tuhan dan lanjutkan lagi kehidupan dengan pemikiran yang lebih baik.

Kedelapan, MASIH ADA ORANG BAIK DI DUNIA INI. Ketika mendaki kita pasti akan menemukan orang – orang yang saling membantu dan tolong menolong dalam perjalanan, sangat jarang sekali orang egois ketika di gunung. Jika kita mau mengambil hikmah dari hal tersebut, kita akan mengetahui dan menyadari meskipun mungkin kita telah tersakiti oleh banyak orang, tetapi kita harus percaya bahwa masih banyak orang yang baik didunia ini, dan jangan sampai kita menilai bahwa semua orang jahat pada kita.

Kesembilan, MERASA KECIL DIHADAPAN ALAM DAN PENCIPTANYA. Rasa lelah dan perjuangan saat pendakian pasti terobati ketika sudah sampai puncak. Rasa bahagia akan muncul saat itu. Tetapi kebahagiaan itu pasti akan berubah ketika mata kita sapukan kesekitar kita, dari puncak melihat keagungan Tuhan pada alam ciptaanNya, seketika itu perasaan yang muncul adalah perasaan betapa kecil sebenarnya kita sebagai hamba, dan tentunya akan malu jika selama ini kita selalu menyombongkan diri dengan apa yang sudah kita terima dari Tuhan, tanpa bersyukur dan sering lalai pada perintahnya…. (ya Allah ya Rabb Ampuni saya).

Kesepuluh, BERSYUKUR KEMBALI DENGAN SELAMAT. Setelah mencapai rasa nkmat menikmati indahnya alam dari puncak tibalah saatnya turun dari gunung, dan kembali kepada keluarga, kerabat dan orang –orang yang tentunya yang telah menunggu kepulangan kita. Saat itulah akan kita rsakan syukur yang sangat tinggi karena bisa pulang dengan selamat setelah melalui perjalanan yang sangat hebat. Disini kita akan menyadari bahwa kita keluarga adalah tempat kita kembali dan akan lebih bersyukur karena memiliki orang – orang yang mencintai kita.

Begitulah beberapa hal yang saya rasakan saat mendaki gunung…semoga bermanfaat…..

Muuuaaaaaaachhh………

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post