“Tidak ada yang sia-sia hanya prespektifnya saja yang berbeda.”

Setelah hari kamis, aku tidak tahu, aku tidak punya planing harus melakukan apa. Maka aku bermain game petualangan yang tokohnya adalah Aku dan Kamu, juga beberapa tokoh tambahan lainnya seperti Fabian dan Shela. Duh aku bermain sampai lupa waktu, tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 3 pagi. Maka tanggung ah. Sampai subuh saja sekalian, baru sehabis itu tidur #AstagfirullahAku

Setelah bangun, ternyata jam dinding yang bersemayan di tembok kamarku telah menunjukan pukul 09.00 WIB. Aha! Aku punya ide, lets get cooking! Mari memasak! maka setelah bergegas mandi dan bersih-bersih segala macam, aku berniat berangkat menuju pasar dengan outfit kaos hitam, outer jawa, sarung cokelat kotak-kotak dan peci hitam yang menambah penampilanku semakin terlihat seperti ‘warga banget’

Yippie! Kunci motor sudah di tangan, tapi apa yang terjadi?!?! .......... hujan!

Oh c’mon, aku sudah menemukan planning masa iya aku harus menyerahkan diri pada setan-setan yang menjelma rasa malas? Oh tidak, aku tidak mau! Titik. Maka ku buka laptopku kemudian mengikuti kajian filsafat Fahruddin Faiz hingga tak terasa sudah hampir waktu jum’at. Aha! Hujan sudah mulai reda, aku coba berkendara mencari masjid bagus yang sekiranya aku belum pernah bertamu di sana. Karena tau ga? Nanti di akhirat tempat-tempat sujud kita akan menjadi saksi pembela kita dari api neraka. Setelah itu kita sedikit membaca cerita-cerita yang di sunnahkan dibaca di hari jumat; al-kahfi. Kamu pun harus begitu ya! Semoga kita terhindar dari fitnah al masih Dajjal. Setelah itu aku pulang, rasanya lebih menyenangkan berangkat ke pasar naik angkot, lebih kerasa mau belanja masakannya gitu, xixi. Namun sesampainya di rumah? Hujan kembali mencumbu tubuh indah bumi UIN Jakarta. Duuuuhhh mengapa?!?!

Ah aku lupa, segala hal yang terjadi tidak boleh disesali,

Nikmati, pahami, dan berbahagia lah!

Karena bahagia itu kata kerja.