Rencana Tuhan
Ada sebuah kelainan mental yang apabila tidak terkontrol akan membuat seseorang menjadi stress, depresi, insecure, bahkan gila. Saat manusia memasuki usia kepala dua, pertanyaan-pertanyaan seperti “Saya ini apa?” “Saya ini siapa?” “Untuk apa saya hidup?” seakan-akan menjadi sebuah kudeta dalam kepala.
Gaya hidup masyarakat yang cenderung larut dalam budaya media sosial sebagai ajang pamer dan unjuk gigi banyak melahirkan generasi manusia yang percaya bahwa dunia ini hanya untuk orang-orang keren. Sebagai contoh ketika kita pagi-pagi membuka facebook maka tidak jarang kita dapati berita teman-teman sebaya yang pernah bersama kita akan menikah beberapa hari lagi, atau siangnya membuka Instagram maka snap & story akan dipenuhi dengan unggahan-unggahan kerabat dan saudara yang telah sukses dengan bisnis mereka atau tidak jarang teman masa sekolah yang sudah bisa bekerja untuk negara. Kemudian kita menghampiri sebuah kaca dan bercermin dengan muka bantal, rambut singa, dan gigi kuning seraya bertanya “Mengapa saya tidak bisa seperti mereka?” kemudian mulai menyalahkan dan membenci diri sendiri.
Tidak bisa dipungkiri, sebagai manusia yang mulai menginjak usia dua puluh tahun saya juga merasakan hal yang demikian. Teman-teman kelas selama tiga tahun di masa SMA sekarang melanjutkan studi mereka ke negara-negara sebrang; Turki, Mesir, Malaysia. Sedangkan saya masih di sini-sini saja. Di kampus yang jaraknya hanya berkisar dua jalan raya dari rumah. Saya merasa tidak berguna, merasa tertinggal, juga merasa gagal.
“Dunia memang tidak adil!” kata saya,
Selama masa SMA, setiap panggung, setiap acara, setiap lomba pasti ada saya. Tapi mengapa saya yang harus kalah? Ditinggal sahabat, pacar, dan semua yang pernah dekat.
Periode awal menjadi mahasiswa merupakan masa-masa yang sulit untuk saya. Perasaan kalah dan tidak berguna menjadi rantai pengikat saya dari hasrat untuk melakukan sesuatu. Sampai akhirnya saya bertemu seorang perempuan. Cukup cantik, matanya indah seperti mata rusa dengan senyum bulan sabit di awal Ramadhan. Dia adalah wanita yang luar biasa maka dengan cepat perasaan untuk menjadi laki-laki yang tidak biasa saja mengalir deras dalam darah. Seperti kata orang bijak, hidayah bisa datang dari mana saja. Jika saya bertemu seorang wanita kemudian muncul rasa ingin menjadi lebih baik lagi, ah, sepertinya Tuhan telah mengirimkan hidayahnya lewat si dia.
Sepertinya tuhan telah menyiapkan banyak kejutan dalam negeri ini untuk saya. Sebagai mahasiswa yang gemar bermain pentas drama saya mendapat kesempatan membacakan orasi di antara ribuan mahasiswa se-indonesia. Sebulan sebelumnya saya mendapat tantangan menjadi pelatih teater untuk sebuah pentas sekolah. Sebulan setelahnya saya mengikuti festival teater Jakarta dan mendapatkan nominasi actor pembantu terbaik. O, belum berhenti sampai di situ, di bulan November saya kembali mendapat tawaran untuk menjadi penulis naskah pementasan kolosal teater MAN 4 Jakarta. Hingga bulan maret kemarin terbit buku pertama saya yang berudul Maira & Lontong Raksasa.
O, sungguh bahagia hidup ini jika kita lebih mensyukuri dan ikhlas menjalani semua yang telah ditetapkan sang Maha Menetapkan. Semoga syukur selalu tertanam dalam dada kita semua ya, gurusioner!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga Allah terus menambah hidayahNya padamu nak, memberimu Ilham untuk terus melakukan hal yang berguna yang diridhoi ya aamiin
aamiin
Mantap
wah tulisannya mantap sekali nih
terima kasih pakk!