Muhammad khoiruzzad

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengenal teori Hermeneutika gadamer
Abstrak Hans-Georg Gadamer adalah filsuf Jerman yang dikenal dengan teori hermeneutika. Hermeneutika Gadamer bertujuan untuk memahami interpretasi dan pengertian, khususnya dalam konteks sastra dan budaya. Gadamer menekankan pentingnya "horizon of understanding" dan mengklaim bahwa pengalaman seorang individu memengaruhi cara dia memahami teks atau konteks tertentu. Teori ini menekankan dialog dan interaksi antara pemahaman masa lalu dan pengalaman saat ini.. Artikel ini akan menjelaskan prinsip-prinsip dasar hermeneutika Gadamer dan penerapannya dalam memahami berbagai konteks budaya .

Mengenal teori Hermeneutika gadamer

Biografi Hans-George Gadamer

Hans-Georg Gadamer lahir di Marburg pada tahun 1900. Ia menempuh pendidikan filsafat di universitas kota kelahirannya, belajar dari tokoh-tokoh seperti Nikolai Hartmann dan Martin Heidegger. Selain itu, ia mengikuti kuliah dari Rodolf Bultmann, seorang teolog Protestan. Pada tahun 1922, Gadamer berhasil meraih gelar "doktor filsafat". Sembilan tahun setelahnya, ia menjadi privatdozent di Universitas Marburg. Setelah mengajar selama tiga tahun, tepatnya pada tahun 1937, ia diangkat sebagai profesor.Namun, dua tahun kemudian, pada tahun 1939, Gadamer memutuskan untuk pindah ke Leipzig. Pada tahun 1947, ia kembali berpindah ke Frankfurt am Main. Akhirnya, pada tahun 1949, Gadamer memulai karir pengajar di Universitas Heidelberg, tempat ia mengajar hingga saat pensiunnya..

Gadamer di kenal sebagai penulis kontemporer di bidang Hermeneutika lewat tulisannya yang sangat monumental yaitu:Wahrheit and Methode: Grundzuge einer Philosophischen Hermeneutik. Karya monumental Gadamer, "Kebenaran dan Metode: Sebuah Hermeneutika Filosofis," telah menjadikannya sebagai salah satu filsuf terkemuka di bidang hermeneutika filosofis. Pada cetakan ketiga buku ini tahun 1972, Gadamer menambahkan suatu kata penutup yang memperkaya isi karyanya. Kemudian, buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul "Truth and Method" (Kebenaran dan Metode).

Karya ini menjadi pelopor penafsiran yang produktif, melahirkan puluhan buku, ratusan artikel, serta banyak disertasi dan seminar yang fokus pada pemahaman "Truth and Method". Gadamer melalui tulisannya telah membentuk dasar-dasar hermeneutika modern, dan karyanya menjadi landasan bagi banyak penelitian dalam bidang ini. Dengan kontribusinya yang luar biasa, Gadamer telah menjadi figur terkemuka dalam hermeneutika abad ke-20, menjadikannya ilmuwan yang sangat diakui dalam bidang ini.

Prinsip Teori Hermeneutika Gadamer

Meskipun judul bukunya adalah "Truth and Method" (Kebenaran dan Metode), Gadamer tidak bermaksud menjadikan hermeneutika semata-mata sebagai suatu metode. Bagi Gadamer, hermeneutika tidak hanya terkait dengan masalah metodologi dalam penafsiran, tetapi lebih kepada dimensi ontologis, di mana pemahaman itu sendiri menjadi cara eksistensi manusia. Bagi Gadamer, hermeneutika bukanlah sekadar suatu metode, melainkan sebuah proses ontologis yang mencakup pemahaman sebagai suatu bentuk keberadaan manusia.

Bagi Gadamer, hermeneutika bukanlah semata-mata usaha untuk merumuskan metode penafsiran, tetapi lebih merupakan upaya memahami dan menginterpretasi teks, termasuk teks keagamaan, seni, dan sejarah. Pendekatan hermeneutika Gadamer menekankan pentingnya memahami konteks dan menggali makna yang lebih dalam dari suatu fenomena, dan bukan sekadar mengikuti aturan metodologis tertentu. Dengan demikian, hermeneutika dalam pandangan Gadamer menjadi lebih dari sekadar metode, melibatkan pemahaman dan interpretasi sebagai bagian integral dari eksistensi manusia.

Gadamer memiliki pandangan bahwa membaca dan memahami sebuah teks merupakan dialong dan membangun sintesis atau sebuah dunia teks, dunia pengarang, dan dunia pembaca. Tiga aspek ini menjadi objek penting dalam kontruksi berfikir hermeneutika gadamer.setidaknya ada empat teori yang diajukan oleh gadamer yaitu:

Prasangka Hermeneutik: Prasangka Hermeneutik, menurut Gadamer, adalah pembacaan mengenai diri dan pemahaman yang telah terbentuk dalam konstruksi berpikir mengenai manusia itu sendiri. Konstruksi ini dipengaruhi oleh lingkungan dan mampu membentuk pemahaman baru yang timbul dari dirinya sendiri. Gadamer menekankan pentingnya pemikiran kritis terhadap apa yang dihadapi dalam proses penafsiran.

Dalam kerangka ini, pengalaman penafsiran yang kita lalui terhadap suatu teks tidak dapat dipisahkan begitu saja. Pengalaman tersebut seharusnya membentuk prasangka yang kemudian memengaruhi tafsiran kita terhadap apa yang akan kita interpretasikan selanjutnya. Dengan kata lain, prasangka hermeneutik merupakan landasan yang terbentuk dari pengalaman dan pemahaman sebelumnya, yang membimbing proses interpretasi kita terhadap konteks baru.

Lingkaran Hermeneutika: Lingkaran Hermeneutik secara tradisional mengandung makna bahwa penafsiran terhadap suatu teks harus bersifat sirkular. Artinya, bagian-bagian teks harus dilihat dalam konteks keseluruhan, dan sebaliknya, keseluruhan teks juga harus dipahami melalui pemahaman terhadap bagian-bagian yang membentuknya.

"Aku-Engkau" menjadi "Kami": Dalam pandangan Gadamer, perubahan dari "Aku-Engkau" menjadi "Kami" mencerminkan pendekatan hermeneutik yang produktif. Gadamer berpendapat bahwa dalam suatu dialog, termasuk dialog dengan teks, akan dianggap produktif ketika perbedaan subjek-objek dalam formula "aku-engkau" telah terhapus dan digantikan oleh konsep "kami."

Dalam konteks hermeneutika Gadamer, pergeseran ini mencerminkan penghilangan pemisahan antara pembaca (aku) dan teks (engkau). Sebaliknya, munculnya konsep "kami" menunjukkan terbentuknya pemahaman bersama yang melibatkan pembaca dan teks dalam satu kesatuan. Ini berarti tidak hanya pembaca yang memahami teks, tetapi juga teks yang berkontribusi pada proses pemahaman secara aktif. Pemikiran ini menekankan interaksi yang saling memengaruhi antara pembaca dan teks dalam mencapai pemahaman yang lebih mendalam dan kontekstual.

Dalam hermeneutika dialektis, Gadamer menekankan bahwa setiap pemahaman yang kita miliki memiliki sifat yang bersifat historis, merupakan peristiwa dialektis, dan merupakan hasil dari peristiwa kebahasaan. Mari kita jabarkan sedikit mengenai konsep-konsep ini:

Historis: Menurut Gadamer, pemahaman tidak dapat dipisahkan dari konteks sejarahnya. Setiap interpretasi atau pemahaman suatu hal selalu dipengaruhi oleh kondisi sejarah, nilai-nilai budaya, dan konteks historis di mana pemahaman tersebut terbentuk. Oleh karena itu, kita tidak bisa memisahkan pemahaman dari dimensi waktu dan sejarah.

Dialektis: Gadamer menggunakan istilah "dialektis" untuk menunjukkan bahwa pemahaman adalah hasil dari suatu proses dialog atau perbincangan antara subjek (pemaham) dan objek (yang dipahami). Dalam proses ini, terdapat pergeseran dan pertukaran makna antara keduanya, sehingga pemahaman bersifat dinamis dan terus berkembang.

Peristiwa Kebahasaan: Gadamer juga menekankan bahwa pemahaman melibatkan peristiwa kebahasaan. Bahasa tidak hanya sebagai alat untuk menyampaikan makna, tetapi juga sebagai medium yang membentuk pemahaman itu sendiri. Melalui bahasa, pemaham dapat terlibat dalam proses interpretasi dan menciptakan makna baru.

Dengan menggabungkan konsep-konsep ini dalam hermeneutika dialektis, Gadamer menyoroti pentingnya memahami konteks sejarah, dinamika dialog dalam pemahaman, dan peran bahasa dalam membentuk makna. Ini menciptakan suatu pendekatan hermeneutik yang lebih holistik dan menekankan aspek dinamis dalam interpretasi.

KESIMPULAN

Hermeneutika Gadamer adalah pendekatan interpretatif yang dikembangkan oleh Hans-Georg Gadamer. Metode ini menekankan pemahaman kontekstual dan pengalaman dalam menafsirkan teks atau fenomena budaya. Dalam hermeneutika Gadamer, dialog dianggap penting untuk mencapai pemahaman yang mendalam, di mana pembaca atau penafsir berinteraksi dengan teks atau objek budaya secara terbuka. Gadamer menekankan bahwa pemahaman bukanlah usaha untuk mencapai objektivitas mutlak, melainkan proses interpretasi yang terus berkembang melalui dialog dan pengalaman.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post