Duhai Sarung

Oleh: Muhamad Fauzan

Sarung. Benda ini tentu tidak asing bagi orang Indonesia. Tidak terbatasi suku, agama, ideologi atau apapun. Semua orang Indonesia pasti mengenalnya. Disetiap rumah hampir bisa dipastikan terdapat benda ini. Berapa sarung yang Anda miliki. Empat, lima, atau lebih banyak lagi? Hitungan jumlah sarung yang ada di hampir setiap rumah tidak dimulai dari angka satu.

Mungkin Anda bertanya, apa pentingnya kita bicarakan di sini. Tidak bermutu! Baiklah anggaplah kita membicarakan sesuatu yang tidak bermutu. It's ok. Tapi aku ingin bertanya pada para sahabat semua. Apa pentingnya sarung bagi Anda? Mengapa Anda memilikinya?

Meski ini hanya praduga, tapi menurutku benda ini memang ada di hampir setiap rumah khususnya orang Indonesia. Tidak peduli orang kaya atau miskin, mereka memilikinya. Benda ini juga tidak mutlak dimiliki oleh penganut agama tertentu. Artinya, agamapun bukan batasan untuk memiliki benda ini. Gemes ya, ngapain membicarakan sarung. Seperti tidak ada pekerjaan lain saja.

Tunggu dulu, tahan rasa gemes Anda. Coba anda jawab dengan jujur, mengapa Anda memilikinya?

Sahabat ... mari kita bertanya pada diri sendiri. Apakah setiap orang Indonesia kenal dengan diri kita? Apakah mereka semua membutuhkan kita?

Okelah, tidak perlu Anda jawab pertanyaan itu. Tapi fakta berbicara. Bahwa benda yang bernama sarung itu, lebih terkenal dan diminati dari pada diri kita wahai sahabat. Yang pengemis memilikinya. Yang pejabat juga memilikinya. Bahkan orang nomor satu di Indonesiapun memiliki dan membutuhkannya.

Bagiku ini sesuatu yang bermakna. Benda yang harganya di bawah seratus ribu rupiah, ternyata mampu merebut hati hampir setiap orang. Layak kah kita mengecilkan sesuatu karena kita merasa lebih berharga? Dari kenyataan di atas, kita bisa tahu bahwa berharga atau tidak diri kita, bukan diri sendiri yang bisa menilai.

Sarung tidak bisa berkata-kata. Sarung tidak bisa berbuat sesuatu untuk dirinya. Sarung juga tidak tahu apakah dia terkenal atau tidak. Namun fakta tidak bisa aku pungkiri. Dia sungguh berharga.

Sarungan yukk. :)

#Solo, 1 Juli 2017