Aku yang mendapat firasat tak enak dari kehadiran topeng itu merasa tak nyaman sendiri dengan adanya topeng itu di rumahku. Apalagi setelah aku bermimpi seperti itu. Rasanya seperti dikubur hidup-hidup dalam gentong panas dan mendidih. Berpeluh keringatku semua. Aku membuka lemari, mau melihat topeng itu. Apakah dia masih di dalam sana atau sudah hilang barangkali dicuri siapa. Dia masih tetap sama, berada di antara tumpukan baju. Tetapi, malam itu benar-benar aku mendengar ketukan dalam lemari. Seperti suara kayu topengku ini. Melihatnya saja pasti sudah merinding.

Topeng ini sebenarnya topeng untuk watak yang suka banyol dan sok gagah-gagahan. Apalagi topeng ini menurut sejarahnya adalah salah satu petinggi besar kerajaan yang sakti dan piawai. Pantas saja, orang yang menari memakai topeng ini mau tak mau harus gagah dan membusungkan dadanya. Aku makin terkesima memakai topeng ini. Rasanya, aku ingin memakainya kembali. Aku pakai celanaku, lalu topeng itu menutupi seluruh wajahku dengan rambutnya yang panjang dan lebat. Sangat lebar sekali rambutnya.

Aku meloncat kegirangan. Lalu salto dengan dua langkah tangan dan melakukan gejlokan kaki kanan ke depan. Satu tanganku di depan dan ke atas, satunya lagi di kiri dan menghadap ke bawah seperti Anoman. Heeeeaaa. Aku suka sekali. Sangat suka. Dari balik topeng itu aku mendengar suara alunan gamelan. Akan tetapi tak ada yang menyalakan musik gamelan, bahkan tak ada yang punya gamelan di Desa ku. Aku melihat keluar, barangkali ada seniman barongan sedang lewat, tetapi juga hampa. Hanya ada aku sendiri dengan topeng ini di wajahku. Tiba-tiba ibuku membuka pintu saat aku sedang rol ke belakang dan kaget melihat ganongan di depan matanya. Dia marah dan menyuruhku melepas topeng itu. Dia sangat tak suka dengan kehadiran topeng banyol itu di hadapannya.

2022