HIDUP MULIA KARENA BERTAQWA
Oleh:muhamad Jemadi,M.A.
Guru PAI SMPN 29 Surabaya
Puasa Ramdhan 1443 H akan berakhir pada penghujung siang tanggal 1 Mei 2022. Pada tanggal 02 Mei 2022 umat Islam akan merayakan Idul Fitri 1443 H bersamaan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Ada titik temu antara Idul Fitri dan Hardiknas pada sisi keimanan dan ketaqwaan. Dalam tulisan sederhana ini akan diulas kriteria dan manfaat bertaqwa.
Allah SWT mengabarkan kepada manusia bahwa kemuliaan manusia itu berdasarkan ketaqwaannya sebagainan dituliskan pada surat al-Hujurat ayat 13
اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗ
Dari ayat tersebut sangatlah jelas bahwa kemuliaan manusia bukan karena hartanya, bukan karena ilmunya dan bukan karena jabatanya. Siapapun kita berhak mendapatkan kemuliaan dari Allah dengan syarat kita bertaqwa. Sebulan penuh di bulan Ramadhan Allah membimbing kita dengan berpuasa agar kita menjadi orang yang bertaqwa. Sebagaimana ayat yang termaktub dalam al-Quran Surat al-Baqarah ayat 183
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (Q.S 2:183)
Setelah berpuasa sebulan penuh dan menjalankan berbagai amalan, Apakah kita sudah termasuk orang-orang yang bertaqwa? Mari Perhatikan dua ayat diawal surat al-Baqarah yakni ayat 3 dan 4 serta surat Ali Imran ayat 134!
وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ
Berdasarkan ayat-ayat tersebut kriteria orang bertaqwa sebagai berikut: pertama الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ (beriman kepada hal-hal yang Ghaib). Dalam hal ini sangat bersifat individual yang tahu apakah kit aini orang yang beriman atau tidak hanya diri kita dan Allah. Para jamaah mari merenungkan kenyataan pada diri sendiri apakah kita sudah merasa menjalankan rukun iman yang enam dengan baik. Misalnya kita beriman kepada Allah apakah setiap perbuatan kita sesuai dengan kehendak Allah? Apakah kita sudah berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan amaul husna dalam kehidupan sehari-hari kita? Dan masih banyak hal yang harus kita renungkan.
Kedua, وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ (mendirikan shalat), redaksi yang digunakan Allah dalam al-Quran adalah وَيُقِيْمُوْنَ bukan و يعلمو . Maknanya adalah dalam pelaksanaan shalat kita tidak cukup melakukan gerakan dan bacaan yang sesuai dengan gerakan. Agar memperoleh derajat taqwa, maka kita harus bisa mewujudkan nilai-nilai shalat dalam kehidupan sehari-hari misalnya kedisiplinan, kesucian, kerendahhatian, ketaatan dan masih banyak lagi nilai shalat yang dapat kita ambil. Pada al -Quran surat al-Ankabut ayat 45 Allah menyatakan.
اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S.29:45).
Dari ayat ini sangat jelas bahwa orang yang mendirikan shalat dengan bernar itu akan mampu mencegar perbuat keji dan Munkar. Orang yang shalat namun masih suka ghibah (membicarakan aib orang lain), masih memiliki sifat iri, dengki, egois dan lain sebagainya, maka perlu koreksi diri bahwa shalatnya harus diperbaiki lagi.
Ketiga, وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ (membelanjakan pemberian (rizki) Allah untuk perjuangan dijalan-Nya) dan الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ (orang-orang yang berinfaq dalam keadaan lapang dan sempit). Memberikan nafkah untuk keluarga termasuk bagian dari infaq, membangun masjid, membangun sarana pendidikan, membantu fakir miskin, membantu anak yatim dan lain sebagainya. Dengan kata lain orang yang bertqwa itu dermawan, peduli kehidupan sosial.
Keempat, وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ (beriman iman kepada kitab yang diturunkan kepada nabi Muhammad dan kitab yang diturunkan kepada rasul sebelum nabi Muhammad) namun tidak wajib mengamalkan kitab selain al-Quran. Ayat ini mengajarkan kepada kita untuk menghargai keyakinan-keyakinan orang terdahulu.
Kelima, وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ (yakin terhadap peristiwa hari kiamat). Orang yang yakin akan hari kiamat akan selalu berusaha berbuat baik karena apapun perbuatan kita akan mendapat balasan yang setimpal.
وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ ࣖ
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ
Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (Q.S.99:7-8)
Keenam, وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ (menahan marah). Kalau kita peduli pada bangsa ini kita semua prihatin suasana kebatinan Sebagian anak bangsa akhir-akhir ini sering terjadi perbedaan yang berakhir saling menghina, mencaci dan memaki. Kebencian antar anak bangsa semakin hari semakin membuat miris. Semoga pasca Ramadhan tidak ada lagi kemarahan, kebencian diantara anak bangsa. Karena mampu menahan marah adalah bukti kalau kita telah sukses berpuasa.
Ketujuh, وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ (memaafkan manusia), setelah kita mampu meredam kemarahan maka kita akan mampu memaafkan manusia. Ketika manusia saling memaafkan maka kedamaian, kerukunan akan tercipta dalam kehidupan sehari-hari.
Jamaah yang dimuliakan Allah
Setelah kita tahu kriteria orang yang bertaqwa sekilas akan kami sampaikan manfaat orang yang bertqwa baik di dunia maupun diakherat.
Pertama, اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ (Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya)
Kedua, ۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ (dan mereka itulah orang-orang yang beruntung)
Ketiga, وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا (dan bagi orang yang bertaqwa dijadikan jalan keluar dari setiap masalahnya)
Keempat, وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ (dan diberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka)
Kelima, وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ اَمْرِهٖ يُسْرًا (dan bagi orang yang bertaqwa dijadikan dari setiap masalahnya mudah)
Keenam, اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ (Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian adalah yang paling bertaqwa)
Ketujuh, Bagi orang bertaqwa telah disediakan surga seluas langit dan bumi (Q.S.Ali Imran 133)
۞ وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ
Semoga tulisan ini menjadi motivasi bagi kita untuk terus meningkatkan kualitas taqwa kita dengan memperbaiki Aqidah, Ibadah, Muamalah dan akhlaq kita. Semoga kita semua memperoleh petunjuk, dimudahkan segala urusan kita, diberi jalan keluar dari setiap masalah yang kita hadapi, diberikan rizki yang melimpah, dimuliakan oleh Allah dan akhirnya kita semua menjadi penghuni Surga Allah yang luasnya seluas langit dan bumi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar