MUHAMMAD ASLAM

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Salah Persepsi Mengenai Nikah Muda
SumberGambar : Voa-Islam.com

Salah Persepsi Mengenai Nikah Muda

Meskipun dengan besarnya manfaat dari nikah di usia muda, namun terrnyata masih banyak pula yang pesimis dan tidak terlalu mendukung pernikahan dini tersebut dengan melihat pengalaman pasangan-pasangan muda yang rumah tangganya rentan konflik dan yang sampai menjurus kepada perceraian. Terutama para orangtua dan anak-anak muda yang memilih mengikuti jejak orangtua mereka yang menikah di usia rata-rata 30-an keatas.

Sebenarnya ada yang perlu kita luruskan mengenai kesalahan persepsi mengenai nikah di usia muda yang menurut mereka banyak menimbulkan masalah seperti kekhwatiran anak-anak mereka tidak bisa bertanggung jawab dan dewasa, tidak bisa mandiri dalam hal keputusan dan menafkahi atau yang paling sensitif adalah tentang pendidikan anak-anak mereka yang akan terbengkalai ketika harus menanggung beban berumah tangga.

Kekhawatiran para orangtua, dan anak muda pada umumnya tentang nikah muda memang wajar adanya, tetapi jangan sampai berlebihan. Efek traumatis disebabkan oleh pengalaman-pengalaman di kehidupan sekitar kita tentang angka perceraian yang meningkat di tiap tahunnya, ditambah lagi peran media yang banyak memberitakan banyaknya jumlah pasangan artis yang nikah cerai semakin membuat stigma negatif masyarakat pada umumnya tentang nikah di usia muda. Padahal jika kita cerdas dan memperhatikan dengan jeli, artis-artis yang bercerai yang diberitakan dimedia lebih banyak artis-artis pasangan tua yang usia pernikahannya sudah cukup lama. Jadi tidak hanya orang yang nikah di usia muda saja yang rumah tangganya ada masalah atau konflik, bahkan yang menikah di usia menjelang senja pun tak luput dari masalah rumah tangga.

Bila kita memperhatikan lebih jauh lagi sesungguhnya banyaknya masalah dan konflik yang terjadi dalam rumah tangga, yang salah bukan pada nikah mudanya. Akan tetapi menurut penulis adalah belum matangnya mental kedewasaan dalam mengelola emosi, padahal dalam pernikahan di usia muda, masalah mungkin akan muncul. Tapi mereka yang sukses belajar dalam rumah tangga menganggap permasalahan yang muncul itu sebagai bumbu penyedap dalam membina rumah tangga.

Banyak juga yang memilih pacaran daripada menikah dengan alasan menikah di usia muda adalah hal yang masih tabu di masyarakat. Mereka lebih memilih bermaksiat dengan pacaran dari pada menikah yang merupakan ibadah kepada Allah, menurut mereka menikah di usia muda adalah hal yang tidak lazim, yang lazim di masyarakat adalah ketika orang menikah muda, yang timbul di benak masyarakat adalah Married By Accident (MBA) atau hamil duluan atau kecelakaan.

Sehingga anak muda yang punya niat untuk menikah muda meskipun sudah paham manfaatnya yang luar biasa akhirnya mengurungkan niatnya karena takut dengan prasangka orang lain. Justru mengapa kita harus takut jika yang kita lakukan itu benar, padahal jika kita melakukan kebaikan kemudian bisa mengubah pandangan masyarakat dan kemudian di contoh itu akan menjadi ibadah jariyah yang pahalanya terus mengalir.

Banyak sekali hal-hal baru yang kita takutkan, takut memulai usaha, takut tampil di depan, takut bercita-cita tinggi, takut menikah muda, takut mengambil keputusan dan masih banyak lagi. Jika memang rasa takut yang terus mendominasi kepribadian kita, mana mungkin bisa menjadi pemuda yang bertanggung jawab dan bisa diandalkan, ingat kita berani karena benar.

Yang membedakan antara orang yang sejak muda sudah bisa mempersiapkan diri untuk menikah, dengan mereka yang usianya sudah dewasa tapi masih banyak persiapan yang belum ditunaikannya adalah pengaturan waktu dan prioritasnya dalam melakukan aktivitas. Isi waktu dengan produktif, serius dalam ikhtiar menuju pernikahan dengan mempersiapkan bekal mental, finansial, sosial, spritual dan sebagainya. Agar nantinya kita tidak kelabakan karena ketidakmampuan dan ketidaksiapan.

Menikah di usia muda dengan tantangan Namun, apa pun yang dijalankan dengan tulus ikhlas dengan niat yang benar dan dengan persiapan sejak dini Insya Allah akan berujung bahagia. Jadi, jangan takut untuk menapaki hidup dengan lebih berani. Bukankah pemuda suka dengan tantangan?

Sumber :

Mas Udik Abdullah. 2001. Bila Hati Rindu Menikah.Pro-U Media.Yogyakarta.

Mohammad Fauzil Adhim, Salim A. Fillah, dkk. 2013. Menikah Memuliakan Sunnah. Pro-U Media.Yogyakarta

Mohammad Fauzil Adhim.2002.Indahnya Pernikahan Dini. Gema Insani. Jakarta

Monif Y. Rasulallah. 2013. Lebih Barokah Tanpa Pacaran. Ikwah Rasulillah.Yogyakarta

Muhammad Semesta. 2012. Tertimpa Love, Ketika dirimu jatuh cinta.Kutlah Media. Jogyakarta.

Ngadiyo. 2010. How To Handle Masturbation. Inti Medina. Jakarta Timur.

Salim A. Fillah. 2012. Barakallahu Laka Bahagianya Merayakan Cinta. Pro-U Media. Yogyakarta

Setia Furqon Kholid. 2013. Jangan Jatuh Cinta Tapi Bangun Cinta. Rumah Karya publishing. Sumedang

Jum’at , 12 Juni 2020

20 Syawal 1441 H

#SatuHariSatuTulisan

#TantanganGuruSiana

#TantanganMenulisHari_88

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post