Muhamad Fauzan

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kecamuk Hati di Pagi Hari

Sabtu, 28-7-2017

"Met pagi, Pak", sapa seorang siswi padaku dg suara pelan. "Pagi, nak", jawabku seraya menengok asal suara td. Aku tertegun sejenak. Kulihat dua orang siswi duduk di lantai dekat pintu keluar ruang guru. Saat itu aku sedang terburu-buru keluar dr ruang guru untuk mengikuti pelatihan di luar sekolah.

Sebelum berlanjut beranjak, kusempatkan bertanya kpd salah satu siswi yg menyapaku td.

"Kamu kls berapa nak?"

"Dulu kls 7H, pak, sekarang kelas 7F" jawabnya.

Ingin aku bertanya mngapa dia duduk di sini sedangkan jam pertama sudah mulai kurang lebih 30 menit. Urung aku katakan pertanyaan itu. Spontan muncul rasa dlm hatiku utk. mnguatkan hatinya dg berkata, "Ga papa kan nak, malah bisa belajar lebih matang lg.", sambil keberikan senyuman penuh empati. " Iya, Pak", jawabnya singkat. Kemudian aku berlalu ke tempat parkir sepeda motor untuk melanjutkan perjalananku.

Disepanjang perjalanan berkecamuk banyak pertanyaan dlm. hatiku. Sekilas td. kulihat anak perempuan tadi pakaiannya rapi. Wajahnya terkesan innocent. Tutur katanya pun santun. Mengapa dia tidak naik kelas? Apakah dia sering tidak masuk. Adakah masalah dlm. keluarganya. Mengapa dewan guru menetapkan dia tidak naik kelas? Kalau dari jawabannya td. aku tahu mengapa aku tidak mengenalnya. Ternyata dia berada di kelas yg. tidak termasuk dlm. jadwalku.

Di tengah perjalanan menuju tempat pelatihan, aku singgah sebentar untuk sarapan. Saat menyantap nasi soto, timbul lg. tanya dlm. hatiku ttg. anak td. Tapi kini pertanyaanku tertuju pd. diriku sendiri. Apa yg aku lakukan selama ini untuk murid-muridku. Sudahkah aku memberikan apa yg seharusnya mereka dapatkan. Saat ini aku meninggalkan murid-muridku untuk mengikuti pelatihan. Aku hanya memberi tugas yg. harus mereka kumpulkan ke mejaku. Berapa banyak teman-teman guru yg. pernah meninggalkan mereka. Mengapa ada siswa yg. tidak naik kelas? Begitu banyak pertanyaan yg. hinggap di kepalaku, tak terasa sarapanku telah habis. Setelah membayar makananku, aku lanjutkan lagi perjalananku menuju tempat pelatihan.

Kuingat kembali pngalamanku pagi ini. Satu pertanyaan yg. paling mengusik naluriku sebagai pendidik. Mengapa muridku tidak naik kelas. Pertanyaan ini membuatku cukup sesak nafas. Dimana aku saat muridku membutuhkanku. Meski sesungguhnya kriteria kenaikan kelas sudah ditentukan pada saat awal pembelajaran. Tidakkah aku dan teman-temanku sesama guru tidak memiliki waktu yg. cukup selama satu tahun untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak. Sehingga setiap kali rapat kenaikan kelas, sepertinya anak-anak sendirilah yg. harus menanggung atas kegagalan sebuah pendidikan. Ini harusnya tidak boleh terjadi. Karena aku maupun pendidik lainnya, merupakan sosok yg. sudah dibekali dg. kemampuan profesional. Tanggung jawab profesi yg. menjadi ladang hidup. Maka, ketika orang tua siswa berangkat ke sekolah, sesungguhnya dia berangkat menuju orang yg. tepat sesuai harapannya. Akan tetapi mengapa ketika kegagalan melanda dirinya, kegagalan itu seakan hanya tertumpu pada dirinya. Semestinya waktu satu tahun pembelajaran, cukuplah untuk mengantisipasi pencapaian Kriteria Kenaikan Kelas. Oleh karena bukankah kreteria itu diciptakan sendiri oleh para guru, yg. tentu berdasarkan kondisi dan kemampuan rata-rata siswanya.

Tergambar lg. wajah siswi yg. kutemui td. pagi. Timbul pencerahan dlm. diriku, dan.mudah-mudahan tulisan ini menimbulkan pencerahan yg. sama bagi sesama guru.

#Megaland2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Deg. Mari menjadi semakin peka ya, Pak. Setuju banget. Salam.

30 Jul
Balas

Keren Pak ...bener banget smoga bisa mnjadi pencerahan kita semua...

30 Jul
Balas

trm ksh smua, atensinya, ayo bu har ... ikutan menulis

30 Jul
Balas

Menyentuh hati, selaligus menyentil diriku sebagai seorang guru.

30 Jul
Balas

Terima kasih telah mengingatkan kita akan tugas kita sebagai pendidik

31 Jul
Balas



search

New Post